BAB 24

468 40 2
                                    

mendengar hal itu kedua sahabatnya itu tegang seketika, mereka memandang Freen dengan takut-takut, mereka memang hanya melakukannya tanpa merusak pasangan mereka.

Freen bersiap meninju sahabatnya itu tapi ditahan oleh Becky dengan menggenggam tangan Freen dan menggelengkan kepalanya. Freen menghela nafas dan memandang sahabat nya itu dengan jengkel.

"Sudahlah baby, kayak kamu tidak seperti itu saja, biarkan saja mereka. Yang penting mereka tidak lari dari tanggungjawab saja". Ucap Becky mengelus tangan kekasihnya itu.

" Baiklah sayang, maaf ya membuatmu takut!! ". Ucap Freen mengelus kepala sang tunangannya itu.

" Tidak apa, biarkan mereka dengan pasangan mereka yang penting mereka tidak saling memaksa dan saling menginginkan biarkan saja. Jangan dibobol saja loh". Ucap Becky memandang mereka berempat.

Wajah Keempat nya sangat merah seketika. Mereka mengerti apa yang dikatakan Becky dan mereka sadar jika memang mereka melakukan apa yang dia katakan.

"Jangan membobol gawang jika belum sah, awas saja kalian jika berani melakukannya pada adik-adik ku!! ". Ucap Freen memandang tajam keduanya.

" Malah aku yang dibobol bukan adikmu". Cicit Sonya dengan pelan.

Mendengar perkataan Sonya seketika semua melotot seketika memandang tajam kearah Lookmhe yang menunduk seketika.

"Kamu harus bertanggungjawab Lookmhe, kenapa kamu membobolnya duluan?? ". Tanya Freen kini mendekati sang adik.

Kali ini Becky tidak menghalangi Freen seperti tadi karena memang adiknya salah dalam hal ini.

" Maaf kak, aku terbawa suasana dan tak bisa mengendalikan diri". Ucapnya menunduk ketakutan.

"Kalian sering melakukannya?? ". Tanya Freen lagi menarik kerah baju sang adik

Lookmhee mengangguk jujur karena berbohong pun percuma.

Bugh.. Bogeman keras mendarat pada pipi sang adik sehingga dirinya terjatuh. Sudut bibirnya berdarah karena saking kerasnya pukulan Freen.

" Sayang". Teriak Sonya segera menghampiri sang kekasih tapi ditahan oleh Orm dengan menggelengkan kepalanya. Dia memberi isyarat untuk tidak menghampirinya karena itu akan jadi makin besar.

"Kakak tidak pernah melarangmu bermesraan dan melampiaskan masalah biologismu karena kamu sudah dewasa tapi kamu tidak bisa melupakan bahwa takdir tidak ada yang tahu. Tindakanmu bukan seperti memperlakukannya dengan terhormat sekalipun dia kekasihmu tapi dia sahabat kakak". Freen menatap adiknya dengan tatapan membunuh tepat dimata adiknya itu.

"Maafkan aku, aku bersalah". Ucapnya menunduk takut.

Benar yang dikatakan sang kakak seharusnya dia tidak merusak kekasihnya tapi dia melakukannua dan bahkan sering. Dia lupa jika mereka belum terikat dengan pernikahan dan hal seperti itu tidak pantas dilakukan apalgi sampai membobol gawang mereka.

"Aku tidak mengatakan jika kamu tidak boleh melakukannya, tapi kalian bisa melakukan itu tanpa saling membobol gawang apalagi kalian belum menikah". Ucap Freen berubah sendu karena keteledorannya itu sehingga adiknya seperti itu.

" Maafkan aku, aku akan segera menikahi Sonya kak, aku sangat mencintainya makanya aku melakukannya. Aku tak mau dia dimiliki oelh siapapun selain ku". Ucapnya meneteskan airmatanya.

Tekanan dari neneknya selama ini membuatnya kadang tidak bisa berpikir dengan jernih sehingga melakukan hal yang diluar batas apalagi jika itu menyangkut sang kekasih yang begitu dia sayangi dan sangat dia cintai.

