Sepanjang jalan William dan Est sama-sama tidak berbicara.
William fokus mengemudi, dan Est hanya menatap ke luar jendela mobil. Namun pikiran mereka sama-sama kacau.
William melirik Est, ia melihat pergelangan tangan Est yang memerah karena genggaman nya tadi. Est masih tidak menyadari dan terus menatap ke arah luar jendela mobil.
William kembali memerhatikan jalan, lalu mobil berhenti. Est yang sadar mobil berhenti menengok ke arah William.
"Tunggu sebentar di sini aku akan kembali" ucap William sambil melepas sabuk pengamannya tanpa melihat ke arah Est sedikitpun lalu ke luar mobil.
Est hanya diam. Perasaan nya benar-benar kacau saat ini. Badan nya terasa lemas seperti tidak bertenaga.
William kembali, masuk kedalam mobil dan terlihat menaruh sesuatu lalu melajukan mobil nya kembali. Mereka benar-benar diam sepanjang perjalanan.
Mobil William masuk ke arah basement, setelah memarkirkan mobil nya mereka turun.
Mereka sampai di luar pintu, William meminta kunci pada Est. Est mengambil nya dari belakang lukisan yang terpasang di samping pintu.
"Bagaiman bisa kamu menaruh kunci disitu?" Est yang mendengar ucapan William tidak menghiraukan nya.
William meraih kunci itu dan segera membuka pintu nya.
Benar, saat ini mereka ada di apartemen Est, William membawanya kembali ke apartemen nya.
Est duduk di ujung tempat tidur nya, William juga ikut duduk di samping nya. Meraih tangan Est dan terlihat membuka obat oles lalu mengoleskan nya pelan untuk mengurangi memar di tangan Est.
"Maaf, aku terlalu erat memegang nya !" Ucap William, Est hanya menatap tangan yang sedang di olesi obat oleh William.
"Maaf, aku membuatmu dalam masalah !" Lagi-lagi William mengucapkan kata maaf tangan nya masih memberikan est obat.
Est terlihat menahan air mata nya. Ia benar-benar menahan nya, perasaan sangat kacau tidak tau apa yang sedang terjadi.
William bangun lalu duduk jongkok di bawah Est. Menatap Est dari bawah, ia melihat Est yang menahan air mata nya jatuh.
William menghela nafas, tangan nya meraih tangan Est. "Tolong jangan banyak berfikir, aku pastikan semua baik-baik saja !" Ucap William dengan lembut.
Est masih diam membeku, karena ia berusaha menahan air mata nya terjatuh. William bangkit dan segera akan pergi.
"Istirahatlah, kamu pasti lelah menerima hukuman tadi. Aku akan kembali membawakan mu makan malam !" Ucap William dan mengambil kunci mobil.
Est meraih tangan William. William menatap melihat tangan nya lalu beralih menatap Est.
"Bisakah masalah ini tidak melibat kan Joong dan Dunk ?" Ucap Est dengan air mata yang akhirnya jatuh juga karena menatap William.
William tersenyum seakan tidak percaya, di saat seperti ini Est masih membela nya !
"Apakah kamu begitu mencintai nya ? Sampai-sampai air matamu jatuh hanya untuk meminta itu padaku !" William seakan-akan frustasi dengan keadaan ini.
Est menggeleng cepat "bukan seperti itu, Joong dan dunk...."
"Sudah lah, jangan memikirkan hal terlalu banyak ! Jangan menangisi seseorang di depan ku seperti ini ! Aku janji tidak akan melibatkan mereka !" William membelai kepala Est lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Because Of Hate (End)
RomanceBercerita tentang siswa Sekolah Menengah Akhir yang tampan namun dingin menjadi idola semua siswi di sekolah. Hingga datang satu siswa yang juga sangat tampan mudah bergaul dan mulai menjadi idola baru juga di sekolah itu. Nikmati masa-masa sekola...