Hadiah dari Sulawesi

857 40 6
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***

“Mamaaa...‚”

Kahira berlari dan menghamburkan tubuhnya ke tubuh sang Mama. Mama Aruna membalas pelukan putrinya dengan kasih sayang tidak pernah pudar‚ senyuman manis yang tidak pernah hilang untuk ia perlihatkan di hadapan anak-anak nya.

“Kamu keren banget tadi.” bisik Mama Aruna dengan nada bangga.

Kahira mengeratkan pelukan nya‚ melepas kerinduan yang sudah lama ia tahan.

“Kahira... Kahira kangen sama Mama‚ rasanya kayak nggak mau lepas pelukan ini.” ucap Kahira yang suaranya tertahan karena memeluk Mama nya.

Mama Aruna terkekeh mendengar ucapan anak nya itu. “Terus mau sampai kapan begini‚ Hem?” tanya Mama Aruna sambil menggoda anak nya itu.

“Papa aja sampai di lupain‚” celetuk sang Papa— Ardian.

Kahira melepaskan pelukan dengan Mama Aruna lalu beralih pada sang Papa‚ “Kahira juga kangeeeennn banget sama Papa‚ jadi inget waktu SD Papa sering anter jemput Kahira.” ucap nya sambil mengenang masa kecil.

Kahira senang karena kedua orang tuanya hadir untuk menyaksikan lomba cerdas cermat nya‚ gadis itu mengusap air mata yang mulai membasahi pipinya. Melihat ekspresi haru dan bahagia anaknya‚ Mama Aruna tersenyum lalu mulai menggodanya.

“Ya ampun‚ Kahira. kamu ini nangis kaya anak kecil! Padahal tadi di atas panggung keliatan keren dan pintar banget!” ledek Mama Aruna sambil terkekeh.

Kahira mengerucutkan bibirnya. “Ya‚ ini beda‚ Mah. Kahira seneng banget soalnya‚ kirain Mama sama Papa nggak bakal dateng.” balasnya sambil tersenyum malu.

Mama Aruna tersenyum lembut‚ lalu memeluk putrinya dengan penuh kasih. “Tentu saja Mama dan Papa nggak mau melewatkan momen penting ini. Kita selalu mendukung kamu, sayang‚” ucapnya sambil mengusap kepala Kahira yang terbalut hijab dengan sayang.

Papa Ardian tersenyum bangga. “Papa nggak nyangka‚ Kahira makin hebat aja. Jawaban-jawabannya tadi luar biasa‚” pujinya.

Kahira tersenyum lebar‚ meskipun matanya masih sedikit berkaca-kaca. “Makasih‚ Pah. Semua ini juga berkat doa Mama dan Papa‚” jawabnya penuh rasa syukur.

Papa Ardian tertawa‚ mengusap puncak kepala putrinya dengan lembut. “Nah‚ jangan nangis lagi ya‚ pemenang cerdas cermat kok cengeng‚” katanya‚ masih dengan nada bercanda.

Mama Aruna kemudian melirik ke arah Shakira‚ Ayesha dan Nadira yang sedang berbincang ceria dengan orang tua mereka di dalam tenda. “Tuh lihat deh teman-temanmu‚ Shakira‚ Ayesha dan Nadira. Mereka nggak sampai nangis gini pas ketemu orang tuanya‚” ujar Mama Aruna sambil tersenyum menggoda.

Kahira menghela napas dan tertawa kecil. “Halah... itu kan mereka‚ Mah. Kalo aku beda‚ aku kan anak Mama dan Papa yang paling ekspresif!” ujarnya sambil memeluk kedua orang tuanya lagi.

Shakira yang melihat dari kejauhan mengangkat alis‚ lalu berbisik pada Ayesha dan Nadira‚ “Kahira emang gitu‚ kalo udah ketemu Mama dan Papanya‚ dramanya keluar semua.”

Ayesha mengangguk sambil tertawa kecil‚ “Iya‚ ekspresif banget. Tapi justru itu yang bikin Kahira jadi Kahira‚” ucapnya.

Nadira ikut tersenyum‚ “Betul. Lihat aja deh nanti‚ kalo udah selesai acara‚ dia pasti cerita ke kita dengan penuh semangat gimana perasaannya sekarang.”

Ketiganya kemudian melambaikan tangan ke arah Kahira yang membalas dengan senyuman lebar dan lambaian tangan yang bersemangat‚ seakan ingin berbagi kebahagiaannya kepada teman-teman tersayangnya.

Santri Nakal Itu Ternyata Jodoh GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang