William tersenyum "kemarilah, aku akan memelukmu" ucap William mendekati Est lalu memeluknya.
Est tidak merespon pelukan William, pikiran dan hatinya benar-benar tidak sejalan.
"Apa yang membuatmu kesal ? Apa aku melakukan kesalahan? Katakanlah aku tidak akan mengulanginya. Tapi jangan meminta aku melepaskan mu, aku tidak bisa "ucap William pelan dalam pelukan nya.
"Will...." Panggil Est sembari melepaskan pelukan William.
"Kamu tidak melakukan kesalahan apapun, aku hanya......" Ucap Est terhenti.
William berdiri berjalan ke arah kulkas, membuka nya lalu meraih 1 botol air putih. Ia menenggak air putih itu, menatap Est yang masih terdiam lalu kembali menghampiri nya.
"Huft "William menghela nafas "jadi apa yang membuatmu memikirkan perpisahan ?" Tanya William yang mulai frustasi.
"Aku ingin fokus belajar" ucap Est.
William tersenyum kecut "apa aku menghalangi belajar mu ? Atau selama ini aku tidak menunjukan rasa perduli ku pada prestasi mu ?" Ucap William dengan nada intimidasi pada Est.
"Berhentilah !!" Est menatap nya dengan menunjukkan wajah tidak suka.
"Lalu apa alasan mu ?" Ucap William yang mulai terpancing juga.
"Tolong lah, aku benar-benar tidak ingin bertengkar dengan mu. Aku ingin ini berakhir dengan baik, bukankah kamu berjanji untuk mengiyakan permintaan ku ?" Ucap Est menatap William.
William menatap Est dengan rasa sakit di hatinya " jadi katakanlah satu alasan saja, kenapa aku harus melepasmu ?" Tanya William pelan, dengan mata yang mulai memerah menahan amarah dan air matanya.
"Karena kamu laki-laki dan aku laki-laki ! Sudah jelas ?" Ucap Est tanpa ragu.
"Lalu di mana masalah nya ? Bukankah dari awal memang seperti itu ?" William mulai meneteskan air mata nya.
Est benar-benar tidak tega melihat William yang mulai menangis. Tapi ia tidak punya pilihan lain, selain melakukan ini semua.
"Kenapa itu menjadi alasan sekarang ?" Ucap William pelan tetap tidak ingin itu menjadi alasan perpisahan mereka.
Est memalingkan wajah nya, ia benar-benar tidak bisa melihat William yang biasa nya ceria menjadi tak berdaya seperti itu.
"Hmmm, aku benar-benar ingin hidup normal. Setelah melalui semua, aku mulai menyadari ini bukan aku. Jadi berhentilah, sudahi semua nya sebelum kita terlalu jauh !" Ucap Est yang mulai meneteskan air mata nya, ia masih tidak bisa melihat William.
William memeluk Est erat "tolong jangan jadikan ini alasan. Bagaimana bisa kamu mengakhiri nya seperti ini ? Jangan memintaku pergi, tolong" ucap William frustasi.
Est ikut menangis, sama-sama merasakan sesak. Ia juga tidak ingin hal ini terjadi.
"Pulang lah ! Bukankah alasan ku sudah tepat ? Tidak perlu merengek ingatlah kita laki-laki" ucap Est melepas pelukan William lalu berjalan ke arah pintu dan membuka nya, ia meminta William pergi.
William menatap nya "apa ini benar-benar berakhir?" Tanya William.
"Hmmmm" jawab Est ia tidak menatap William.
William tersenyum pilu, lalu menyeka air mata nya "oke !" Ucap William lalu ia berjalan ke arah pintu yang Est buka.
Menatap Est sejenak dan melangkah pergi. Ia berjalan meninggalkan kamar Est.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Because Of Hate (End)
RomanceBercerita tentang siswa Sekolah Menengah Akhir yang tampan namun dingin menjadi idola semua siswi di sekolah. Hingga datang satu siswa yang juga sangat tampan mudah bergaul dan mulai menjadi idola baru juga di sekolah itu. Nikmati masa-masa sekola...