BAB 28

43 6 0
                                    

Septia terkejut dengan berita kematian Baby yang menjadi pelaku dari kematian adiknya. Ia mengetahui itu dari dukun yang ia datangi kemarin sore, niatnya mau meminta agar Ghisela tunduk, dan penjaga-an yang di berikan orang rumah itu sirna, namun dukun itu mengatakan pelakunya sudah mati.

Septia merasa senang meskipun terkejut, karena ia tidak perlu susah payah berbelit-belit mengambil tindakan untuk membalaskan dendam, namun dukun itu mengatakan bahwa Calista menginginkan Ghisela ikut bersamanya, yang padahal tanpa Septia ketahui bahwa itu merupakan tumbal, bayaran untuk Iblis yang menjadi budak dukun tersebut.

Meskipun merasa aneh, tetapi Septia tidak mencurigai apapun, dan ia menyetujui.

Septia yang setiap malam jum-at di mintai sesajen, membacakan mantra-mantra untuk menembus kekuatan pada Calista, ia hanya menurut saja dan ikut serta menjadi ancaman keselamatan Ghisela.

Tetapi kematian Baby, tidak sama sekali di ungkap karena apa, dan bahkan adanya pelaku atau tidak-pun tidak sama sekali di ketahui oleh banyak orang. Lalu siapa di balik kematian Baby?

>>

Sore ini Ghisela bertekad akan mendatangi kediaman Calista, ia pergi sendirian bahkan tidak bicara sama sekali kepada Raka ataupun orangtuanya. Ia tahu ini sangat ceroboh, tetapi ia merasa tidak nyaman karena Calista terus menghantuinya.

"Lo mau kemana?" Raka menatap penampilan Ghisela yang memakai pakaian tertutup, juga hoodie berwarna hitam.

"Aku ada kerja kelompok,"

"Tumben pakean lo begitu, biasanya lengan pendek?"

"Kata mama gak boleh pake baju pendek. Aku pergi dulu ya kak, nanti kalau mama udah pulang mengaji kasih tau ya."

"Gue anter!"

"G-gak usah kak, a-aku bisa sendiri."

"Lo mau pergi sama si Abizar?"

"Nggak kak, demi Tuhan aku pergi sendiri." melihat ekspresi Ghisela yang nampak kelihatan jujur, maka Raka mempercayainya dan memberikan izin.

Ghisela pamit pergi.

Namun meskipun di izinkan jelas saja Raka tidak akan membiarkan gadis itu pergi sendirian, ia mengekori-nya dengan mengandalkan grab bike yang segera ia pesan saat itu juga.

"Ikutin cewek yang naik taxi itu," ucap Raka yang kemudian di angguki pengemudi grab.

Lumayan jauh, jelas membuat Raka semakin khawatir, mau kemana sebenarnya gadis itu pergi?

Lalu di pertengahan jalan, Ghisela menuruni taxi itu, Raka meminta ikut behenti tetapi dari kejauhan. Disana ada Abizar, dan entah apa yang mereka bicarakan tidak bisa Raka dengar, namun gadis itu segera menumpangi motor milik Abizar.

Sial, dia bohongin gue!

Tadinya ingin sekali Raka langsung menegur menghampiri keduanya, namun ia urungkan niatnya karena ingin tahu mau pergi kemana sebenarnya mereka berdua.

>
>

Ghisela sendiri tidak sengaja bertemu dengan Abizar, ia turun dari taxi karena lupa membawa uang lebih dan hanya cukup sampai di perempatan jalan.

"Mau kemana?" Abizar menghentikan motornya. Niat Ghisela mau berganti menumpangi angkutan umum, sebab sisa uangnya tinggal 10 ribu rupiah.

"Hm, kak Abizar kok bisa disini?"

"Rumah gue arah sini. Mau bareng? Biar sekalian."

"K-kak Abizar, aku sebenernya mau kerumah Calista. Aku mau nemuin keluarganya."

SESAT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang