Chapter 4

13.6K 1.1K 37
                                    

Previously in "Yes, Master" chapter three

Ini tidak mungkin terjadi.

Aku membutuhkan pekerjaan ini, aku membutuhkan uang. Gaji ibuku tidak seberapa, dan ayahku bahkan tidak memiliki harapan. Butuh segenap kekuatan bagiku untuk tidak berteriak di tempat.

Dihadapanku saat ini, adalah anak majikanku. Yang berarti dia adalah bosku, karena itulah tugasku--menjadi pelayan pribadinya. Untuk beberapa saat, aku hanya terdiam sebelum pemikiran itu meng-klik di dalam kepalaku.

Harry Fucking Styles adalah bos ku!

----------------------------

"Mmmm," suara gumaman keluar dari bibirnya ketika dia mulai berpindah posisi dalam tidurnya.

Aku bisa merasakan darah mengalir di setiap jengkal tubuhku ketika jantungku memompa dengan cepat. Rasanya seluruh udara telah terhisap dari ruangan ini--aku merasakan diriku mulai megap-megap mencari udara.

Aku harus keluar dari sini. Sekarang.

Tanpa berpikir dua kali, aku segera berbalik dan berjalan ke arah tangga untuk segera turun. Tapi langkahku langsung terhenti ketika suara itu memanggil.

"Hey kau.." Panggilnya dengan suara serak--masih mencoba melawan kantuk.

Shit. Shit. Shit

Aku tak bisa mengatur nafasku sehingga menimbulkan bunyi yang tak terkontrol--maka aku pun mencoba menahan nafasku untuk menghilangkan suara itu. Tapi suara detak jantungku sendiri menghianatiku. Aku yakin dia pasti bisa mendengarnya. Sial.

Perlahan-lahan, aku mulai mencoba mengumpulkan ketenanganku, sementara otakku mencoba mencari taktik untuk keluar dari situasi ini. Dengan tangan yang bergetar, aku mulai mengambil sapu yang tadi sempat ku sandarkan di dekat tangga dan mulai menyapu--atau harus ku katakan berpura-pura menyapu.

Aku menjaga wajahku agar tetap menunduk kebawah agar tidak terlihat, sementara tubuhku masih memunggunginya. Bagaimana jika dia berpikir bahwa aku bersikap tidak sopan? Dia bisa memecatku. Tapi saat ini aku tidak peduli. Aku tidak bisa berpikir dengan rasional sementara aku berada dalam kamar yang sama dengan orang yang ku benci. Aku tidak ingin mengakuinya, tapi sejujurnya dia membuatku merasa ketakutan dan terintimidasi akibat sifatnya, apalagi mengingat kejadian terakhir kali--ketika aku menendang selangkangannya.

Apa yang akan dia lakukan jika dia mengetahui bahwa aku bekerja dirumahnya sebagai pelayan? Dia pasti akan melakukan balas dendam dengan menggangguku, atau bahkan yang lebih buruk--dia akan memberi tahu seisi sekolah bahwa aku bekerja di rumahnya sebagai seorang pelayan.

Pemikiran itu cukup untuk membuat wajahku memerah akibat malu sehingga membuatku harus menunduk lebih bawah lagi--bahkan hingga membuat leherku kesakitan. Semoga dia tidak akan curiga, lebih baik dia berpikir bahwa aku adalah penderita osteoporosis dari pada dia harus mengetahui bahwa Lea O'Connor adalah pelayannya--harapan bodoh, aku tahu.

"Apa kau pelayan baru disini?" Tanyanya sambil terkekeh pelan.

Untuk sesaat aku tidak tahu harus berkata apa. Apakah aku harus memanggilnya Mr. Asshole? Tidak. Tidak. Aku harus bersikap normal untuk menutupi identitasku selama mungkin.

"Yes Mr.Styles, I'm the new maid here.." Jawabku dengan suara tinggi yang terdengar melengking demi menyamarkan suara asliku. Tapi hal tersebut malah membuatku mengernyit ketika mendengar suara itu keluar dari mulutku sendiri. Aku memang payah.

"Siapa namamu?" Tanyanya dengan suara yang berkesan menggoda. Aku mencoba menahan dorongan untuk memutar bola mataku dengan jengkel.

Siapa yang menyangka bahwa Harry Styles akan menggunakan pesonanya kepada seorang pelayan? Sepertinya dia tidak hanya menggoda seluruh murid perempuan di Westwood, tapi juga seluruh pelayan di rumahnya--itu menjelaskan kenapa gadis-gadis pelayan yang tadi kutemui selalu membicarakannya. Pesona Harry Styles memang boleh memengaruhi seluruh populasi wanita, tapi tidak bagiku.

Yes, Master [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang