Oh Sehun tidak bodoh untuk memahami arti tatapan Chef Choi setiap kali mereka berpapasan. Satu bulan masa pelatihan benar-benar menguras tenaga. Jauh lebih melelahkan dibanding pekerjaannya di Blue Sky. Namun, karena sudah terbiasa bekerja keras hingga badan terasa remuk, ia mampu melewati pelatihan dan mendapat poin tertinggi di tes kelulusan.
Para peserta pelatihan tepuk tangan dengan keras dan tak henti-hentinya mengucapkan selamat pada Sehun. Semua orang tahu kegigihan Sehun dalam berlatih. Sehun selalu fokus mendengar arahan, sehingga ia mampu mempraktekannya dengan baik. Saat peserta lain pulang seusai latihan, Sehun masih bertahan di dapur untuk pelatihan ekstra yang ia lakukan seorang diri.
Pengalaman Sehun di Blue Sky tidak main-main. Ia mampu menghafal semua jenis peralatan di dapur dari segi merek, kegunaan, bahkan masing-masing ukuran. Ketika diminta menyebutkan stok penyimpanan dan membuat perkiraan pembelian pun, ia menyebutkannya dengan penuh percaya diri. Para manajer dan direktur Sky Park yang menjadi juru penilai dibuat terkesima. Mereka mengangguk-anggukkan kepala sembari mengacungkan jempol. Meski tanpa mendengar kalimat pujian, Sehun senang atas kepercayaan yang mereka berikan untuk mengizinkannya secara resmi bergabung di dapur Sky Park.
Hanya ada dua orang yang terlihat tidak senang atas kelulusan Sehun. Park David dan Chef Choi. Konflik pribadi di antara mereka membuat Sehun maklum apalagi David langsung meninggalkan aulia penjurian, tetapi ia masih tidak mengerti mengapa Chef Choi juga memusuhinya. Seingatnya, mereka tidak pernah bertemu sebelum ini dan ia tidak merasa melakukan kesalahan apa pun.
"Chef Choi." Sehun mengetuk pintu ruangan koki utama usai pembubaran peserta latihan.
"Masuk."
Langkah Sehun sedikit sungkan menghampiri pria yang tengah duduk di meja kerja. Tubuhnya sedikit bergetar membayangkan apa yang akan ia dengar. Saat hendak bergabung dengan teman-temannya, salah seorang koki memberitahu Chef Choi memanggilnya ke ruangan. Ia tidak bisa memikirkan apa pun kecuali bersiap mendengar kemungkinan terburuk.
"Manajer restoran dan bagian personalia yang akan menjelaskan soal kontrak kerja. Aku hanya ingin memberitahu agar kau siap menerima semua resiko bekerja di sini," ujar Chef Choi. Suaranya berat, seberat tatapannya yang penuh intimidasi. "Orang-orang sering berkata bekerja di Blue Sky sangat berat, tapi Sky Park ada di level yang lebih tinggi. Kau paham maksudku?"
"Baik, Chef." Sehun mengangguk. Intimidasi yang tengah ia terima entah mengapa tidak membuatnya gentar. Ia justru menganggap bahwa peringatan yang baru saja ia dengar adalah bentuk dukungan dari atasannya di dapur. Jika Chef Choi tidak peduli, ia akan dibiarkan begitu saja. Walaupun sering ditatap sengit dan dibentak kasar, Chef Choi seperti tengah memintanya agar berhati-hati dalam pekerjaannya nanti.
"Sky Park terbuka untuk semua peluang dan kesempatan. Jika nanti ada lowongan divisi lain dan kau tertarik mencoba, kau bisa meminta surat rekomendasi dariku. Jika aku merasa kinerjamu bagus, tidak menutup kemungkinan aku akan memberikannya."
Sehun memberanikan diri untuk mendongak.
"Banyak orang berlomba-lomba untuk perpindahan divisi atau kenaikan jabatan. Tapi, kusarankan agar kau tidak buru-buru. Nikmati prosesmu. Saat kau sudah siap, aku yakin kalau Sky Park yang akan memberimu penawaran."
Dugaan Sehun benar. Chef Choi memang mendukungnya.
"Kau tahu apa yang paling diincar oleh pekerja Sky Park?"
"Tidak, Chef," jawab Sehun seraya menggeleng.
"Pandora."
"Pandora?"
Chef Choi mengangguk. "Pelayanan paling utama di Sky Park," jawabnya.
"Seperti King The Land?" Sehun tiba-tiba teringat dengan salah satu drama televisi yang pernah diceritakan oleh sang ibu ketika mereka sedang makan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterious Box (EXO-SKY) | TAMAT
FanfictionOh Sehun memberanikan diri meminta gaji lebih awal untuk biaya pendidikan sang adik. Keesokan harinya, ia menemukan kotak misterius di depan rumahnya. Kotak itu berisi tantangan menyelesaikan 99 misi yang menjanjikan uang dan kesejahteraan untuk kel...