Setengah jam berlalu. Bima keluar kamar. Dia sudah selesai mandi, memakai kaos hitam oblong dan celana training sekolah. Kaki jenjangnya melangkah mendekati Chia yang tertidur di sofa dengan posisi meringkuk.
Sungguh Bima super bahagia melihat Chia yang kini nyata berada di sekitarnya. Tubuhnya mencoba menyelip di pinggiran sofa yang ada sedikit celah kosong. Perlahan lengannya mengangkat kepala Chia, dengan gerakan hati-hati kepala itu berhasil dipindahkan ke pangkuan. Membuat Chia menggeliat, lalu matanya terbuka.
"Ngantuk?" Bima bertanya sambil mengusap rambut Chia lembut.
Chia hendak bangkit, tapi ditahan Bima. "Baring aja," titahnya. "Keliatan kecapean banget. Abis ngapain?"
Hening sejenak. Chia mendongak menatap Bima yang menunduk menatapnya lekat.
"Habis berantem," aku Chia jujur.
"Sama Lisa?" terka Bima tepat sasaran.
Mulanya Chia juga tidak tahu itu siapa. Namun, Anjani dan Erika sudah menceritakan detail perihal sekumpulan orang tersebut dan apa hubungannya dengan Bima. Yang paling Chia ingat adalah kalimat Anjani sebelum mereka pulang tadi.
"Intinya, pacarin Kak Bima. Bukan semata-mata karena mau ngalahin Lisa, tapi lebih ke menjaga harga diri lo, Chia. Masa iya udah dipeluk Bima depan umum, malah nggak ada status apa-apa. Bisa-bisa lo dicap cewek murahan. Gue sih nggak terima, ya!" Sewot Anjani menggebu-gebu.
"Chia?" Bima mengusap pipinya, membuat sang empunya terkesiap.
"Bimaaa ...."
"Iya, Chia ...."
"Mau nggak jadi pacar pura-pura, aku?"
Bima menarik lengan Chia yang terlipat di perut, lantas mengecup punggung tangannya beberapa kali.
"Kenapa nggak beneran, aja?"
Kali ini Chia benar-benar bangkit. Duduk di sebelah Bima tanpa sekat. Lututnya yang ditekuk menindih paha Bima, lalu bertopang dagu sedikit mendongak memandang Bima yang lebih tinggi.
"Kamu suka sama aku, kan, ya?" Ragu, Chia bertanya. Dia hanya ingin memastikan.
"Bukannya udah jelas banget, ya?" Malah balik bertanya Bima.
"Jawab dong."
"Iya, Chia. Aku suka sama kamu. Dari dulu."
Chia menghela napas, lantas memalingkan wajah ke sembarang arah. "Tapi ... sayangnya aku belum suka sama kamu."
Bima membingkai muka Chia, membawa agar sepasang mata itu kembali menatapnya. "Aku bisa bantu," ucapnya penuh keyakinan.
"Caranya?"
"Jadi pacar aku dulu. Kita mulai semua dari awal."
Chia mengerjap beberapa kali, kemudian mengangguk patuh. "Jalanin aja dulu, ya? Gitu maksudnya?" tanyanya memastikan.
Bima tidak menjawab, tapi sepasang lengannya melingkari bahu Chia. Meletakannya dagunya di bahu pacarnya.
Pacarnya?
Seperti biasa. Chia tidak menolak tingkah apa yang dilakukan Bima kepadanya. Walau kadang uring-uringan, tapi tetap saja dia tidak memberontak minta dilepaskan.
"Kamu tau nggak?" tanya Chia setelah hening cukup lama, dengan posisi yang sama. Bima mendekapnya, sedangkan Chia menyandarkan kepala di dada cowok itu. Tanpa balik memeluk, kedua tangannya diletakkan di paha.
"Hmm?"
"Tadi, aku sama Anjani sama Erika. Hampir aja berantem sama Kakak kelas itu."
"Terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CUTE CHIA (ON GOING)
Teen FictionJatuh cinta kepada sesosok wanita maya yang tidak di ketahui identitas dan wajah aslinya. Apakah itu normal? - Start 2024 Update kalau inget ya hihi Mari support aku ya, gais :-)