EXT. LORONG JALAN - MALAM
Humbalang berjalan menyusuri lorong gelap di malam hari, sebuah tempat yang jarang dilalui orang pada jam-jam seperti ini. Langit malam di atasnya pekat, hanya disinari bulan sabit yang samar, menciptakan bayangan panjang di sepanjang lorong. Suara langkah kakinya bergema, tetapi ia tetap waspada, matanya berkeliling menelusuri setiap sudut gelap yang dilaluinya.
Saat Humbalang terus berjalan, sebuah energi aneh tiba-tiba terasa di sekitarnya. Nalurinya sebagai Inyek Kumayan langsung terpicu. Ia memperlambat langkahnya, merasakan kehadiran yang kuat, kehadiran yang bukan manusia biasa. Pandangannya tertuju ke depan, dan tak jauh di sana, ia melihat seorang anak laki-laki remaja yang tampak sedang marah.
Anak laki-laki itu berdiri di sudut lorong, wajahnya tegang, napasnya terengah-engah. Tangannya mengepal kuat, dan sesekali terdengar raungan pelan dari tenggorokannya, seperti sedang menahan amarah yang membara di dalam dirinya. Di mata anak itu, ada kilatan yang tidak biasa, sesuatu yang membuat Humbalang langsung tahu, ini bukan manusia biasa.
Humbalang berhenti, tubuhnya menegang. Dalam hatinya, ia segera mengenali energi itu. Aura Inyek Kumayan sangat kuat di sekitar bocah tersebut. Wajah Humbalang mengeras saat ia mengingat pesan dari Gumara. Bisa jadi ini adalah bocah yang diceritakan oleh Key, bocah yang mungkin jika benar adalah anak yang hilang selama 17 tahun.
" Ini tidak salah lagi... Bocah ini. Gumara benar, dia memiliki darah inyek kumayan." ucap Humbalang dalam hati, terkejut namun tenang.
Ia memperhatikan bocah itu lebih lama, mencoba memastikan perasaannya. Aura Inyek Kumayan yang begitu kuat terpancar dari anak laki-laki ini, begitu kental hingga Humbalang bisa merasakannya dari jarak beberapa meter. Dalam pikirannya, hanya satu pertanyaan yang berputar, apakah ia benar putra Rajo Langit yang hilang?
Bocah itu tampaknya belum menyadari kehadiran Humbalang. Matanya masih dipenuhi amarah, tubuhnya bergetar pelan, dan tangannya masih mengepal kuat, seolah menahan sesuatu yang besar di dalam dirinya. Humbalang bisa melihat dengan jelas bahwa anak itu tengah bergumul dengan sesuatu yang tidak bisa ia kendalikan, kekuatan inyek yang mulai bangkit.
Humbalang tahu, jika tidak segera dilakukan sesuatu, anak itu bisa kehilangan kendali. Kekuatan inyek yang belum terkendali sangat berbahaya, bahkan untuk sesama Kumayan. Humbalang merasakan tanggung jawab yang besar menghampirinya. Dia harus segera mengambil tindakan, tetapi tidak bisa gegabah. Anak ini masih belum tahu siapa dia sebenarnya, dan terlalu cepat mengungkap kebenaran bisa menyebabkan hal yang lebih buruk.
" Aku harus bicara dengannya, anak ini harus dilindungi. Jika benar dia adalah putra Rajo Langit, segalanya akan berubah." ucap Humbalang berbisik pada dirinya sendiri, tegas.
Malam itu, Humbalang menyadari bahwa segala yang direncanakan oleh Gumara dan saudara-saudara Inyek Kumayan akan segera diuji. Dan bocah ini, sosok yang berdiri di depannya dengan kekuatan yang belum sepenuhnya terbangun, akan menjadi pusat dari semua itu.
Dengan langkah tenang, Humbalang memutuskan untuk mendekati bocah tersebut, bersiap untuk melakukan apa pun yang diperlukan. Wajahnya tetap tenang, tapi di balik ketenangan itu, ia sangat menyadari situasi yang dihadapinya. Shakti, bocah remaja itu, berdiri terpaku. Mata Shakti membulat, penuh keterkejutan. Wajahnya menunjukkan ketakutan yang mendalam saat dia menyadari bahwa seseorang telah melihat apa yang baru saja terjadi padanya perubahan menjadi, manusia harimau.
KAMU SEDANG MEMBACA
WATTPAD VERSION : 7 MANUSIA HARIMAU NEW GENERATION
Fanfiction17 tahun telah berlalu sejak Pitaloka, istri tercinta Gumara Peto Alam, diculik secara misterius. Gumara, yang masih terpukul oleh kehilangan istrinya, berjuang keras untuk menemukan Pitaloka namun selalu menemui jalan buntu. Kehidupan Gumara kini h...