Tebakan mereka bertiga salah.
Alih-alih melihat Yoon Jina –atau setidaknya Seo Kangjoon–, Oh Sehun justru melihat lelaki berwajah sangat mirip yang membuatnya menganga selama beberapa detik. Ia bangun lebih awal pagi dan kantuknya seketika lenyap ketika menyadari bahwa ruang makan di rumah itu sudah lebih dulu ditempati oleh dua orang asing yang belum dikenalnya secara jelas.
"Oh, Sehun-ah," sapa salah seorang di antara mereka berdua.
"Annyeong haseyo." Sehun sedikit membungkukkan badan. Ia tidak tahu harus menyapa seperti apa, sebab tidak tahu nama kedua orang itu. Ia hanya mengetahui marga mereka saja. Yamamoto.
"Kau pasti bingung, kan." Lelaki berkaus cokelat lengan panjang tersenyum sambil menuangkan susu ke gelas panjang. "Aku Yamada. Ini adikku, Akira."
Sehun hanya mengangguk. Ia berharap agar Chanyeol atau Jongin segera bangun agar suasana tidak menjadi canggung. Namun, tidak ada tanda-tanda kedua kakaknya itu akan keluar kamar dalam beberapa menit ke depan.
"Kenapa diam saja di situ? Bergabunglah," ajak Akira yang tengah mengupas apel.
"Baik," ujar Sehun sedikit kikuk. Ia menyeret pelan sebuah kursi di samping Akira dan mendudukinya dengan canggung. "Kalian sudah sampai sejak tadi?" tanyanya, berusaha membangun obrolan agar tidak terkesan kaku.
"Tidak juga." Yamada menggeleng. "Kami sedang berwisata di dekat sini. Berhubung kalian di sini, kami mampir sebentar."
"Oh?" Jongin mendelik saat keluar kamar. Rambutnya acak-acakan, bahkan baju tidurnya semrawut. "Sejak kapan kalian di sini?" tanyanya.
Belum sempat si kembar menjawab, muncul seorang lelaki jangkung dari kamar ujung. Sama seperti Sehun dan Jongin, bola matanya bisa melompat kalau ia mendelik lebih lebar. Di antara rasa kaget dan bingung, ia melirik dua adiknya bergantian. Lirikan itu seakan meminta konfirmasi perihal maksud isi surat yang mereka terima semalam.
"Pasukan sudah lengkap!" seru Yamada sambil bertepuk tangan heboh. "Mari kita sarapan bersama."
Chanyeol bergabung ke ruang makan masih dengan ekspresi bingung. "A-aku tidak tahu kalian akan ke sini," ujarnya.
"Kami hanya mampir sebentar sebelum melanjutkan perjalanan," jawab Akira. Ia beranjak untuk membantu sang kakak menyiapkan sarapan yang mereka bawa dari Seoul.
"Kalian sedang bepergian?" tanya Jongin.
"Ya." Akira mengangguk. "Kami sedang ada jadwal berwisata. Karena kalian di sini, kami memilih wisata Gwangju sekalian."
"Yang lain akan segera menyusul," ujar Yamada setelah membagikan nasi dan sup kepada tiga lelaki muda di hadapannya.
"Yang lain?" Sehun belum menyentuh sendoknya sebelum empat orang lainnya di meja itu memulai kegiatan makan.
"Sohyuk, Won, dan David akan bergabung," jelas Yamada.
Ketiga lelaki muda itu kembali saling berpandangan.
"Ada apa?" tanya Yamada saat menyadari raut kebingungan dari tiga wajah di hadapannya yang hanya saling melirik tanpa suara.
"Yamada-san." Jongin meletakkan sendoknya ke sisi mangkuk. "Di antara kalian, siapa yang paling misterius?"
"Antara aku dan Akira?"
Jongin menggeleng. "Di antara kalian semua. The Sky Family," jawabnya.
"Yoon Jina." Akira bersuara usai menelan satu suapan. Pernyataannya ditanggapi oleh anggukan kepala dari sang kakak. "Dia lebih misterius dibanding James Bond atau mata-mata lainnya. Tidak ada yang bisa menebak isi pikirannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterious Box (EXO-SKY) | TAMAT
FanficOh Sehun memberanikan diri meminta gaji lebih awal untuk biaya pendidikan sang adik. Keesokan harinya, ia menemukan kotak misterius di depan rumahnya. Kotak itu berisi tantangan menyelesaikan 99 misi yang menjanjikan uang dan kesejahteraan untuk kel...