16

307 25 12
                                    

...

Pitaloka menatap lekat wajah putrinya, Sekar Kemuning, yang duduk di sampingnya. Tangannya menggenggam erat tangan sang putri, seolah tidak ingin melepaskannya lagi. Mata Pitaloka berkaca-kaca, tetapi ada senyum lega yang terpancar dari wajahnya.

" Akhirnya, Nak. Akhirnya ibu bisa bertemu dengan kamu setelah sekian lama. Ibu rindu sekali.." ucap Pitaloka tersenyum lembut, suaranya bergetar.

Sekar memandang balik ibunya, perasaan hangat mulai mengalir di hatinya. Meski banyak pertanyaan yang belum terjawab, ia merasakan ketulusan dalam genggaman tangan ibunya.

" Ibu... Key juga senang bisa bertemu dengan Ibu. Ini seperti mimpi buat Key, Bu." ucap Key menyeka air mata, tersenyum.

Pitaloka mengangguk, matanya penuh dengan cinta dan penyesalan yang terpendam selama bertahun-tahun. Ia merasa lega karena akhirnya waktu yang selama ini ia impikan untuk bertemu dengan Sekar Kemuning akhirnya terwujud.

" Kini ibu tidak perlu bersembunyi lagi dari kamu. Ibu akan selalu ada di sini untuk kamu, Sekar." ucap Pitaloka mengusap lembut pipi Key.

Key tersenyum lebar, meski masih ada rasa canggung dalam hatinya. Namun, kehangatan dan kehadiran ibunya memberikan rasa nyaman yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Key mematung, tatapannya tak bisa lepas dari wajah ibunya, Pitaloka. Paras cantik ibunya memancarkan cahaya lembut di bawah sinar rembulan, membuat Key merasa damai hanya dengan melihatnya.

 Paras cantik ibunya memancarkan cahaya lembut di bawah sinar rembulan, membuat Key merasa damai hanya dengan melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Ibu... Ibu Pitaloka benar-benar cantik sekali, sama seperti di foto itu. Tidak ada yang berubah." ucap Key takjub, suaranya gemetar.

Pitaloka tersenyum lembut, senyumannya mampu menenangkan hati Key yang selama ini diliputi rasa penasaran dan rindu. Key teringat pada foto terakhir yang dilihatnya dari kotak usang milik ayahnya. Wajah ibunya tidak berubah sedikit pun, masih sama cantik dan berseri seperti dahulu.

" Terima kasih, Nak. Anak Ibu juga sama cantiknya, Ibu sangat.. sangat merindukan kamu." ucap Pitaloka tersenyum teduh.

Key merasa dadanya menghangat, air mata haru perlahan mengalir di pipinya. Ia tak menyangka pertemuan ini akan begitu berarti dan penuh emosi.

" Key juga sangat merindukan, Ibu. Banyak yang ingin Key tanyakan, tapi melihat Ibu di sini membuat semua pertanyaan itu terasa tidak begitu penting lagi." ucap Key menyeka air mata, tersenyum.

Pitaloka mengangguk, matanya juga berkaca-kaca. Ia merasa begitu lega bisa bertemu dengan putrinya setelah sekian lama terpisah.

 Ia merasa begitu lega bisa bertemu dengan putrinya setelah sekian lama terpisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WATTPAD VERSION : 7 MANUSIA HARIMAU NEW GENERATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang