10

313 24 9
                                    

INT. KAMAR KEY - SIANG

Key duduk di tepi ranjangnya, matanya terus terpaku pada ponsel yang menampilkan foto-foto dari kotak usang yang ia temukan. Ia memperbesar foto di mana ayahnya, Gumara, bersama seorang wanita cantik, Pitaloka sedang menggendong bayi perempuan. Hati Key berdegup kencang saat ia menyadari bahwa bayi itu adalah dirinya.

Key memandang lebih lama ke wajah sang ibu. Ada sesuatu yang tak asing di sana. Garis wajah yang lembut, mata yang penuh kasih, dan senyum hangat. Semuanya terasa begitu dekat, begitu nyata. Seketika, pikirannya berputar, mengingat sosok wanita misterius yang selama ini selalu mengawasinya dari kejauhan. Wajah itu... Wajah wanita di foto yang memegang dirinya sebagai bayi, wajah ibunya, Pitaloka, ternyata mirip dengan wanita misterius yang sering ia lihat.

Key tersentak.

Key tersentak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Jadi... selama ini... apakah orang itu ibuku, Pitaloka?" ucap Key berbisik pada dirinya sendiri, terkejut.

Sebuah kesadaran menghantamnya dengan kuat. Wanita yang selalu ia lihat di kampus, di jalan, dan di tempat lain yang selalu ia rasa mengikutinya adalah ibunya, Pitaloka. Key mulai mengerti, mungkin ibunya tidak bisa mendekatinya karena kehadiran Wiwit, ibu angkatnya, atau karena alasan lain yang ia belum tahu. Rasa rindu dan pertanyaan memenuhi hatinya. Selama ini ibunya ada di dekatnya, tapi tidak bisa menyapanya. Mungkin karena suatu alasan yang mendalam, atau mungkin karena ibunya merasa bersalah. Apapun itu, Key tahu satu hal pasti: Pitaloka, ibunya, masih hidup dan selalu mengawasinya dari kejauhan.

Dengan pikiran yang semakin terbuka, Key bertekad untuk mencari tahu lebih banyak. Ada perasaan campur aduk antara kebingungan, kebahagiaan, dan kesedihan yang memenuhi dadanya. Namun, yang paling penting, Key tahu sekarang bahwa ia harus menemukan ibunya dan mencari jawaban atas semua pertanyaan yang telah lama tersembunyi dalam hidupnya.

" Ibu... kenapa Ibu tidak pernah mendekati Key?" ucap Key berbicara pelan, penuh emosi.

Key duduk terdiam di tepi tempat tidurnya, memandangi foto yang ada di ponselnya. Matanya berkaca-kaca, penuh emosi. Hatinya diliputi kerinduan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, kerinduan pada sosok ibu kandungnya, Pitaloka yang selama ini ternyata selalu ada di dekatnya, meski hanya dari kejauhan.

Key menutup matanya, membayangkan bagaimana rasanya bertemu dengan Pitaloka, memeluknya, dan mendengar suaranya. Ada begitu banyak hal yang ingin ia katakan, begitu banyak cerita yang ingin ia sampaikan. Tentang hidupnya, tentang kebahagiaannya, juga tentang kesedihan dan rasa bingung yang selama ini ia pendam.

" Ibu... Key ingin bertemu dengan Ibu. Ada banyak yang ingin Key tanyakan sama lbu." ucap Key berbisik, emosional.

Key memeluk lututnya, mencoba menenangkan diri dari perasaan yang membuncah di dalam hatinya. Keinginan untuk bertemu Pitaloka semakin kuat, mengalahkan semua kebingungan yang ia rasakan. Ia ingin tahu kenapa Pitaloka selama ini menjauh, mengapa ia tak pernah muncul dalam hidupnya hingga sekarang. Namun, lebih dari itu, Key hanya ingin merasakan pelukan seorang ibu kandungnya, sesuatu yang selama ini ia tak sadari sangat ia rindukan.

WATTPAD VERSION : 7 MANUSIA HARIMAU NEW GENERATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang