Special Do Kyungsoo

Bintang Yang Hilang

Malam telah larut saat Elang keluar dari kantornya . Jam rolex di tangannya menunjukkan pukul 23.15 WIB . Jalanan sedikit becek dan berkabut . Hujan baru saja mengguyur ibukota . Pas sekali untuk menggambarkan perasaan elang saat ini . Dingin , gelap dan berkabut . Sang pelangi telah pergi . Membawa senyap yang menembus relung hati . 

Senyum tampan itu telah sirna dari wajah elang . Ia kembali ke setelan awal . Menjadi pria berhati dingin yang tak tersentuh . Kisah yang tlah usai membuatnya muak akan kehidupan yang telah mengikat takdirnya sejak dilahirkan dengan sendok emas . Terkadang menjadi kaya dan berkuasa tak selalu menguntungkan . Ada harga yang harus dibayar untuk bertahan . Hanya hubungan simbiosis mutualisme yang mampu menahan serangan rival . Cari sekutu yang sepadan maka tidak akan ada siapapun yang bisa melawan .

Elang Dirgantara adalah bukti bahwa hubungan cinta dan romantisme di masa muda tidak akan bisa menjadi landasan masa depan . Meskipun ia sangat mencintai setengah mati , namun ia terpaksa melepas cintanya pergi . 

Jalanan menuju The Elements Apartment cukup lengang saat ini . Lalu lintas cukup lancar dan terlihat tenang . Tatapan datar Elang yang fokus mengemudi tiba-tiba saja teralih pada seorang pejalan kaki . Wanita berperawakan mungil itu terlihat jalan sendiri di trotoar yang cukup sepi . Cardigan rajut yang ia pakai nampaknya tak cukup untuk menghalau udara dingin yang menembus kulitnya . Ia terlihat beberapa kali mengelus lengan . Elang melaju dengan sangat pelan mengikuti wanita itu dari sisi jalan . Ia tak ingin wanita itu tau . Sebab Buggati berwarna biru metalicnya cukup menarik atensi . 

Ia mengikutinya dengan tenang seolah ikut mengantar kepulangan wanita itu ke tempatnya . Tatapannya datar dan intens . Namun isi kepalanya masih mengingat bagaimana suara wanita itu ketika tertawa dan bagaimana ekspresi wajahnya saat tersenyum . Sungguh ironis . 

Mungkin orang-orang akan berpikir Elang dirgantara adalah pria kejam tak berperasaan . Cukup langit dan bumi yang menjadi saksi bagaimana kerasnya pria itu melindungi satu-satunya wanita yang ia cintai di muka bumi . Ia rela di caci maki bahkan ia hanya diam saat disebut sebagai pria tak bertanggung jawab dan ingkar janji . Dunia tempat ia tinggal cukup kejam untuk wanita polos seperti Renata . 

Begitu banyak tekanan dan hujatan yang harus ia terima jika menyandang gelar istri seorang Dirgantara . Bahkan nyawa pun bisa melayang jika tak berhati-hati . Ia mencintai setengah mati namun seluruh keluarga tak merestui . Maka saat hakim telah mengetuk palu , Elang hanya diam dan menangis di dalam hati . 

Renata , gadis malang juga yatim piatu itu terlihat tegar saat keluar dari ruang persidangan . Ia menolak sejumlah harta gono gini , nafkah iddah dan nafkah mut'ah yang seharusnya bisa ia terima . Ia memutuskan tak ingin ada bayang-bayang dirgantara lagi dalam hidupnya . Ia terlalu percaya diri saat pertama kali menginjakkan rumah keluarga dirgantara sebagai istri dari Elang Dirgantara . Ia pikir , ia telah disambut dan diterima dengan baik sebagai menantu . Namun hal itu hanyalah angan-angan belaka . Selain Elang , seluruh keluarga dirgantara selalu mengolok-oloknya dan kerap kali menghinanya secara terang-terangan . Bahkan ibu elang menyebutkan sebagai wanita tak berguna . Elang memang membelanya di hadapan keluarganya , namun saat tak ada elang maka ia akan dibully habis-habisan .

" Sepertinya aku menyerah saja , dihadapan kamu saja mereka berani menghinaku , aku capek lang "

Adu renata dengan linangan air mata . Elang menyambutnya dengan pelukan hangat namun ia hanya bisa menggumamkan kata maaf . Beban di pundaknya terlalu berat untuk dipikul . Sejak ia diangkat sebagai Direktur Utama , ia baru tahu bahwa terlalu banyak koreng di dalam inti perusahaan . Selama ini sang kakek telah habis-habisan ditipu anak sendiri . Finansial yang acak adut dan juga terlalu banyak korupsi di dalam manajemen perusahaan membuat kondisi keuangan semakin hancur . Terlebih saat ia ditunjuk sebagai Direktur Utama yang mengantongi 35% saham perusahaan , semakin membuat saudara ayahnya yang lain panas dan memusuhinya secara terang-terangan . Mereka menghianati Elang dan berkoalisi dengan perusahaan pesaing untuk menjatuhkannya .