Teman.
Pikiran Sehun melayang-layang dalam perjalanan pulang. Ia mengabsen beberapa nama yang kemungkinan menganggapnya sebagai teman. Sebab, ia tidak pernah benar-benar memiliki ikatan pertemanan dengan orang lain. Kecuali Park Chanyeol dan Kim Jongin. Masalahnya, dua orang itu juga memiliki misi yang sama sehingga sedikit aneh apabila mereka harus saling membantu.
"Apa kau sedang butuh bantuan?" tanya Jongin melalui panggilan grup.
"Tidak." Sehun menggeleng.
"Yakin?" Suara Chanyeol menimpali.
Sehun mengangguk meski tahu dua orang di seberang sana tidak bisa melihatnya. "Aku sedang dalam perjalanan pulang dan tidak sedang membawa barang berat," jelasnya.
"Bantuan yang lain?" desak Jongin.
"Hyung," rengek Sehun begitu saja. Ia berhenti melangkah untuk menghela napas panjang. "Kalian bertanya padaku, tapi tidak mengizinkanku bertanya," decaknya.
"Kami juga sedang tidak butuh bantuan apa-apa, Sehun," jelas Chanyeol. Suaranya terdengar frustrasi.
"Berarti orang lain." Jongin menimpali.
"Aku tidak punya teman selain kalian," aku Sehun.
Berbeda dengan Jongin yang memekik, Chanyeol menanggapi pengakuan Sehun lebih tenang. "Teman sekolah?" tanyanya.
"Hyung, aku bahkan tidak hafal semua teman sekelasku." Sehun sedikit terkikik mengingat ketidakpeduliannya semasa sekolah.
"Rekan kerja? Mungkin, sesama pekerja paruh waktu denganmu. Kau pernah bilang punya banyak pekerjaan, kan? Mungkin salah satu dari mereka."
Sehun tersenyum mendengar kebijaksanaan Chanyeol. Di antara mereka bertiga, selain karena lebih tua, Chanyeol juga memiliki pemikiran yang sangat bijaksana. Ia menganggap hal itu sebagai pesona sekaligus bentuk tanggung jawab Chanyeol sebagai kakak. Memberikan solusi dan jalan keluar.
"Sehun Hyung?"
Panggilan dari arah kanan membuat Sehun berpaling. Saat itulah ia bisa menebak kemungkinan yang dimaksud oleh Chanyeol. "Oh, Mingyu-ya!" serunya. Ada gelembung pekat yang pecah dan membuat napasnya membaik.
"Kau baru pulang?"
"Iya." Sehun mengangguk. Ia teringat masih berada dalam panggilan bersama Chanyeol dan Jongin. "Hyung, aku bertemu dengan Mingyu," katanya.
"Ya, sudah. Kalian mengobrol dulu saja. Sampaikan salamku, ya," pesan Chanyeol.
"Kabari aku kalau sudah sampai rumah." Jongin ikut berpesan, lalu sambungan berakhir.
"Chanyeol Hyung dan Jongin Hyung titip salam," kata Sehun pada Mingyu.
Lelaki yang lebih muda tersenyum. Gigi kelincinya menyembul. "Mereka benar-benar orang baik," sambutnya antusias.
"Oh, kenapa kau di sini?" Sehun teringat kalau tidak seharusnya Mingyu berada di sekitar sini, sebab lelaki itu harus mengejar kereta terakhir untuk pulang.
"Aku menyewa sebuah kamar di dekat sini supaya tidak pulang pergi setiap hari."
"Sungguh?"
"Iya. Lama-lama melelahkan juga." Mingyu terkikik.
"Ini barang-barangmu?" Sehun menunjuk beberapa kantong plastik besar yang Mingyu letakkan di sisi kaki.
"Iya. Aku langsung belanja sepulang kerja."
"Biar kubantu. Kau pasti lelah bekerja," ujar Sehun seraya mengambil beberapa kantong diiringi dengan senyum merekah. Sungguh. Saat ini, tidak ada ingatan soal misi yang tadi ia obrolkan bersama kedua kakaknya. Ia hanya tahu bahwa Mingyu kelelahan sementara lelaki itu masih harus bekerja besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterious Box (EXO-SKY) | TAMAT
FanficOh Sehun memberanikan diri meminta gaji lebih awal untuk biaya pendidikan sang adik. Keesokan harinya, ia menemukan kotak misterius di depan rumahnya. Kotak itu berisi tantangan menyelesaikan 99 misi yang menjanjikan uang dan kesejahteraan untuk kel...