“Akhirnya aku tau‚ perasaan yang saat ini aku rasakan adalah kagum yang kini menjadi cinta.”
- Kahira Nur Azzahra -***
Sore itu‚ angin bertiup sedikit kencang dari biasanya. Langit mulai mendung pertanda hujan akan turun sebentar lagi. Kahira‚ gadis manis yang penuh semangat tengah berjalan-jalan sendirian.
Ketiga teman nya yang berada di asrama tidak menyadari bahwa gadis itu pergi dan kini sedang berjalan-jalan entah apa yang dicari.
Raut wajah nya terlihat lelah dan seperti banyak pikiran. Kahira melamun meski sedang berjalan‚ gadis itu melihat sekitar pesantren yang ia lewati.
“Assalamu'alaikum‚ Kahira. kenapa berjalan sendirian?” Ustadzah Intan datang menyapa Kahira‚ kebetulan berjalan yang berlawanan arah dengan gadis itu.
Tujuan awal Ustadzah Intan adalah Ndalem karena ingin menemui Kyai Ibrahim. Akan tetapi‚ di perjalanan bertemu dengan Kahira.
Melihat Kahira yang tampak memiliki banyak beban pikiran membuat Ustadzah Intan ingin Kahira bercerita padanya.
“Wa'alaikumusalam‚ Ustadzah. Saya hanya mencari angin sebentar.” jawab Kahira di iringi tawa kecil.
Ustadzah Intan Tersenyum‚ “Kamu terlihat banyak pikiran‚ apa yang sedang kamu pikirkan? kamu bisa menceritakan nya kepada saya.”
Kahira tersenyum‚ “Ustadzah‚ saya pengen curhat.”
#
“Eh.. Kahira mana?” tanya Nadira yang baru menyadari bahwa Kahira tidak ada di dalam kamar itu.
Shakira dan Ayesha celingukan mencari keberadaan Kahira dan tidak menemukan gadis itu bahkan bayangan nya.
“Kemana lagi hilang nya‚ apa nggak kapok yaa dia?” ucap Shakira. Meski berucap dengan nada kesal‚ gadis itu tetap khawatir pada teman nya- Kahira.
“Tunggu aja‚ kalo dia nggak balik sebelum Maghrib kita cari.” sela Ayesha‚ memberi saran.
Nadira dan Shakira mengangguk setuju meski didalam hati penuh rasa khawatir dengan keberadaan Kahira.
Beberapa menit menunggu hingga waktu hampir maghrib‚ Kahira belum memunculkan dirinya membuat ketiga gadis itu semakin khawatir.
“Ayo... Kita cari Kahira!” ajak Ayesha sambil beranjak dari duduk nya.
Shakira dan Nadira mengikuti dan melangkah menuju pintu‚ tapi‚ saat pintu kamar itu terbuka‚ tampak Kahira baru saja menaiki tangga kecil yang berhadapan dengan pintu. Senyum khas dari gadis itu ia perlihatkan.
Rasa khawatir yang tadi menyala-nyala kini lebur sudah ketika melihat Kahira baik-baik saja. Shakira mendekat dan memutar tubuh Kahira ke kanan dan ke kiri.
“Ngapain sih‚ Sha?” Kahira bertanya dengan nada bingung.
“Kamu nggak apa-apa‚ 'kan? Nggak ada yang luka?” Shakira bertanya dengan raut wajah khawatir. Kahira tersenyum dan mengangguk.
“Nggak apa-apa‚ aku aman kok‚” jawab Kahira‚ tenang.
Ayesha dan Nadira yang mendengar itu ikut lega‚ mereka tidak perlu repot-repot mengkhawatirkan gadis itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Nakal Itu Ternyata Jodoh Gus
RomansaJangan lupa follow, vote dan komen. Jangan jadi pembaca gelap! Sebagai seorang Gus‚ Husain dikenal karena ketampanan dan anak dari Kyai di pesantren Al-Jabbar juga ilmu agama dan bimbingannya kepada para santri yang terkesan galak. Di tengah-tengah...