-Send!
Chia tersenyum setelah berhasil memposting dua foto yang berisikan PR Bahasa Inggrisnya di group "Pembantai Lazy Student". Hampir tiga bulan belakangan Chia bergabung di dalamnya. Karena desakan orangtua dan sang nenek yang terus menekan supaya mendapat nilai bagus di semester 1 dan 2 kelas IX. Jadilah Chia mencari jalan pintas, salah satunya dengan meminta bala bantuan dari para genius yang baik hati di media sosial.
Berselang menit sudah ada yang berkomentar. Entah akun siapa itu yang telah menjelaskan secara detail. Chia tertawa kecil, lalu mengetik balasan sekadar basa-basi sebagai bentuk ungkapan terima kasih.
"Chia ...."
Spontan Chia menoleh ke asal suara, terlihat Dita teman kecilnya datang, menghampirinya yang tengah duduk di bangku paling belakang.
"Kantin, nggak?" tanya Dita setelah berhenti di samping Chia.
Chia menggeleng lesu "Kamu 'kan tau sendiri. Kalau uang jajan aku lagi dipotong Nenek."
"Sampai kapan, sih?" Tampak Dita berdecak kesal, pasalnya sejak awal kelas tiga SMP keduanya tidak pernah lagi ke kantin bersama seperti tahun-tahun kemarin.
"Sampai nilai aku membaik. Ya ... setidaknya semester ini aku masuk 20 besar gitu." Chia mengendikkan bahu, setengah ragu.
"Lagian bego banget!" Dita menoyor dahi Chia, "bisa-bisanya dari 34 siswa di kelas ini, dan kamu berada di posisi 31. Heran." Dita menggeleng tidak habis pikir.
Chia mendengus kesal, lalu merebahkan kepalanya di meja dengan beralaskan LKS yang lumayan tebal.
Ting!
Notifikasi dari ponsel Chia mengagetkan. Gegas tangannya men-scroll. Ada WhatsApp dari ibunya yang kini tinggal di Ibu Kota Jakarta.
BUBUNNYA AKU
Chia?
Lagi apa, Sayang?
Jangan lupa belajar, ya. Kalau mau pindah sekolah ke kota. Hehe.
Semangat sekolahnya, ya, Nak. Bubun sama Ayah kerja dulu.
We miss you, Grachia Arkanantanya Bubun.
Chia tersenyum senang membaca deretan chat yang terlampirkan. Sedangkan Dita memilih pergi tanpa permisi, sebab rasa dongkolnya masih mendominasi.
Segera Chia mengetikkan sesuatu.
Grachia Arkananta
Iya, Bubun. Tapi, Chia lebih kangen sama ayam bakar kalian sih dari pada orangnya.
😆Gadis berusia 15 tahun itu terkekeh geli mengingat pesan yang baru di kirimnya, bersamaan kenteng dari kantor berbunyi tiga kali yang artinya masa istirahat berakhir, berganti pelajaran terakhir. Chia sedikit menggeser badan agar lebih nyaman sambil menunggu guru datang.
Prita, guru matematika memasuki ruangan kelas IXB.
"Siang anak-anak," sapanya dengan senyum yang begitu hangat.
Kompak saja semua menyahut. "Siang juga, Bu."
Baru saja Prita menghempaskan pinggulnya di kursi kayu, sebelum akhirnya berkata, "hari ini Ibu ada rapat sebenarnya," beritahunya dengan nada lemah.
Chia dan yang lain saling melirik, rasa bahagia dalam dada mereka serentak membara. Ada yang mengulum senyum, ada juga yang terang-terangan membuat kepalan di tangan lalu mengudara seraya bersorak, yes!
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CUTE CHIA (ON GOING)
Teen FictionJatuh cinta kepada sesosok wanita maya yang tidak di ketahui identitas dan wajah aslinya. Apakah itu normal? - Start 2024 Update kalau inget ya hihi Mari support aku ya, gais :-)