Jangan lupa vote dan komentarnya, aku double update nihh AHAHAH. Terima kasih!
"Kai, is it okay jika lain kali nggak bekerja sama dengan brand luar lagi untuk kompetisi MUA Hunter? Yang gue dan tim takutkan sudah terjadi. Mereka mengundurkan diri di saat kompetisi akan berlangsung satu setengah bulan lagi."
Dirga enggan menginjakkan kaki di perusahaan fashion yang memohon-mohon pada Kai, anak CEO, untuk bekerja sama agar nama brand mereka bisa lebih dikenal masyarakat. Salah satu direktur perusahaan itu merupakan teman lama Kai dan Kai merekomendasikan secara langsung pada Dirga dengan embel-embel bahwa mereka tidak akan 'kecewa' meski mereka merupakan brand yang sedang berusaha berkembang.
Nahas, Dirga terlampau marah, benci, dan frustrasi untuk segala hal yang terjadi.
Dirga terpaksa turun tangan, datang ke perusahaan tersebut untuk membahas soal kendala—mengakhiri kerja sama tak semudah itu—dan saat hadir di sana, Dirga justru bertemu dengan mantan istri yang menunjukkan senyum licik nan merendahkan. Dirga masih terbayang oleh ketakutannya yang begitu nyata hingga membuatnya kesulitan bernapas dibarengi jantung berdegup kencang sampai tak mampu mendengar apa pun.
"Loh, Sayang?" Dirga masih mengingat mulai dari tatapan mata, gerak-gerik tubuh, senyuman dan suara mantan istrinya ketika melangkah mendekat lantas mengusap rahang tegasnya. "Kita sudah cerai, tapi kok kamu masih mau nemuin aku, sih? Kenapa? Takut videonya disebar, ya? Aku bikin kacau lagi ... ya, memang sengaja supaya kamu nggak lari jauh-jauh dari tempat semula. Biar tahu diri, sih, kalau kata orang-orang zaman sekarang ...."
Dirga mencoba sekuat tenaga mengabaikan ancaman dari mantan istrinya, yang tanpa henti mengetahui apa hal yang dia lakukan di masa mendatang. Dirga berupaya menyibukkan diri; menambah jam olahraga di gym, membaca buku-buku yang belum pernah dibaca, dan mempelajari resep masakan baru dari internet—setidaknya, dia ingin pikirannya tak dipenuhi hal negatif.
"Gimana? Maaf, rapat bareng timnya Claire lebih lama dari perkiraan gue." Dirga melangkah masuk ke dalam ruang meeting yang dihadiri oleh tim marketing, tim media sosial, brand manager, hingga art director. Dirga baru selesai meeting dengan departemen yang ditangani oleh Claire—Pov&Act—untuk kompetisi MUA Hunter; menggantikan tim wardrobe yang memutus kontrak secara sepihak.
Dirga meletakkan laptop dan duduk di salah satu tempat kosong yang tersisa. Matanya tertuju pada layar LCD yang menampilkan perencanaan strategis dari hasil meeting hari ini. Dirga melipat kedua tangan di depan dada ketika menelaah revisi serta tambahan ide yang menurutnya cukup bagus.
"Ko, dari awal kita sudah sepakat bahwa tema majalah selanjutnya adalah feminisme yang mana memperjuangkan hak-hak individu. Berbagai konten dalam majalah pun sudah disusun, hanya perlu elaborasi lebih luas lagi agar punya makna lebih mendalam yang sesuai dengan visi-misi dan nilai perusahaan," Mikael, selaku manajer tim marketing, me-recall kembali seluruh topik meeting yang dilakukan selama beberapa bulan belakangan. Mikael menambahkan, "Untuk meeting hari ini, kami sementara sepakat untuk menggaet atlet badminton ternama Indonesia, Clarissa Giandra, dalam mewakili produk Get Ready With You. Dari latar belakang, passion, sampai perjuangannya untuk berada di posisi sekarang dalam mengharumkan nama Indonesia bisa sangat menginspirasi dan dapat membantu kita membuat pesan yang lebih dalam dan emosional soal memperjuangkan hak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Ready With Me
Romance"Sekonyol dan semustahil apapun mimpimu, dunia nggak akan mengalahkan selama Tuhan berkehendak. Yang menuntun langkahmu itu Tuhan, bukan manusia. Kenapa kamu sangat insecure?" *** Prista, si make up artist amatir, memiliki segudang impian. Di tengah...