2 - Kotak Misterius

157 26 0
                                    

Masalah biaya pendidikan terselesaikan. Oh Seonwoo sudah mengonfirmasi bahwa dirinya dipanggil ke ruang guru yang memberitahukan bahwa ia tidak perlu membayar biaya selama dua tahun ke depan. Sehun tentu senang dan lega mendengarnya. Ia tidak masalah apabila harus bekerja banting tulang di Blue Sky asalkan pendidikan adiknya bisa teratasi.

Sayangnya, roda kehidupan terus berputar dan ia pun dihadapkan persoalan pelik baru. Kemunculan kotak misterius di depan pintu rumahnya tadi pagi membuatnya kembali melamun sore ini. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya di pusat kebugaran. Di ruang loker yang sepi, ia mengeluarkan kotak berpita itu dengan jantung berdebar.

Sehun tidak pernah mendapat kado. Saat ulang tahun pun kado terbesarnya hanyalah sup rumput laut dan sepotong kue yang dibeli sang ibu di pasar. Ia hanya pekerja paruh waktu yang berpindah-pindah tempat kerja, sehingga tidak mungkin memiliki penggemar rahasia. Apalagi ia tidak pernah berinteraksi dekat dengan seorang perempuan.

Tangan Sehun sedikit gemetar melepas utas pita itu. Di dalamnya terdapat sebuah mainan bola salju dan sebuah surat. Sehun segera membuka surat itu dan dahinya berkerut seketika. Ia sama sekali tidak mengenali siapa pemilik tulisan tangan itu, tetapi isi suratnya lebih membingungkan.

Selesaikan 99 misi untuk memperbaiki kehidupanmu.

"Apa-apaan ini!" Sehun mendengkus sambil membuka lembar berikutnya.

Bantu orang membawa kopor besar menyeberangi jembatan dan dapatkan satu set peralatan masak dan makan.

"Tantangan macam apa ini!" Sehun membanting surat tersebut ke dalam kotak dan buru-buru menutupnya. "Apa dia sedang mengajakku bercanda?" herannya sambil berkemas untuk segera berpindah ke tempat kerja lain saat menyadari dirinya nyaris terlambat.

Sehun berlarian ke luar bangunan menuju stasiun bawah tanah. Sepanjang jalan, isi surat itu kembali berkelebat. Ia sama sekali tidak tergoda dengan hadiah yang dijanjikan. Justru takut apabila tantangan itu adalah jebakan seperti di drama televisi, bahwa nyawanya bisa melayang apabila salah melangkah dan bertindak. Ia bergidik ngeri.

Langkah Sehun makin cepat menaiki satu per satu tangga penyeberangan. Ia harus cepat sampai ke Blue Sky dalam dua puluh menit ke depan. Saat tengah berlarian, ia tak sengaja melihat seorang wanita hamil kesusahan membawa kopor besar menaiki jembatan itu. Tiba-tiba ia berhenti.

Pandangan Sehun tertuju pada wanita itu. Sekitar dua puluh anak tangga di bawahnya. Dahinya kembali mengkerut, berpikir bahwa ia bisa menerima satu tantangan itu dengan mudah tanpa harus mencari target. Namun, ia segera menepis bayangan itu karena takut seseorang menembaknya hingga tewas di tempat.

"Tidak, tidak." Sehun menggeleng cepat dan kembali menaiki anak tangga, lalu berlarian ke bagian ujung. Dari seberang tangga, ia menoleh ke kanan dan wanita itu terlihat mulai kelelahan. Kakinya tiba-tiba memutar ke belakang dan ia kembali berlarian ke arah sebaliknya. "Aku bisa gila!" rutuknya.

Kali ini, bukan soal tantangan dan hadiah yang Sehun pikirkan. Ia tak lagi mengkhawatirkan nyawanya sendiri. Sisi kemanusiaan dalam dirinya mengambil alih. Ia tidak tega melihat wanita itu seperti orang nyaris pingsan. Ia tersenyum ketika masih bisa menggapai lengan wanita itu sebelum duduk terjatuh.

"Gwaenchanasseumnika?¹"

Wanita itu mendongak. Tatapan matanya sayu dan ia kesusahan bernapas.

"Duduk dulu. Tidak apa-apa." Sehun mendudukkan wanita itu dengan hati-hati. "Perlu kucarikan bantuan?" tanyanya.

"Tidak." Wanita itu menggeleng dan berusaha mengulum senyum. "Aku hanya perlu beristirahat sebentar."

Sehun mengangguk. Ia mengeluarkan botol minum dari tasnya untuk diberikan pada wanita itu. Tidak terbayangkan apabila ia tetap berjalan ke stasiun mengabaikan apa yang telah dilihatnya, bisa saja wanita di hadapannya itu jatuh terguling dan tak terselamatkan.

Misterious Box (EXO-SKY) | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang