Oh Sehun mengetuk pelan pintu ruang istirahat karyawan agar tidak mengejutkan seseorang di dalamnya. Suara petikan gitar sontak terhenti dan ia tersenyum menatap Park Chanyeol yang menoleh ke arahnya. "Boleh aku masuk?" tanyanya.
"Ini bukan ruangan pribadiku," kata Chanyeol, kembali membelakangi Sehun.
"Iya, tapi kau sedang latihan."
"Kau sudah tahu aku sedang berlatih, lalu kenapa ke sini?" sinis Chanyeol. Tatapannya masih cenderung sinis meski mereka sudah mengobrol secara pribadi. Di antara banyak karyawan Blue Sky yang lain, ia memang tergolong sebagai sosok yang sulit didekati. Ia lebih suka menyendiri.
"Ketus sekali." Sehun berdecak pelan, tidak peduli apakah Chanyeol akan tersinggung atau tidak. Ia melangkah ke tengah ruangan membawa nampan besar berisi beberapa makanan. "Hanya kau yang belum makan. Santaplah sesuatu sebelum tampil di panggung."
"Aku tidak lapar," tolak Chanyeol. Kedua matanya terpejam ketika jemarinya mulai memetic senar gitar lagi.
"Kau harus makan jika tidak ingin membuat Direktur Yoon marah."
Chanyeol membuka mata, lalu menatap Sehun sangat tajam. "Kau sedang mengancamku?" tuduhnya.
Sehun menggeleng. "Tidak," jawabnya tanpa rasa bersalah. Ia mengulurkan sumpit pada Chanyeol. "Sudah aturan di sini agar semua karyawan makan di jam istirahat. Aku hanya ingin membuatmu patuh pada aturan itu."
"Kau!" Chanyeol merebut sumpit dari tangan Sehun. "Jangan sok akrab denganku, ya. Aku tidak peduli dengan kotak misterius ataupun tantangan itu."
"Aku juga tidak," sahut Sehun dengan senyum manis karena Chanyeol mulai mengaduk mangkuk berisi bibimbap. "Aku tidak bisa meninggalkan keluarga dan pekerjaanku untuk liburan. Jangan khawatir, aku akan mengembalikan uangnya pada Direktur Yoon."
"Terserah," respons Chanyeol. Ia buru-buru menghabiskan bibimbap dan meneguk jus jeruk agar bisa kembali latihan. "Jangan menggangguku lagi."
"Begitu caramu berterima kasih pada seseorang yang mencegahmu jatuh pingsan karena kelaparan?" omel Sehun sambil membawa nampan besar itu keluar ruangan. Sebelum menutup pintu, ia menatap punggung besar Chanyeol dengan tatapan nanar. Hatinya selalu sakit apabila ada seseorang yang mengusirnya. "Gwaenchana, Sehun-ah. Ini bukan kali pertama," hiburnya pada diri sendiri.
***
Setelah membuang sampah dan mengunci pintu dapur, Sehun bergegas ke bagian depan bangunan. Ia segera membungkukkan badan saat Yoon Jina melangkah keluar dari pintu utama diikuti oleh Seo Kangjoon. Ada yang harus segera ia sampaikan pada wanita itu sebelum jadwal keberangkatan ke Gwangju.
"Kau belum pulang?" tanya Jina ketika sudah berhadapan dengan Sehun.
"Ada yang ingin saya sampaikan," ucap Sehun dengan sopan.
"Soal?"
"Liburan."
Dahi Jina sedikit berkerut. "Kita bicarakan di mobil saja. Aku akan mengantarmu pulang," katanya.
"Tidak perlu." Sehun menggeleng cepat. "Saya masih harus ke suatu tempat," tolaknya.
"Aku akan mengantarmu," kata Jina lagi.
"Direktur Yoon," panggil Sehun dengan nada sungkan. Ia menggaruk kening tanpa sadar. "Tidak apa-apa. Saya bisa ke sana sendiri. Lagi pula, saya tidak layak untuk naik ke mobil Anda. Terima kasih banyak sebelumnya."
Jina menatap Sehun dengan sorot tersinggung. "Sehun-ah, aku tidak membeli sesuatu dengan niat untuk mengintimidasi orang lain," ucapnya.
"Saya tahu." Sehun mengangguk satu kali. "Tapi, sungguh, saya kotor dan bau. Saya tidak ingin membuat Anda tidak nyaman," jelasnya dengan halus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterious Box (EXO-SKY) | TAMAT
FanficOh Sehun memberanikan diri meminta gaji lebih awal untuk biaya pendidikan sang adik. Keesokan harinya, ia menemukan kotak misterius di depan rumahnya. Kotak itu berisi tantangan menyelesaikan 99 misi yang menjanjikan uang dan kesejahteraan untuk kel...