-PERJALAN AKHIR-

135 13 17
                                    

  Est berada di dalam mobil, ia mengendari mobil mazda warna hitam. Terlihat bucket bunga lili berwarna kuning putih terletak di kursi sebelah nya mengemudi.

  Mobil berhenti di area parkir makam, Est turun dari mobil dan jalan menuju salah satu makam yang ada di sana.

  Ia berdiri sejenak, lalu meletakan bunga di atas makam yang terlihat rapi dan bersih.

  "Apa kakek sudah bertemu dengan nenek di sana ? Bagaimana kabar kakek ? Sudah 1 tahun kakek pergi. Walaupun singkat, aku sangat merindukanmu" ucap Est.

   Ya, itu adalah makam milik kakek William yang meninggal 1 tahun lalu. Kini Est sudah bekerja di perusahaan terbaik di kota itu.

   4 tahun sudah berlalu, wajah nya masih terlihat sama seperti dulu. Est benar-benar menjadi atlet renang yang berbakat, sering juga ia menjadi model pemotretan karena wajahnya yang tampan.

   Setelah beberapa lama ada di makam, Est pergi dari sana. Ia kembali mengendarai mobil nya.

  Selama Est berkendara, dering telepon dan dering pesan di ponsel nya tidak berhenti bunyi. Namun Est mengabaikan nya dan terus konsentrasi mengendarai mobil nya.

*********

   Mobil Est berhenti di area parkir bandara, ia cepat turun dan berjalan menuju pintu masuk bandara.

   Est masuk ke dalam bandara, menengok ke kanan dan ke kiri. Est mencoba menelepon tapi tidak ada respon.

   Ia mencoba berjalan lebih jauh, tiba-tiba dari belakang ada yang memeluk nya. Est terkejut namun tersenyum, mencium harum khas seseorang di belakang nya.

   "Sudah lama ?" Tanya Est.

   "Hmmmm,sudah lama sekali tidak memelukmu seperti ini" jawab William.

   "Apa yang kamu katakan ?" Tanya Est malu.

   William melepas pelukannya dan membalik badan Est, wajah nya kini berubah kesal.

   "Kenapa mengabaikan pesan dan telepon ku ?" Tanya William kesal.

   Est tersenyum, "bukan kah sudah ku bilang, aku pergi dulu ke makam kakek. Sekali saja merespon telepon atau pesanmu, akan membuatku tidak konsentrasi menyetir ! Kamu pasti akan merengek ini itu, masih saja seperti dulu !" Ucap Est, ia berganti kesal pada William.

   William tersenyum lalu memegang kedua pipi Est, "tidak sia-sia aku membayangkan wajah ini, 4tahun berlalu tapi wajah masih sama saja" ucap William yang gemas dengan wajah cemberut Est.

   Est hanya bisa tersipu mendengar ucapan William. "Ayo pulang" ajak Est.

    "Aku yang harus nya mengatakan itu !" Kata William, lalu mereka berjalan bersama keluar bandara.

   "Kamu tidak menyiapkan kejutan untukku ?" Tanya William

   "Untuk apa ? Bukankah melihat ku saja sudah membuat mu bahagia ?" Est menggoda William.

   William memasang wajah kesal pada Est, namun  sebenarnya yang di katakan Est itu memang benar. Ia sangat bahagia melihat Est ada bersama nya.

   Mereka terus saling menggoda sepanjang perjalanan menuju tempat parkir.

  Setelah sampai tempat parkir William tersenyum senang melihat mobil di depan nya. Est membuka bagasi untuk meletakkan barang-barang bawaan William.

   William naik ke dalam mobil Est, kini ia tidak lagi harus menyetir. Est sudah pandai juga membawa mobil.

   "Jadi aku di buang dan kamu di anak emas kan ?" Tanya William menggoda Est.

    Est yang sudah masuk ke pintu mengemudi menutup pintu nya. Lalu tersenyum pada William mengejek "kamu yang membuang dirimu sendiri !" Kata Est, lalu ia mulai mengendarai mobil nya dengan William yang duduk di sebelah nya.

Love Because Of Hate (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang