17 - Penguntit

103 20 4
                                    

Aksi heroik Kim Jongin menyelamatkan seorang petugas kasir menjadi perbincangan banyak orang. Sudah tiga hari berlalu, tetapi Oh Sehun masih mendengar topik itu ke mana pun dirinya melangkah. Di rumah, sang ibu terus-menerus memuji Jongin sampai membuatnya hafal susunan kata yang akan ia dengar. Di jalan pun seperti itu. Orang-orang membicarakan Jongin seolah mereka tidak pernah melihat sosok pahlawan secara nyata.

"Dia benar-benar seorang bintang," gumam Sehun pada diri sendiri ketika lagi-lagi melihat Kim Jongin tengah dikerubungi penggemar di teras depan Blue Sky. Ia menghela napas pelan, lalu mendorong pintu belakang untuk memasuki area dapur. "Aku datang!" serunya pada seluruh koki yang tengah bersiap.

"Ya, Oh Sehun!"

Para koki itu berhamburan menyambut anggota termuda mereka. Satu per satu dari sepuluh koki itu bergantian memeluk Sehun dan menyuarakan betapa rindunya mereka pada si Anak Ayam. Sambutan itu membuat perasaan Sehun membaik. Ia seperti mendapat hadiah atas kebaikan yang telah dilakukannya di masa lalu. Keluarga kedua yang akan menyambutnya dengan tangan terbuka.

"Wah, ada ramai-ramai apa ini?"

Seluruh orang di dapur itu berhenti bersorak untuk membungkuk hormat pada Yoon Jina. Wanita itu tersenyum menatap Sehun. Ia harus melakukan diskusi pagi bersama para koki, tanpa mengetahui bahwa hari ini Oh Sehun akan kembali bekerja.

"Selamat datang kembali," sambut Jina sambil menepuk bahu Sehun dengan lembut.

"Gamsahamnida." Sehun menundukkan kepala.

"Sesuai anjuran dokter, kau belum boleh terlalu banyak beraktivitas fisik. Beristirahatlah saat sudah merasa lelah," saran Jina meski seratus persen percaya Sehun tidak akan melakukan nasihatnya. Ia sangat memahami bagaimana etos kerja lelaki muda di hadapannya itu. "Dapur memiliki dua asisten saat ini, jadi kau tidak boleh melakukan apa pun seorang diri."

Sehun menoleh ke arah Kim Mingyu, asisten dapur baru yang mulai bertugas saat ia mendapat hadiah liburan. Ia menundukkan kepala untuk menyapa lelaki tinggi itu, yang dibalas dengan anggukan kepala dan senyum ramah.

"Oke. Seperti yang kalian lihat di depan, hari ini ada rangkaian acara yang diadakan oleh Star Agency. Chef Ahn, kau sudah menyiapkan semua menunya, kan?" tanya Jina pada koki utama.

Chef Ahn mengangguk. "Aku sudah membaginya kepada para koki. Co-chef akan fokus memasak menu utama untuk Kim Jongin," jelasnya.

"Pastikan tidak memasukkan satu bahan pun yang bisa membuat alergi Kim Jongin kambuh atau restoran kita akan mendapat masalah," pesan Jina dengan suara tegas yang penuh wibawa.

"Baik!" respons seluruh pekerja di dapur itu.

"Silahkan bekerja. Aku harus mengecek bagian luar." Jina meninggalkan dapur, meninggalkan para pekerja yang membungkuk hormat padanya.

"Kau sudah siap bekerja?" tanya Chef Ahn pada Sehun.

"Anda tahu bagaimana tubuhku, Chef," jawab Sehun tanpa keraguan pada suara dan tatapan matanya.

"Bagus." Chef Ahn menepuk bahu Sehun satu kali. "Seperti biasa, kita harus fokus! Aku bisa mentoleransi kesalahan di dapur. Tapi, jika sampai pengunjung kenapa-kenapa karena masakan kita, silahkan angkat kaki dari dapur ini."

"Baik, Chef!" Seluruh anggota dapur berseru sepenuh tenaga, lalu mereka membubarkan diri bersiap di posisi masing-masing, menanti arahan dari sang koki utama.

Sehun yakin hari ini akan berakhir melelahkan, tetapi ia sudah bertekad untuk berjuang. Lelah atau tidak, ia akan menjalaninya. Meskipun mengeluh, setidaknya ia telah mengusahakan yang terbaik.

***

Kim Mingyu sudah menyuruh Sehun untuk pulang lebih dulu, tetapi perintah itu ditolak mentah-mentah. Sehun tidak merasa bahwa ia adalah asisten dapur senior yang bisa bermalas-malasan. Bagaimanapun juga, statusnya dan Mingyu ada di level yang sama. Ia berkewajiban untuk membagi tugas dan menyelesaikan urusan dapur bersama-sama.

Misterious Box (EXO-SKY) | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang