Chapter 11 - Menghilang

155 23 4
                                        

Chapter 11

Yang belum follow, cus difollow dulu 🙏🏻✨

Masukin ke readinglist juga okeee 🤗💛💛

Setelah baca jangan lupa ramaikan kolom komentar yaaa... 🤗🤗🙏🏻🙏🏻💛 Please jangan jadi silent reader yang datang cuma baca doang 🙏🏻🥹🥹🥺

Satu vote dan komen sangat berarti, lho buat akuuu 🤗

Happy reading, Teman Awan 🥳🥳🙌🙌

Note : jangan lupa jajan dan dengarkan lagu-lagu Rezaldi di Karyakarsa. Only 10k per single lagu 😍😍 seharga baksooo murah banget gais 😍😍

Klik link di bio ig @awanteduh23

Tutorialnya bisa cek Youtube yaaa 🤗🙏🏻 soalnya harus beli Kakoin dulu ✨✨✨

🌻🌻🌻

"Lho, jadi buketnya pesenan kamu?" tanya Nayfa. Ia menghampiri pria berkemeja biru dongker itu lalu memberikan buket snack pesanannya yang sudah terbungkus plastik.

"Eh, iya, Nayfa. Ini orderan saya," jawab Geraldi. "Jadi berapa, Mbak?" tuturnya pada Via di meja kasir.

Via memberikan struk pembayaran pada Geraldi dan berkata, "Totalnya seratus lima puluh ribu, Mas."

"Oh, iya. Kalo balon coquette itu semuanya berapaan, Fa?" tanya Geraldi seraya menunjuk ke arah balon-balon pink berpita di dekat rak buket. Ia salah fokus dan tertarik untuk membelinya.

"Semuanya tujuh puluh ribu, Gee. Itu tuh produk terbaru Harsa Florist. Namanya balon coquette," ujar Nayfa.

"Angkut, deh. Saya beli balonnya juga," kata Geraldi. "Totalnya jadi dua ratus dua puluh ribu, ya, Mbak? Saya bayar pakai QRIS, ya. Bisa, kan?" sambungnya pada penjaga kasir. Ia merogoh saku celana untuk mengambil ponsel. Ia tampak mengotak-atik benda pipih itu.

"Betul, Mas. Bisa-bisa. Silakan ini barcode-nya," ucap Via sambil tersenyum ramah. Sementara, Nayfa melenggang dan membawa balon-balon berwarna pink itu ke hadapan Geraldi.

Pria yang baru saja pulang dari kantor itu pun meng-scan barcode untuk melakukan pembayaran. "Ini, udah, Mbak. Silakan dicek dulu," kata Geraldi sembari menunjukkan bukti pembayarannya di layar ponsel pada Via.

Via pun mengecek ponsel di meja kasir. "Oh, iya, sip. Udah masuk, Mas. Terima kasih sudah berbelanja di Harsa Florist," tuturnya.

"Sama-sama, Mbak."

"Aku bantu bawain balonnya, ya," ucap Nayfa menawarkan bantuan pada pria itu.

"Boleh kalo kamu nggak keberatan, Fa," kata Geraldi yang menjinjing buket sambil berjalan keluar dari toko diikuti oleh Nayfa yang membawa lima buah balon coquette bertali cukup panjang. "Makasih, ya, Fa," tuturnya ketika mereka berdua sudah sampai di depan mobil Geraldi. Ia pun membuka pintu mobil lalu memasukkan buket dan balon ke bagian belakang mobilnya.

"Sama-sama, Gee."

"Ini tuh kado buat adik saya, Fa," cetus Geraldi lalu menutup pintu garasi mobilnya. "Hari ini sweet seventeen-nya dia. Kalo nanti malam kamu lagi ada waktu luang, ikut saya, yuk ke pesta ulang tahun adik saya. Kasihan dia nggak punya banyak teman," sambungnya.

"Emang gapapa kalo aku ikut?"

"Gapapa, dong, Fa. Biar makin rame. Itu juga kalo kamu mau, sih."

"Nanti malam aku free, sih, Gee. Ya udah, aku mau ikut."

"Oke, nanti saya jemput kamu jam setengah tujuh, ya, Fa. Soalnya pestanya di rumah nenek. See you!" tuturnya lalu masuk mobil.

"See you too, Gee."

NAYRALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang