Chapter 1 - First Meet

793 36 16
                                        

Maaf telat update-nya, Readers ☺️🙏🏻

Karena tadi riset dulu lumayan lama & kali ini nulisnya 2500 kata lebih. 😍😍

Happy reading. 🥳🙌🤗

Jangan lupa support aku dengan vote, komen, follow, dan share ke teman-teman kamu, yaaa... 🤗🙌 biar aku tambah semangat nulisnya. Heheee 🤗

Backsong : Kita - Sheila on 7 (play aja di slide kedua foto di bagian atas)

🌻🌻🌻

Di tempat pengungsian korban gempa Surabaya, kedatangan tim volunteer Muda Berbagi membuat para korban sedikit merasa senang di tengah musibah yang mereka hadapi. Para relawan keluar satu per satu dari tiga buah mobil dengan mengenakan rompi dan topi yang serupa berwarna cokelat muda serta bertuliskan Muda Berbagi. Namun, ada tujuh orang pria yang mengenakan deker tangan yang sama berwarna merah dan bertuliskan Abisatya.

Kehadiran mereka membuat para pengungsi perempuan saling berbisik, berdecak kagum, bahkan memuji visual mereka yang rupawan.

"Wah! Mereka siapa, ya? Ganteng-ganteng banget," gumam beberapa pengungsi perempuan dan hampir semuanya penasaran dengan siapa sosok pria-pria tampan itu.

Ketua relawan pun mengerahkan seluruh timnya untuk menurunkan barang-barang logistik yang dibutuhkan para pengungsi seperti makanan, obat-obatan, selimut, pampers, dan lain-lain.

"Baik, silakan kalian berkumpul dengan tim masing-masing sesuai yang sudah diinfokan semalam di grup WA, ya. Dan setelah ini, tiap tim silakan langsung ke tenda dan selesaikan tugas masing-masing. Khususnya yang bertugas di bagian lapangan, tolong hati-hati dan tetap waspada karena mungkin saja terjadi gempa susulan. Mohon jaga keselamatan diri dan tim kalian," ucap Pasya, Ketua sekaligus penggagas Klub Volunteer Muda Berbagi.

Pasya Wardhana nama lengkapnya. Ia bertubuh tinggi, lengannya cukup kekar, serta memiliki kulit kuning langsat. Ia tampak berwibawa, berkarisma, dan tentu saja tampan.

"Untuk mengawali kegiatan kali ini, marilah kita berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Berdoa dimulai," kata Pasya. Seluruh tim pun tampak khusyuk berdoa. "Berdoa selesai," lanjutnya.

"Volunteer Muda Berbagi...?," teriak Pasya dengan jargonnya.

"Muda berguna memberi makna!" ucap semua relawan dengan serempak.

Para relawan pun mulai berhamburan ke sana-ke mari menuju timnya, lalu membawa barang di tangan masing-masing.

"Duh, tim aku yang mana, ya? Aku, kan, anggota baru di sini, jadi belum kenal siapa-siapa. Mau tanya ke ketua klub, tapi dia sibuk banget," batin Nayfa sambil celingukkan.

"Hei, kamu. Iya, kamu," panggil seorang pria.

Nayfa mengernyit kebingungan. "Siapa? Aku?"

"Iya, kamu, lah. Siapa lagi? Masa bapak-bapak berkepala plontos itu," kata pria itu sambil menahan tawa.

Nayfa menghampiri pria brewokan itu. "Kenapa, Mas?"

"Nama kamu... Nayfa, kan?" tanya pria itu.

Nafya mengangguk. "Iya, itu aku, Mas."

"Kenalin, saya Geraldi Cahya Nugraha, penanggung jawab tim 02," ucap pria bernama Geraldi itu sembari mengulurkan tangan. "Boleh panggil Gee, Ger, atau Aldi. Asal jangan panggil Geger aja, ya, haha"

Nayfa menahan tawa. Hampir saja ia tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Ia pun segera menelungkupkan kedua telapak tangannya pertanda tidak ingin bersalaman dengan pria yang bukan mahramnya. "Salam kenal. Aku Nayfa Puspita Nuraisha. Panggil aja Nayfa," balasnya sambil tersenyum ramah.

NAYRALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang