Misi demi misi terselesaikan dengan baik. Setelah satu misi selesai, ketiga lelaki muda itu selalu mendapat hadiah menarik. Mereka pernah mendapat kiriman boneka besar yang membuatnya tergelak bermenit-menit menertawakan betapa humorisnya si dalang dalam menciptakan sebuah kisah. Terhitung sudah lebih dari dua puluh misi yang mereka jalani selama kurang lebih enam bulan terakhir dan hari ini mereka mendapat amplop baru.
"Istirahat," kata Sehun, membacakan isi surat.
"Sedikit aneh." Jongin mengusap kening.
Chanyeol meletakkan amplop miliknya ke meja. "Tidak juga. Kita sudah menyelesaikan banyak misi. Seperti seorang tentara, kita juga punya waktu istirahat bekerja," katanya. Setelah beberapa detik, ia teringat sesuatu. "Kita memang harus beristirahat."
"Huh?" Sehun dan Jongin serentak menoleh.
"Aku akan mendaftar wajib militer."
"Apa?" pekik Jongin. Punggungnya yang semula bersandar di sofa, menjadi tegak dengan pandangan lurus ke seberang meja. "Kau bilang apa?"
"Wajib militer."
"Jangan bercanda!" bentak Jongin. Seingatnya, Chanyeol tidak pernah menceritakan rencana wajib militer dalam waktu dekat. Ia merasa seperti dikhianati. "Kau tidak pernah cerita padaku," dengkusnya.
"Aku memang baru menceritakannya pada Jina Nuna."
"Kenapa tiba-tiba?" tanya Sehun dengan suara lebih pelan dibanding Jongin.
"Tidak tiba-tiba juga." Chanyeol beranjak dari sofa menuju kulkas di dapur mini , lalu kembali membawa tiga kaleng bir. "Aku butuh waktu menenangkan diri."
"Kenapa harus wajib militer?" Jongin terdengar belum menerima keputusan Chanyeol.
"Aku bukan artis sepertimu."
Dahi Jongin berkerut. Kaleng bir yang diulurkan Chanyeol padanya terlihat tidak menarik. "Kau pilihlah negara mana pun untuk berlibur. Aku yang akan mengurusnya." Ia belum rela apabila Chanyeol meninggalkannya secepat itu.
"Jina Nuna juga sudah menawariku ini itu, tapi aku tidak mau."
"Berikan alasan yang lebih jelas," pinta Sehun.
Chanyeol menghela napas pelan. "Kalau hanya berlibur, aku hanya menepikan sejenak masalah yang kumiliki. Saat pulang, aku harus menghadapinya lagi. Sedangkan kalau aku wajib militer, aku bisa menggugurkan kewajiban sekaligus. Kau tahu, kan? Sekali dayung, dua pulau terlampaui," ujarnya diiringi tawa pelan yang terdengar dipaksakan.
"Kapan akan mendaftar?" tanya Sehun sambil membuka kaleng bir.
"Bulan depan setelah album perdanaku rilis."
Jongin mengerang. Ia menyambar kaleng bir dan meneguk isinya tak sabaran. "Kau selalu saja menolak saran dan bantuanku!" protesnya, lalu beranjak dari sofa menuju kamar di sudut ruangan.
"Biarkan saja." Chanyeol menahan lengan Sehun yang hendak menyusul Jongin. "Dia akan berbicara padaku kalau sudah menenangkan diri."
"Baiklah." Sehun patuh dan kembali duduk di sisi Chanyeol. Ia memperhatikan ke sekeliling ruangan berdinding bata merah. Chanyeol membeli apartemen itu yang difungsikan sebagai studio juga. Hanya ada satu kamar lengkap dengan kamar mandi, dapur mini, ruang tengah disekat sebagai studio rekaman. "Apakah apartemen ini adalah salah satu hasil yang kau dapatkan dari misi itu?"
"Ya," jawab Chanyeol seraya mengangguk.
"Tempat ini sangat cocok. Aku merasa nyaman di sini."
Chanyeol mengulum senyum. "Ini adalah rumahku semasa kecil," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterious Box (EXO-SKY) | TAMAT
FanficOh Sehun memberanikan diri meminta gaji lebih awal untuk biaya pendidikan sang adik. Keesokan harinya, ia menemukan kotak misterius di depan rumahnya. Kotak itu berisi tantangan menyelesaikan 99 misi yang menjanjikan uang dan kesejahteraan untuk kel...