Chapter 3 - Heartbeat

446 30 7
                                        

2900 kata lebih 😍 hampir 3000 kata karena kemarin gak update 😉🙏🏻
Happy reading yaaa 🤗❤️❤️❤️
Kalo ada typo, tolong kasihtau aku yaaa 🤗
***

Setelah mengantarkan pesanan rangkaian bunga ke rumah pelanggan, Nayfa pun pulang ke rumahnya dengan melewati jalan yang entah mengapa tampak sangat sepi mencekam padahal jarum jam masih mengarah ke pukul sembilan malam. Di tepi jalanan itu ditumbuhi oleh pepohonan rindang, menambah suasana sunyi tanpa ada suara lalu-lalang kendaraan, kecuali mobil Nayfa.

Tiba-tiba saja ada dua buah motor yang menyalip, lalu berhenti di depan kendaraan Nayfa. Gadis itu otomatis menginjak rem mobilnya. Empat orang laki-laki turun dari motor itu dan menggedor-gedor kaca mobil Nayfa. Jujur saja, ia sangat ketakutan karena hanya seorang diri.

"Aku harus gimana, Ya Allah? Tolong aku," batinnya penuh harap.

"Keluar! Atau kita pecahin kaca mobil lo!" ancam salah satu dari preman itu karena dari penampilannya yang menakutkan.

"KELUAR!!!" teriak mereka.

"Ya Allah, tolong selamatkan aku dengan perantara-Mu," pinta Nayfa dalam hati. Ia benar-benar terjebak dan ketakutan. Lalu, ia pun keluar dari mobilnya. "Mau kalian apa?"

"Serahkan semua barang-barang berharga lo!"

"Enggak!" teriak Nayfa.

"Serahkan atau kita rebut secara paksa!" Preman itu berkata dengan nada tinggi dan mengancam.

"Tolooong! Tolooong!" teriak Nayfa saat tasnya berusaha ditarik-tarik oleh orang jahat itu. Dua orang preman itu memegangi tangan Nayfa, satu preman berusaha mengambil tas, dan satu orang lagi memandori ketiga orang preman itu.

"Berisik!"

"Bisa diem nggak lo?!"

"Eh, bentar-bentar, cewek ini cantik banget. Kita bawa aja ke markas, yuk! Biar malam ini kita ditemenin cewek cantik ini," ucap ketua preman sambil mencolek dagu Nayfa. Hal itu membuat Nayfa semakin ketakutan. Tanpa terasa, air mata pun berjatuhan membasahi pipinya. Ia benar-benar buntu dan tidak bisa banyak berpikir karena takut sekaligus panik. Ia tidak tahu harus berbuat apa di tengah situasi genting ini.

"Ide bagus, tuh, Bos."

"Ayo ikut!" ucap dua orang preman sambil menarik-narik tangan Nayfa secara paksa.

"Tolooong! Siapapun tolooong!" pekik Nayfa sambil beruraian air mata.

Tak berselang lama, ada sebuah motor SM Sport SM3 yang menepi di belakang mobil Nayfa. Pengemudi motor itu turun dari kendaraannya, melepas helm, lalu berlari menghampiri Nayfa dan menendang preman itu.

"Geraldi," ucap Nayfa lirih. Ia berhasil terlepas dari cengkeraman preman itu setelah Geraldi berhasil membuat preman itu jatuh tersungkur karena tendangannya.

Ya, benar dia adalah Geraldi, pria menyebalkan itu. Ia terlibat perkelahian yang cukup sengit dengan empat orang berandalan itu. Ia melayangkan helmnya ke arah sang preman, menendang selangkangan, mendorong , beberapa kali memukul telak preman itu, dan memelintir salah satu preman sampai mengaduh kesakitan.

"BUGH!"

Geraldi terkena pukulan keras di bagian pipi yang membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. "Ahhh!" Tak hanya sampai di situ saja, preman itu pun memukul bagian pelipis Geraldi walau Geraldi melakukan gerakan mempertahankan diri.

"Gee!!!" seru Nayfa.

Geraldi membalas pukulan itu dengan tinjuan berkali-kali, tendangan, dan menghantam preman-preman itu menggunakan balok kayu yang ia temukan tak jauh dari sana. Alhasil, preman itu pun jatuh tersungkur dan kalah.

NAYRALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang