JAKARTA
INT. RUMAH HUMBALANG - KAMAR PUTRA ALAM - MALAM
Humbalang masuk perlahan ke dalam kamar putranya, Putra Alam, melihat putranya yang tengah membereskan beberapa barang untuk persiapan KKN. Ekspresi wajah Humbalang menunjukkan kekhawatiran, tetapi ia berusaha tetap tenang di depan putranya.
" Alam, ayah ingin kau tetap berhati-hati selama di Bengkulu. Tempat itu mungkin bukan tempat biasa, kau tahu apa yang bisa terjadi di sana. Jangan sampai lengah, dan ingat... kau harus selalu melindungi saudara-saudaramu." ucap Humbalang khawatir.
Putra Alam menatap ayahnya, tersenyum tipis, mencoba menenangkan. Ia tahu persis bahwa sang ayah mengkhawatirkannya, terutama karena Bengkulu adalah tempat penuh misteri bagi keluarga mereka.
" Ayah, Alam akan baik-baik saja. Jangan khawatir. Alam sudah siap menghadapi apa pun yang akan terjadi di sana, dan Alam janji akan menjaga saudara-saudara Alam sebaik mungkin." ucap Alam tenang.
Humbalang mengangguk, meski hatinya masih merasa berat. Ia mendekati Putra Alam, menepuk bahunya dengan lembut.
" Kau anak yang kuat dan pemberani, Alam. Tapi ingat, kekuatanmu tidak hanya untuk dirimu sendiri. Bengkulu adalah tempat yang istimewa, banyak hal yang tak terduga ada di sana. Tetap waspada, dan andalkan nalurimu jika ada hal yang terasa salah." ucap Humbalang.
" Baik, Ayah. Alam akan tetap waspada, seperti yang Ayah selalu ajarkan pada Alam." ucap Alam.
Humbalang tersenyum kecil, merasa sedikit lega. Ia memeluk putranya dengan penuh kasih, menyadari bahwa ini adalah bagian dari perjalanan Putra Alam yang harus dijalani.
Di tengah percakapan antara Humbalang dan Putra Alam, sosok wanita anggun berdiri di ambang pintu kamar. Farah, istri tercinta Humbalang sekaligus ibu yang sangat disayangi Putra Alam, tersenyum lembut saat melihat dua pria terpenting dalam hidupnya. Melihat ekspresi wajah Humbalang yang terlihat sedikit khawatir, Farah mendekat dan mengelus bahu suaminya dengan penuh kasih.
" Ada apa ini? Malam-malam begini sudah mengadakan pertemuan rahasia tanpa Ibu lagi?" ucap Farah penasaran.
Humbalang tersenyum, meskipun masih ada sedikit rasa khawatir di wajahnya. Farah duduk di samping Putra Alam, menatap suami dan anaknya dengan penuh kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
WATTPAD VERSION : 7 MANUSIA HARIMAU NEW GENERATION
Fanfiction17 tahun telah berlalu sejak Pitaloka, istri tercinta Gumara Peto Alam, diculik secara misterius. Gumara, yang masih terpukul oleh kehilangan istrinya, berjuang keras untuk menemukan Pitaloka namun selalu menemui jalan buntu. Kehidupan Gumara kini h...