13

360 24 8
                                    

KEESOKAN PAGINYA

INT. KAMPUS UNIVERSITAS KARYA BAKTI - RUANG DOSEN - PAGI

Pagi yang tenang di kampus tidak mampu menyembunyikan ketegangan yang dirasakan oleh Gumara dan Humbalang saat mereka berjalan cepat menuju ruang dosen. Keduanya tahu bahwa mereka harus menghentikan program KKN di Bengkulu yang direncanakan oleh kampus, dan orang yang harus mereka hadapi adalah Pak Kasbul.

Setibanya di ruang dosen, mereka langsung menemui Pak Kasbul yang sedang duduk di balik meja kerjanya, menyusun beberapa berkas. Ketika Pak Kasbul melihat kedatangan mereka, senyum tipis menghiasi wajahnya, namun di balik senyuman itu tampak ketegasan yang tidak mudah diubah.

 Ketika Pak Kasbul melihat kedatangan mereka, senyum tipis menghiasi wajahnya, namun di balik senyuman itu tampak ketegasan yang tidak mudah diubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Selamat pagi, Pak Gumara, Pak Humbalang. Apa yang bisa saya bantu pagi ini?" tanya Pak Kasbul tersenyum tipis.

Gumara menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum berbicara.

" Pagi, Pak Kasbul. Saya ingin membicarakan tentang KKN mahasiswa yang akan diadakan di Bengkulu. Saya mohon, Anda harus mempertimbangkan kembali keputusan itu. Daerah yang Anda pilih untuk KKN itu terlalu berbahaya, dan jauh sekali, Pak." ucap Gumara serius.

Pak Kasbul terlihat mengangkat alis, seolah tertarik dengan pernyataan itu, namun wajahnya tidak menunjukkan keraguan sedikit pun.

" Berbahaya, Pak Gumara? Apa yang Anda maksud dengan berbahaya? Setahu saya, Bengkulu adalah kota yang penuh sejarah dan budaya yang sangat kaya, dan desa yang kami pilihkan untuk anak-anak itu aman, hal itu justru yang menjadi alasan utama mengapa kami memilih tempat itu." ucap Pak Kasbul santai.

Humbalang, yang berdiri di samping Gumara, ikut angkat bicara dengan nada tegas.

" Bengkulu bukan tempat yang biasa, Pak. Ada banyak masalah terutama di desa yang Anda pilihkan untuk para mahasiswa, di sana banyak kejahatan, konflik. Saya tahu, karena saya sendiri berasal dari daerah itu. Ini bukan sekadar tentang sejarah atau budaya." ucap Humbalang serius.

Pak Kasbul menatap keduanya dengan mata tajam. Senyum tipisnya menghilang, digantikan oleh sorot mata yang dingin dan tajam.

" Apakah Anda meragukan keputusan saya sebagai dosen dan penyelenggara KKN, Pak Gumara.. Pak Humbalang?" ucap Pak Kasbul dengan nada tajam.

Gumara merasa desakan semakin kuat, tapi dia tetap berusaha mengendalikan emosinya. Ia tahu bahwa menghadapi Pak Kasbul bukanlah hal mudah.

" Bukan itu maksud saya, Pak Kasbul. Saya hanya mengkhawatirkan keselamatan para mahasiswa. Bengkulu terlalu jauh dan aksesnya juga sulit. Saya khawatir mahasiswa tidak siap menghadapi risiko yang mungkin ada di sana." ucap Gumara dengan nada tenang, tetapi tegas.

Namun, Pak Kasbul tidak terpengaruh sedikit pun. Ia tampak semakin keras kepala dengan keputusannya.

" KKN ini adalah bagian dari kurikulum, dan saya sudah menyusun program ini dengan pertimbangan matang. Bengkulu adalah tempat yang ideal untuk memahami sejarah antropologi. Saya sudah mengurus semuanya, dan tidak akan ada perubahan rencana." ucap Pak Kasbul dengan dinginnya.

WATTPAD VERSION : 7 MANUSIA HARIMAU NEW GENERATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang