Kedatangan Kim Jongin ke kantor polisi menyita banyak perhatian. Topik tentang lelaki yang dikenal sebagai Kai itu makin ramai menghiasi media massa, baik online maupun televisi. Wartawan yang tadinya hendak meliput kasus tersebut dari sudut kepolisian, berubah menargetkan Kai karena artikelnya pasti akan lebih ramai.
Di hadapan para awak media, Jongin membungkukkan badan sedalam-dalamnya. Ia mengakui perbuatannya yang pergi ke bar untuk minum, tetapi bersumpah bahwa ia tidak memakai obat-obatan terlarang. Hasil pemeriksaan selama kurang lebih sepuluh jam membuatnya terbebas dari tuduhan itu, bahwa ia bersih. Tidak ada zat adiktif di dalam aliran darahnya.
Meski begitu, bukan berarti ia tidak mendapat amukan. Alih-alih manajer atau direktur agensi, orang pertama yang menemui Jongin setelah kepulangannya dari kantor polisi adalah Yoon Jina. Wanita itu datang dengan tatapan berapi-api. Chanyeol dan Sehun yang masih menemani Jongin pun seakan tak bisa berkutik.
"Siapa yang menyuruhmu pergi ke kantor polisi sendiri, huh?" bentak Jina dengan rahang kaku dan tatapan tak bersahabat.
"Inisiatifku sendiri," jawab Jongin. Tangan kanannya bergerak menahan tubuh Sehun yang hendak maju untuk mengklarifikasi. Ia mengulum senyum semanis mungkin di hadapan Jina. "Aku tidak bersalah. Kenapa aku harus bersembunyi?"
Tatapan penuh keberanian di mata Jongin membuat amarah Jina perlahan surut. Wanita berjas putih gading itu menghela napas pelan. "Kau tahu resikonya pergi sendirian, kan? Apalagi tanpa manajer dan pengawalmu seperti tadi. Jongin, kau tidak hanya membahayakan dirimu sendiri, tapi juga Chanyeol dan Sehun," ucapnya.
"Aku yang menyuruh Jongin untuk pergi," kata Chanyeol begitu saja.
"Hyung!" Jongin melotot.
Chanyeol berdiri tegak menghadap Jina, lalu membungkukkan badan. "Joesong hamnida. Aku lupa bahwa keselamatan Jongin sangat penting. Yang kupikirkan hanyalah untuk membersihkan namanya. Jadi, omeli saja aku," ucapnya.
Jina berdecak pelan. "Kalian benar-benar!" rutuknya.
"Nuna, aku baik-baik saja." Jongin meraih tangan kiri Jina untuk digenggam. "Chanyeol Hyung dan Sehun menjagaku dengan baik," ujarnya disertai senyum manis dan meyakinkan.
"Sebenarnya ...." Sehun bersuara. "Itu ideku. Aku yang menyuruh Jongin Hyung membuktikan diri bahwa dia tidak bersalah. Setelah itu, aku menjanjikan untuk pergi berlibur. Direktur Yoon, Anda tahu saya menolak hadiah itu. Saya akan mengambilnya dengan syarat Jongin Hyung tidak lari dari masalah."
"Wah!" Jina sedikit menganga. Ia memegang dahinya yang mulai berdenyut-denyut. "Tidak kusangka, menyatukan kalian malah membuatku pusing," gerutunya.
Tiga lelaki itu diam dengan kepala sedikit tertunduk.
"Lalu, apa rencanamu sekarang?" tanya Jina pada Jongin. Tatapan kekhawatiran tergambar jelas di matanya meski yang jelas terlihat adalah aura penuh intimidasi. "Walaupun kau sudah dinyatakan bersih, kau kehilangan banyak kontrak kerja sama. Aku harus menunggu beberapa jadwal rapat setelah Kangjoon menyusun semuanya."
Jongin sedikit mengangkat bahu. "Apa lagi? Tentu saja menghilang, kan?" Ia mendudukkan diri di sofa dan sudah mulai tenang meski penampilannya cukup kacau karena belum beristirahat.
"Gwangju," lirih Chanyeol dan semua orang di ruangan itu seketika menatap ke arahnya. "Nuna sudah menyiapkan tiket ke Gwangju. Jongin bisa beristirahat di sana," usulnya.
"Kalian pergilah," kata Jina disusul helaan napas pelan. Ia menatap ketiga lelaki itu bergantian, lalu senyum manis perlahan muncul di wajahnya. "Jangan pulang sebelum aku meminta. Mengerti?"
"Baik." Chanyeol mengangguk. Ia lantas menarik pelan lengan Jongin agar segera beranjak. "Kami akan segera bersiap," ujarnya.
"Ya." Jina mengangguk, lalu berbalik badan untuk meninggalkan apartemen Jongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterious Box (EXO-SKY) | TAMAT
FanficOh Sehun memberanikan diri meminta gaji lebih awal untuk biaya pendidikan sang adik. Keesokan harinya, ia menemukan kotak misterius di depan rumahnya. Kotak itu berisi tantangan menyelesaikan 99 misi yang menjanjikan uang dan kesejahteraan untuk kel...