11. Sampai Jumpa Lagi

430 29 0
                                    

Malam itu, Luna menikmati makan malam bersama Kevin. Undangan dari Kevin terasa istimewa, meski alasan utamanya adalah sekadar terima kasih karena Luna telah datang mendukungnya di pertandingan. Sebagai seorang selebriti papan atas, Luna sudah terbiasa dengan acara formal, tetapi kali ini rasanya berbeda. Makan malam kali ini lebih intim dan santai. Kevin, yang selalu tampak fokus dan serius di lapangan, menunjukkan sisi yang lebih ringan dan hangat.

Sambil menyantap hidangan, Luna mengajukan pertanyaan yang sudah lama ia pikirkan.
"Setelah ini, kapan kamu kembali ke Inggris?"

Kevin meletakkan garpu, lalu menatap Luna dengan senyum tipis. "Akhir pekan ini, aku harus kembali."

Luna mengangguk pelan, meresapi jawaban itu. Namun sebelum suasana menjadi terlalu serius, Kevin tiba-tiba menambahkan dengan nada bercanda,
"Tapi jangan terlalu sedih, aku akan segera kembali."

Luna terkesiap dan tertawa kecil. Kevin selalu punya cara untuk membuatnya sedikit salah tingkah.

"Siapa bilang aku sedih?" balas Luna sambil berusaha menjaga wibawanya, meski dalam hati ia merasa canggung dengan cara Kevin menggoda.

Kevin hanya tersenyum puas melihat reaksinya. Ada kehangatan dalam percakapan mereka, sesuatu yang tak pernah Luna bayangkan sebelumnya. Di balik segala ketenangan dan rasa percaya dirinya, ada sedikit rasa penasaran yang muncul tentang hubungan mereka.

Malam itu berlanjut dengan obrolan ringan, sesekali diselingi lelucon Kevin yang membuat Luna tertawa lebih dari biasanya. Ia merasa nyaman berada di dekat Kevin, lebih dari yang pernah ia duga. Tapi di balik itu, ada juga rasa yang tak bisa Luna abaikan, rasa penasaran tentang apa yang akan terjadi setelah Kevin kembali ke Inggris.

Setelah makan malam yang penuh kehangatan dan canda tawa , Kevin mengantar Luna pulang. Mobil mereka melaju tenang, membelah kota yang mulai sepi, lampu-lampu jalan memberikan cahaya hangat di luar jendela. Sepanjang perjalanan, percakapan mereka mengalir begitu saja, ringan namun bermakna. Kevin sesekali menggoda Luna, dan Luna, meskipun berusaha menjaga gengsinya, tak mampu menahan senyum.

Ketika mobil akhirnya berhenti di depan apartemen Luna, suasana tiba-tiba berubah. Tidak ada lagi tawa atau obrolan ringan. Keheningan menyelimuti mereka berdua. Hanya suara lembut musik dari radio yang mengisi ruang di antara mereka, bersama dengan cahaya redup yang menerobos melalui jendela mobil.

Kevin menoleh ke arah Luna. "Terima kasih sudah datang, Luna," katanya dengan suara rendah, namun penuh makna.
"Sampai jumpa lagi...."

Luna, yang biasanya pandai menyembunyikan perasaannya, kali ini merona. Ucapan Kevin terdengar begitu tulus, hingga hatinya tiba-tiba berdetak lebih cepat. Ia terdiam sesaat, matanya menatap pintu apartemen yang belum sempat dibuka. Suasana ini begitu aneh, sesuatu yang jarang ia rasakan. Di satu sisi, ia merasa canggung, namun di sisi lain, ada perasaan hangat yang tak bisa ia abaikan.

"Sama-sama, Kevin," ucap Luna pelan, suaranya sedikit bergetar. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan diri.
"Pastikan kamu kembali dengan sehat ya!!"

Senyum tipis muncul di bibir Kevin. Dalam cahaya redup, matanya memancarkan kehangatan yang tak biasa.
"Pasti. Aku akan kembali," jawabnya singkat namun terasa dalam.

Luna akhirnya membuka pintu mobil, melangkah keluar dengan hati-hati. Udara malam menyapa kulitnya, namun tak mampu mendinginkan kehangatan yang masih ia rasakan. Sebelum berjalan masuk, ia menoleh sekali lagi ke arah Kevin, yang masih duduk di dalam mobil, menatapnya dengan senyum di wajah.

"Selamat malam, Luna," Kevin mengucapkan itu dengan cara yang membuat jantung Luna kembali berdebar.

Luna hanya mengangguk dan melangkah menuju pintu apartemen. Namun setiap langkah terasa berat, seakan meninggalkan sesuatu yang tak ingin ia akhiri. Ketika akhirnya ia masuk ke dalam, Luna bersandar di pintu, hatinya masih bergolak.

Malam itu, meski sendirian di apartemen yang sunyi, bayangan Kevin terus menghantui pikirannya. Ada sesuatu dalam keheningan mereka, sesuatu yang belum pernah Luna rasakan sebelumnya.

HIDDEN FLAMES[END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang