1. Skandal Masa Lalu

595 12 0
                                    

Luna Bailey menghela napas saat lampu-lampu studio terakhir padam, menandai akhir dari proses syuting yang panjang.
Sebagai aktris papan atas Indonesia, ia telah membintangi banyak film besar, menjadi wajah yang tak asing di layar lebar. Kali ini, Luna beradu akting dengan Joe, idol pria nomor satu di Indonesia yang baru saja debut di dunia film. Joe, anggota grup "The Sea," dikenal memiliki penggemar fanatik, yang memperhatikan setiap langkahnya dengan penuh gairah.

Saat mereka keluar dari set, Luna tetap menjaga ekspresi dinginnya. Di belakangnya, Dina, asisten setianya, mengikutinya dengan langkah cepat. Meskipun dunia sekitarnya dipenuhi pujian dan tepuk tangan, Luna merasakan udara penuh ketegangan. Bukan karena film yang baru ia selesaikan,
itu adalah sesuatu yang sudah biasa bagi Luna, Melainkan karena suara-suara sumbang dari penggemar Joe.
Luna tahu, ada beberapa di antara mereka yang tak senang melihatnya berbagi layar dengan idol mereka.

Begitu tiba di dalam mobil, Dina membuka ponselnya dan menatap Luna dengan serius.
"Luna, ada yang perlu kamu tahu," katanya, nada suaranya menandakan bahwa ini adalah sesuatu yang penting.

Luna berbalik menatapnya, sedikit mengerutkan dahi.
"Apa itu?"

Dina menggigit bibirnya, tampak ragu.
"Sebuah tulisan anonim muncul di komunitas online. Mereka mengklaim bahwa kamu adalah seorang pembully di masa lalu."

Luna merasakan darahnya mendidih saat Dina melanjutkan.

"Berita ini sudah viral, dan banyak orang mulai berbicara. Mereka menyebarkan tangkapan layar interaksi kamu di sekolah."

Wajah Luna tetap dingin, tetapi di dalam hatinya, kemarahan dan rasa cemas mulai berkecamuk.
"Apa?" suaranya datar, meskipun ada badai yang mengamuk di dalam dirinya. Berita ini menyebar dengan cepat, disertai ribuan komentar dari penggemar Joe yang marah.

"Kami tidak ingin seorang pembully berakting dengan idol kami!" komentar salah satu dari mereka. Luna menatap layar ponselnya tanpa ekspresi, tetapi ada kerinduan untuk melawan api yang berkobar di dalam dirinya.

"Luna, ini serius. Jika ini tidak ditangani, bisa mempengaruhi film ini," kata Dina, matanya penuh kekhawatiran.

"Aku tahu," jawab Luna singkat, menyembunyikan perasaannya di balik topeng keteguhan. Dia sudah terlalu lama dalam industri ini untuk membiarkan hal-hal seperti ini merusaknya, tetapi tetap saja, ada rasa gelisah yang tak bisa dia abaikan.

Dia merasa dunia di sekelilingnya mulai runtuh. Jika berita ini terus menyebar, itu bisa mempengaruhi kariernya, dan lebih buruk lagi, bisa memengaruhi penayangan film Joe. Para penggemar Joe tidak segan-segan untuk menghancurkan siapapun yang mereka anggap sebagai ancaman bagi idola mereka.

"Lalu, bagaimana selanjutnya?" tanya Dina, tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

Luna terdiam sejenak, pikirannya berputar. Tidak ada yang berubah dari ekspresinya. Dingin. Tegas. Dia selalu tahu bahwa dunia hiburan ini bisa kejam, dan saat ini, dia hanya perlu memastikan dirinya siap menghadapi apa pun yang datang.

"Hubungi manajerku," perintahnya, suara tetap tenang.
"Kita perlu menanggapi sebelum ini keluar dari kendali."

Dengan pikiran yang semakin kuat dan hati yang beku, Luna bersiap menghadapi badai yang akan datang. Bagaimanapun, dia tahu dunia ini tidak selalu adil, dan dia akan berjuang untuk membuktikan bahwa masa lalu yang kelam bukanlah akhir dari segalanya.

Hidden FlamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang