***
Setelah sholat Dzuhur‚ Kahira datang ke Ndalem untuk kembali membantu pengurus Ndalem. Sesampainya disana‚ matanya menangkap Tari dan temannya yang menyuruh-nyuruh Mbak Suci.
“Tari‚ kamu nggak kerja?” tanya Kahira yang baru saja sampai disana. Ia langsung menghampiri orang orang itu. Tari memandang Kahira dengan wajah angkuh nya.
“Kerja kok‚ cuma saya lagi sakit aja‚ jadi minta tolong sama Mbak Suci buat bantuin kerjaan saya.” jawab Tari‚ lalu kembali bercanda bersama teman-teman nya.
Kahira melirik Mbak Suci yang terlihat kesusahan‚ lalu kembali melihat Tari yang sibuk bercanda dan tertawa.
Kahira kesal. “Tari‚ kamu nggak terlihat seperti orang sakit. Tapi orang yang sangat sehat‚ saya pikir kamu bisa mengerjakan pekerjaan mu dan membiarkan Mbak Suci kembali ke pekerjaan nya.” ujar Kahira‚ berani. Meskipun sedikit takut karena Tari adalah seniornya.
Tawa Tari dan teman-teman nya terhenti‚ Tari menatap Kahira dengan wajah datar dengan tatapan datar.
“Siapa kamu berani berkata begitu hah? mau jadi sok jago?” tanya Tari‚ ia juga menatap rendah Kahira.
“Bukan sok jago‚ tapi kamu sudah keterlaluan.” jawab Kahira.
Tari tertawa hambar dan seketika tawa terhenti dan menatap Kahira dengan jengkel. Tari mendekat lantas mendorong Kahira hingga gadis itu terdorong ke belakang.
“Astagfirullah...” ucap Kahira‚ pelan.
Mbak Suci kaget dan langsung berdiri. dan dengan bersamaan datangnya Umi Maryam bersama Gus Husain.
“Apa-apaan kamu ini Tari?” ucap Umi Maryam.
Tari kaget dan langsung menunduk takut-takut‚ apalagi disana ada orang yang ia sukai.
“A-afwan Bu Nyai.. itu tadi nggak disengaja.” ucap Tari‚ membela dirinya.
“Kahira‚ benar begitu?” tanya Gus Husain pada Kahira yang merapikan gamis nya.
Baru saja ingin bersuara‚ Tari langsung menyela. Ia takut jika Kahira mengadu tentang kelakuan nya baru saja.
“Bukan begitu Gus‚ Tadi dia datang-datang langsung memarahi saya karena saya meminta tolong pada mbak Suci untuk mengerjakan pekerjaan saya.” jelas Tari.
“Memangnya Anda kenapa?” tanya Umi Maryam.
“Saya sedikit tidak enak badan‚ Umi.” ucap Tari‚ lirih. Wajah angkuh itu dibuat seakan-akan ia sedang sakit.
“Jangan percaya padanya Bu Nyai‚ Tari kamu sudah sangat keterlaluan‚ selama ini saya mendiamkan kamu bukan karena saya takut. Tapi karena kamu yang mengendalikan orang tua saya dan mengancam ingin membunuh mereka jika saya tidak menuruti kemauan kamu‚ dasar munafik!” celetuk mbak Suci‚ kali ini ia sudah tidak bisa menahan semuanya.
“Bu Nyai‚ jangan percaya dengan kadal busuk ini. Dia selalu saja memanipulasi keadaan dan Bu Nyai agar terus percaya padanya. Waktu itu saat saya melaporkan nya pada Bu Nyai‚ saya tau bahwa Tari sudah berbicara kepada Bu Nyai bahwa semuanya tidak benar dan Bu Nyai langsung memercayai nya.” lanjut mbak Suci dengan nafas yang memburu.
Kahira yang melihat itu merasa ikut sedih dengan apa yang menimpa mbak Suci.
“Saya menjadi saksi Umi‚ kalo Tari sedang tidak sakit dan sehat. Saya melihat dia menyuruh-nyuruh mbak Suci sedangkan dia duduk bersama teman-temannya sambil tertawa melihat mbak Suci.” sela Kahira‚ ia berjanji akan memihak pada kebaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Nakal Itu Ternyata Jodoh Gus
RomanceJangan lupa follow, vote dan komen. Jangan jadi pembaca gelap! Sebagai seorang Gus‚ Husain dikenal karena ketampanan dan anak dari Kyai di pesantren Al-Jabbar juga ilmu agama dan bimbingannya kepada para santri yang terkesan galak. Di tengah-tengah...