HILANG NYA TEMPAT TERNYAMAN

150 16 1
                                    

   Est dan Ryu bersamaan menatap ke arah William dengan wajah panik.

  "Apa kalian ?....

   *Dering ponsel Ryu*

   "Oooh, maaf aku harus pergi. Tuan memanggil ku" kata Ryu pada William, ia berjalan pergi sambil mengangkat telepon nya.

   "Baik, saya segera kesana" ucap Ryu di telepon dengan terus berjalan.

   William memandang Est dengan wajah bertanya " kamu ?"

    "Bukan kah kita bertemu saat ke rumah mu ? Aku hanya terkejut dia kakakmu" Ucap Est

    William tersenyum, "oh iya, aku belum cerita tentang nya" kata William senang karena Est mau bicara dengan nya.

    Est memasang wajah datar "tidak perlu di ceritakan" kata nya lalu membuang muka dari William.

    Seketika wajah William berubah, senyum di wajah nya langsung menghilang.

**********

   Saat jam sekolah berakhir Est cepat membereskan buku-buku nya ke dalam tas. William hanya memerhatikan nya, ia ragu-ragu untuk bicara.

   Est yang sadar sedang di tatap William melirik nya, William tersenyum.

  "Aku antar ?" Tanya William.

   Est tidak menjawab nya dan langsung pergi begitu saja. William memasang wajah masam.

  Tui memerhatikan mereka dan menggelengkan kepala nya.

   "Masih belum mau bicara ?" Tanya Tui, ia bertanya tentang Est.

   William mengangguk pelan, wajahnya tak bersemangat.

   "Sudahlah, mungkin dia butuh waktu untuk sendiri dulu" kata Tui, ia meraih tas nya dan akan pulang juga.

   William tidak menjawab nya, ia masih berdiri memandang ke arah pintu.

   Tui pun membiarkan nya dan berjalan meninggalkan nya, namun ia kembali menghampiri William.

   "Nanti malam aku akan ke perpustakaan bersama nya, nanti aku coba tanya" kata Tui senyum, lalu pergi lagi setelah menepuk pelan pundak William.

   William menghela nafas, lalu ikut pergi meninggalkan kelas.

_______••••••••______

   Di rumah kakek nya William datang dengan wajah cemberut.

   "Kamu mengingat kakek saat sedang seperti ini saja" kata kakek yang sedang duduk di kursi santai nya, ia melihat William menghampiri nya dengan wajah murung.

   William tidak menjawab dan duduk di sofa sebelah kursi kakeknya.

   "Ada apa kali ini ?" Tanya kakek.

   William menggeleng "tidak ada apa-apa, hanya merindukan kakek" jawab nya.

   "Kata nya kamu akan membawa nya ? Kenapa datang sendiri ?" Tanya Kakek.

   William menengok ke arah kakek, memasang wajah sedih.

   "Sudah...sudah jangan memasang wajah seperti itu" kata kakek ia tau William tidak baik-baik saja, terlihat dari raut wajah nya.

   William merubah raut wajahnya menjadi sebal dan menyenderkan kepala nya di sofa.

   "Apa dia menginginkan orang lain ?" Tanya kakek.

   William menggeleng "tiba-tiba saja dia mempermasalahkan jenis kelamin" ucap William pelan.

   "Bagus kalau begitu, akhirnya dia sadar. Tidak lagi tertipu cinta mu" ucap kakek dengan nada mengolok William.

Love Because Of Hate (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang