08. Jebakan
"Hari ini aku hanya ikut syuting setengah hari saja," ucap Ardhito saat ia dan Serena sama-sama menuruni anak tangga.
Serena melirik. "Kenapa?"
"Aku akan bertemu seseorang."
Langkah Serena terhenti. Sementara Ardhito lanjut melangkah. Hingga kemudian Serena mengejar dan meraih pergelangan tangan Dhito.
"Siapa yang akan kamu temui? Cherry...?"
Tatapan Ardhito beralih pada tangan Serena yang menggenggam pergelangan tangannya. Ardhito tersenyum seraya melepaskan pegangan itu. "Andrew."
"...."
Serena sedikit tersentak mendengar nama itu. "B-bukannya dia di Jerman?"
"Dia baru pulang kemarin malam."
"Kenapa kamu bertemu dia?"
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Ardhito.
Serena terdiam.
"Aku hanya melepas rindu dengan teman lama dan itu juga tidak boleh?" Ardhito memutar bola matanya malas.
Setelahnya Ardhito langsung menghampiri para kru untuk memulai syuting daily vlog hari ini. Sedangkan Serena masih tertegun. Wajahnya sedikit cemas saat mendengar bahwa Ardhito akan bertemu dengan Andrew.
Nama lengkapnya Andrew Setiawan. Seorang dokter obgyn dan merupakan sahabat Ardhito dan Serena di masa lalu. Sebelumnya mereka sering berkumpul bersama, tepatnya di awal-awal waktu pernikahan Ardhito dan Serena.
"Kenapa dia harus bertemu dengan Andrew?" bisik Serena cemas.
Dan seperti yang sudah dikatakan oleh Ardhito sebelumnya, ia langsung berpamitan pada kru ketika jam hampir menunjukkan pukul dua siang. Syuting itu pun dilanjutkan oleh Serena seorang diri. Tidak ada kameramen yang mengikuti Ardhito karena dia memang sudah meminta ijin pada produser agar aktivitasnya itu tidak direkam
Serena pun hanya bisa menatap kepergian Ardhito dengan hati rusuh. Dia menatap mobil Ardhito yang melesat keluar halaman dan kemudian hanya bisa menelan ludah.
"Semua akan baik-baik saja, kan?"
.
.
.
"Andrew!"
"Ardhito!"
Dua kawan sejawat itu bersalaman, lalu saling merangkul, menepuk punggung satu sama lain sambil tertawa.
"Astaga, lihatlah bintang besar kita ini," puji Andrew.
Ardhito berdecak pelan. "Hah... tidak ada apa-apanya dengan seorang Andrew Setiawan yang sudah melanglang buana berkeliling dunia."
"Hahahahaha." tawa mereka berdua kembali pecah.
Ardhito dan Andrew bertemu di sebuah restoran mewah. Letaknya di salah satu lantai gedung pencakar langit. Dari atas sana, mereka bisa melihat ke semua penjuru Ibukota.
"Jakarta makin padat aja, ya." Andrew membuka cerita.
Ardhito mengangguk. "Bukan lagi... lama-lama bisa meledak karena kepenuhan penduduk."
"Apa kabar, To?"
"Baik."
"Serena bagaimana?"
Pertanyaan itu membuat Ardhito tersenyum kecut. Ia tidak menjawab pertanyaan itu dan meneguk minuman di gelasnya. Gelagat Ardhito yang tidak biasa itu membuat Andrew mulai bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Marriage (END)
Roman d'amourPernikahan dua bintang besar, Ardhito Sofyan dan Serena Howey sukses menghebohkan jagad hiburan tanah air. Semua orang sepakat bahwa mereka adalah pasangan sempurna. Pertemuan mereka berawal dari project kerja sama dalam sebuah film yang sukses besa...