Luna dan Kevin memutuskan untuk menghabiskan waktu di beberapa tempat eksotis Bali yang penuh dengan suasana romantis.
Salah satunya adalah Pantai Nusa Dua, di mana mereka berjalan berdua di atas pasir putih yang lembut, ditemani suara deburan ombak dan angin yang bertiup lembut. Sinar matahari yang perlahan terbenam memberi warna keemasan di langit, menambah keindahan momen mereka.
"Tempat ini luar biasa indah," ujar Luna sambil memandangi garis pantai yang seolah tak berujung. Matanya berkilau, mencerminkan keindahan sekitar.
Kevin mengangguk, berjalan di sampingnya dengan senyum yang tak pernah hilang sejak mereka tiba di Bali.
"Ya padahal aku sering ke sini, tapi rasanya berbeda saat bersamamu," katanya, suaranya rendah namun penuh makna.Luna merona, hatinya berdebar. "Oh, jadi kau sering ke sini?" godanya, mencoba meredakan ketegangan di dadanya.
"Tidak terlalu sering," jawab Kevin dengan senyuman khasnya.
"Tapi kali ini, Bali memang lebih spesial."Setelah berjalan sepanjang pantai, mereka kemudian melanjutkan ke Ubud, ke Tegallalang Rice Terraces, sebuah lokasi yang menakjubkan dengan pemandangan sawah hijau berundak-undak yang memanjakan mata. Di sana, mereka duduk di sebuah kafe yang menghadap langsung ke terasering.
Suasana begitu tenang, hanya suara gemerisik angin dan air mengalir yang terdengar, menciptakan keintiman yang mendalam.
"Bagaimana rasanya jauh dari hiruk pikuk kota?" Kevin bertanya saat mereka menikmati minuman segar di bawah rindangnya pohon.
Luna menoleh, tersenyum hangat. "Menyenangkan. Aku bisa melupakan segalanya sejenak... kecuali kamu," candanya dengan tawa kecil, tapi ada kebenaran dalam kata-katanya.
Kevin tersenyum, sedikit menunduk seolah merasa tersanjung.
"Aku senang bisa berbagi momen ini denganmu," balasnya lembut, tangannya dengan sendirinya menyentuh punggung tangan Luna yang tergeletak di atas meja. Sentuhannya ringan, tapi cukup untuk membuat Luna merasakan kehangatan yang menjalar di seluruh tubuhnya.Percakapan mereka mengalir tanpa henti, berbicara tentang banyak hal, dari impian mereka, kehidupan masa lalu, hingga harapan untuk masa depan. Setiap kata yang terucap semakin mempererat hubungan yang terjalin, meskipun tidak satu pun dari mereka yang menyatakan perasaan mereka secara langsung.
Kemudian, Kevin mengajak Luna ke Jimbaran untuk makan malam romantis di tepi pantai, menikmati makanan laut segar di bawah cahaya lilin dan langit yang dihiasi bintang-bintang. Aroma laut yang segar dan suara deburan ombak menjadi latar belakang sempurna untuk percakapan mereka yang hangat dan penuh tawa.
Saat makanan mereka tiba, Kevin menatap Luna dengan senyum lembut.
"Aku tak pernah merasa sesantai ini sebelumnya. Kau membuat segalanya terasa lebih menyenangkan," ucapnya.Luna, yang hatinya sudah luluh oleh kata-kata dan perhatian Kevin, hanya bisa tersenyum kecil.
"Aku juga merasa begitu. Rasanya, kita seperti melupakan segalanya di sini," balasnya.Tanpa disadari, tangan mereka bertemu di atas meja, jari-jemari mereka bersentuhan lembut. Tidak ada kata-kata yang terucap, namun kehangatan sentuhan itu sudah cukup untuk menyampaikan perasaan yang tak terungkapkan.
Malam itu, setelah seharian menikmati berbagai keindahan Bali, Luna dan Kevin kembali ke villa keluarga Kevin.
Villa itu terletak di atas tebing yang menghadap langsung ke laut, memberikan pemandangan bintang yang begitu memukau. Suara ombak yang menghantam karang terdengar lembut, menambah suasana malam yang tenang dan intim.Luna berdiri di balkon villa, memandangi langit malam yang dipenuhi bintang-bintang. Angin malam Bali yang sejuk menyapu lembut rambutnya, dan ia merasa damai. Namun, di tengah ketenangan itu, pikirannya tidak bisa lepas dari Kevin. Ada sesuatu yang menggantung di antara mereka, sebuah ketegangan yang tak terucap sejak momen kebersamaan mereka di pantai.
Kevin muncul dari dalam villa, dengan pakaian santai, kaus putih tipis dan celana pendek kasual. Rambutnya sedikit berantakan karena angin, dan dengan langkah tenang ia menghampiri Luna.
"Kau menikmati pemandangan?" tanyanya lembut, berdiri di sampingnya.
Luna mengangguk, masih memandang ke langit. "Bintang-bintang di sini luar biasa," gumamnya.
"Ya, tapi aku lebih menikmati pemandangan yang ada di depanku," Kevin berkata pelan, namun sarat makna, membuat Luna mendongak dan menoleh ke arahnya.
Tatapan mereka bertemu, dan untuk sesaat waktu seolah berhenti. Di bawah kilauan bintang dan cahaya bulan yang lembut, ada sesuatu yang berubah. Jantung Luna berdebar lebih kencang, dan Kevin perlahan mendekat, merapikan beberapa helai rambut Luna yang tertiup angin. Gerakan itu membuat Luna mematung, tubuhnya membeku dalam kehangatan sentuhan Kevin.
"Kau luar biasa, Luna," bisik Kevin, suaranya hampir bergetar, seolah menahan sesuatu yang selama ini ia pendam.
Luna tidak bisa lagi menahan tatapannya. Ada intensitas di mata Kevin yang membuatnya tak bisa berpaling. Tiba-tiba, udara di antara mereka terasa lebih tebal, dan sebelum Luna sempat berpikir, bibir Kevin telah menyentuh bibirnya. Ciuman itu lembut pada awalnya, seolah menanyakan izin, namun dalam beberapa detik berubah menjadi lebih dalam dan penuh gairah.
Luna merasakan kehangatan yang menjalar di seluruh tubuhnya. Tangan Kevin dengan lembut membingkai wajahnya, sementara Luna merespons dengan penuh perasaan, seolah-olah ciuman itu adalah jawaban dari semua perasaan yang selama ini tersimpan di hatinya.
Mereka tenggelam dalam momen itu, seolah dunia di luar villa menghilang. Hanya ada mereka berdua, di bawah langit malam Bali yang penuh bintang. Ciuman itu tidak hanya menggambarkan hasrat, tetapi juga sebuah janji yang belum terucap, tentang perasaan yang lebih dalam, lebih dari sekadar kebersamaan biasa.
Saat akhirnya mereka melepaskan diri, napas mereka sedikit tersengal, namun tidak ada penyesalan di mata keduanya. Hanya ada keheningan yang penuh arti, kehangatan yang masih menggantung di antara mereka, dan tatapan yang mengatakan lebih banyak daripada yang bisa diungkapkan kata-kata.
Kevin tersenyum kecil, membelai lembut pipi Luna.
"Aku sudah lama ingin melakukan itu," ucapnya, suaranya rendah dan serak.Luna tersenyum, matanya masih berbinar karena momen itu. meskipun ia sendiri masih merasa bingung dengan perasaannya.
Malam itu, di bawah langit Bali yang penuh bintang, Luna dan Kevin akhirnya terhubung dalam cara yang lebih dalam, lebih intens. Namun, di balik ciuman panas itu, Luna masih merasa ada sesuatu yang membuatnya penasaran, perasaan yang belum sepenuhnya terungkap dari Kevin. Perasaan yang membuatnya terus bertanya-tanya, apa yang sebenarnya ada di balik tatapan hangat itu?

KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN FLAMES[END]✓
RomanceLuna Bailey terjebak dalam skandal lama yang menyeruak ke publik. Tuduhan anonim bahwa ia pernah menjadi pembully viral, diperparah oleh sorotan fans fanatik Joe, idol pria yang menjadi lawan mainnya dalam film terbaru. Di tengah krisis, masa lalu L...