Jangan lupa vote dan komentarnya yaa <3!
Happy reading!"Pa, bisa tolong stop telepon aku? Aku baik-baik aja dan buktinya sampai sekarang aku masih bernapas."
Itulah hal pertama yang dilontarkan oleh Clarissa usai memperoleh ratusan notifikasi berupa missed call dan pesan dari ayahnya, Prambudi Lesmana. Clarissa bersuara datar, berupaya terlihat baik-baik saja ketika mengambil koper dari bagasi bus lantas menggeretnya menuju lobi hotel, yang sudah disediakan pihak penyelenggara, bersama para atlet serta pelatih asal Indonesia yang akan mengikuti kompetisi Uber Cup dan Thomas Cup.
Clarissa ingin segera beristirahat mengingat perjalanan dari Indonesia ke China memakan waktu lebih dari sepuluh jam. Clarissa tidak sabar mengganti pakaian kemudian merebahkan diri di kasur empuk hotel. Tapi, kenapa sepertinya Lesmana begitu senang mengganggunya?
"Papa ingin kamu pensiun setelah pertandingan Uber Cup berakhir." Lesmana tanpa aba-aba memberikan permintaan tidak masuk akal yang sungguh menyentil logika Clarissa. Dari kemarin bahasannya pensiun, pensiun dan pensiun! Clarissa bersusah payah menjaga ekspresi wajah. Dia duduk di sofa lobi bersama para atlet lain selagi para pelatih bertemu dengan pihak penyelenggara yang telah menunggu; hendak membantu proses check in.
"Aku nggak akan mau berhenti. Kenapa Papa memperlakukan aku seperti buronan yang kabur dari penjara?" Clarissa menghela napas pelan. "Papa jangan sok peduli dan mengatur hidupku di saat dulu nggak pernah hadir sebagai sosok ayah yang baik."
Clarissa tahu apa yang diucapkannya cukup jahat walau itu merupakan kenyataan. Keheningan melanda selama beberapa detik sebelum akhirnya Lesmana bersuara, "Papa hanya ingin kamu hidup aman tanpa ada orang yang berusaha mencelakai kamu," Clarissa sontak terdiam. Lesmana tak berhenti di sana, "Papa tahu siapa aja orang yang akan jahat ke kamu di internal PBSI. Koneksi Papa ada di mana-mana. Kamu tahu itu, kan?"
"Maksud Papa apa, sih?"
"Hati-hati," Lesmana menjawab tanpa mengungkap artinya secara langsung. Sukses mengakibatkan Clarissa kian tercengang dan sakit kepala. "Just be careful. Nasib seseorang bisa berubah seratus delapan puluh derajat dalam semalam. Jaga sikap, jaga bicara, dan yang pasti be aware ke sekitar kamu. Tim Get Ready With You memperlakukan kamu dengan baik?"
Clarissa bersumpah, baru pertama kali ini dia melongo mendengar Lesmana bicara panjang-lebar. Yang tahu dia didapuk menjadi brand ambassador terbaru hanyalah orang internal dan Andreas. Clarissa tak pernah sedikit pun bercerita pada Lesmana soal ini.
"Pa-"
"Persiapan kamu gimana? Pertandingan Uber Cup dilaksanakan lusa, kan?"
Clarissa memejamkan mata frustrasi, sebab ayah merupakan tipe yang selalu mengganti pembicaraan terang-terangan saat Clarissa hendak menggali jawaban lebih jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Ready With Me
Romance"Sekonyol dan semustahil apapun mimpimu, dunia nggak akan mengalahkan selama Tuhan berkehendak. Yang menuntun langkahmu itu Tuhan, bukan manusia. Kenapa kamu sangat insecure?" *** Prista, si make up artist amatir, memiliki segudang impian. Di tengah...