17 tahun telah berlalu sejak Pitaloka, istri tercinta Gumara Peto Alam, diculik secara misterius. Gumara, yang masih terpukul oleh kehilangan istrinya, berjuang keras untuk menemukan Pitaloka namun selalu menemui jalan buntu. Kehidupan Gumara kini h...
Pagi itu, sinar matahari menyusup di antara pepohonan lebat di hutan Jawa. Burung-burung berkicau riang, menciptakan suasana yang kontras dengan ketenangan di hutan. Di tengah keheningan, seorang perempuan dewasa dengan tidak sengaja menemukan seorang wanita tergeletak di tengah hutan, perempuan dewasa itu bernama bu Yani.
Bu Yani menghentikan langkahnya ketika melihat sosok tak berdaya terbaring di antara semak-semak. Wajah Bu Yani penuh rasa iba dan kekhawatiran. Dia mendekat, berlutut di samping tubuh tak sadarkan diri Pitaloka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Ya Allah... ada orang!" ucap Bu Yani terkejut dan panik.
Ia memeriksa keadaannya, tangannya mengguncang tubuh si wanita yang tak sadarkan diri, mencoba memancing respons apa pun.
" Tolonggg! Ada orang yang terluka di sini! Tolonggg!" teriak Bu Yani dengan suara panik, berteriak.
Namun, hutan pagi itu sunyi. Tidak ada seorangpun yang mendengar teriakannya, hanya angin yang berdesir di antara pepohonan. Sadar bahwa bantuan mungkin tak segera datang, Bu Yani berusaha sekuat tenaga menolong wanita itu, mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk membawanya keluar dari hutan menuju tempat yang lebih aman.
" Ya Allah, kasihan sekali... Apa yang terjadi padamu, Nak?" ucap Bu Yani dengan lembut.
Dengan hati-hati, Bu Yani memeriksa kondisi Pitaloka. Dia menyentuh dahi Pitaloka yang dingin dan memeriksa nadinya yang lemah.
" Aku harus membawa kamu ke tempat yang aman." ucap Bu Yani penuh tekad.
Bu Yani mengangkat Pitaloka dengan susah payah, memasukkan tenaganya yang sudah tak muda lagi. Dengan penuh usaha dan hati-hati, dia membawa Pitaloka melewati jalan setapak di hutan menuju sebuah desa terdekat. Bu Yani berjalan dengan susah payah, membawa Pitaloka di punggungnya. Dia terus berjalan, tak kenal lelah, menyusuri jalan setapak yang panjang dan berliku di hutan.
Setelah perjalanan yang melelahkan, Bu Yani akhirnya tiba di desa terdekat. Beberapa penduduk desa yang melihat mereka segera menghampiri, menawarkan bantuan.
" Ada apa, Bu? Siapa dia?" tanya Warga Desa.
" Saya menemukan dia di dalam hutan... Pak, tolong bantu saya sepertinya dia butuh bantuan medis segera. Tolong bawa dia ke rumah sakit." ucap Bu Yani sambil terengah-engah.
Beberapa penduduk desa dengan sigap membantu Bu Yani membawa Pitaloka ke sebuah kendaraan. Mereka segera menuju rumah sakit terdekat, berharap dapat menyelamatkan nyawa perempuan muda yang tak berdaya itu.
...
INT. RUMAH SAKIT DI JAWA - RUANG GAWAT DARURAT - PAGI
Di ruang gawat darurat, para dokter dan perawat segera menangani Pitaloka. Mereka memasang infus, memeriksa tanda-tanda vital, dan melakukan berbagai upaya untuk menstabilkan kondisinya.