Mendengar penuturan sang adik Freen mengusap wajahnya dengan kasar, dia sungguh tak menyangka jika adiknya berbuat sampai sejauh ini.

"Bagaimana dengan kalian berdua?? ". Freen mengalihkan pandangannya kepada pasangan lingorm.

Mereka yang ditatap intens menundukkan kepalanya karena mereka juga sering melakukannya.

" Kami belum saling membobol gawang Freen, aku menginginkannya nanti ketika kami telah bersatu karena aku ingin menjaganya jadi ketika kami tidak bersama, dia tidak akan di Cap dengan gadis buruk oleh pasangannya nanti". Lingling menggenggam tangan Orm memandang Freen dengan tatapan sendu.

"Aku mencintainya, hanya saja jika aku jadi Lookmhe mungkin aku akan melakukannua krena tekanan itu nantinya pasti akan datang pada kami. Akan kupastikan akan memperjuangkan nya dengan semua yang kumiliki". Ucap Lingking dengan sangat yakin.

Freen mengangguk mendengar jawaban Lingling kemudian mengalihkan perhatiannya lagi ekapda sang adik yang tengah menunduk menyesal.

" Nikahi Sonya secepatnya, jika tidak kakak yang akan mencari dan menghajar mu dengan tangan kakak sendiri". Freen menatap sang adik dengan tajam tapi tetap saja rasa khawatir itu muncul setelah melihat wajah sang adik.

"Maafkan aku kak, kakak tahu bagaimana tekanan yang diberikan nenek kepada kita semua tanpa tahu bagaimana perasaan kita. Baginya kita harus mencapai sesuatu seperti keinginannya bahkan hanya sekedar melakukan hal yang kita suka pun tak akan bisa, karena aku sangat mencintai Sonya karena aku tahu cintaku akan jadi boomerang dan akan mendapatkan pertentangan keras dari keluarga jadi aku menggunakan itu sebagai senjata ku yang terakhir agar kedua keluarga tak bisa memisahkan kami bagaimanapun caranya". Ucapnya menunduk.

"Itu artinya kau tak pernah mempercayai saudaramu!! ". Ucap Freen dengan mata berkaca-kaca.

" Kak"..

"Kau tak mempercayai kami saudaramu karena tak pernah mau membagi masalahmu kepada kami, kau sudah tahu jika kita mendapatkan tekanan besar bahkan yang mengalami tekanan paling besar adalah aku sebagai pewaris utama keluarga Chankimha yang seharusnya dimiliki oleh Kak Faye sebagai anak tertua Keluarga Chankimha". Freen menggelengkan kepalanya terpukul.

Dia memang tidak menyalahkan sang adik masalah hal itu. Dia memukul adiknya karena adiknya tak pernah mau berbagi masalahnya kepada semua saudaranya. Padahal selama ini dia mengorbankan dirinya hanya supaya sang adik tidak mendapatkan hal yang dia rasakan dengan sang kakak. Tapi jika seperti ini nenek mereka bahkan semakin tak akan memandang sang adik.

Orm yang mengerti beratnya menjadi sang kakak, dia sangat tahu bagaimana menderita nya sang kakak mengorbankan dirinya agar dia dan saudara kembarnya mendapatkan kebebasan dengan apa yang mereka inginkan seperti dirinya yang memilih menjadi seorang aktris dan Lookmhe menjadi dokter padahal sang nenek menentang keras pilihan mereka tapi karena kakak tengahnya ini akhirnya sang nenek memberikan mereka izin. Tentunya sang kakak pasti sangat kecewa.

"Kami sangat mempercayai mu kak, hanya saja kami tidak mungkin selalu berlindung padamu dan terus menyusahkan mu , itu sebabnya Lookmhe memiliki pemikiran seperti itu. Dia tak ingin membuatmu terluka dan berkorban terlalu banyak untuk kami itu sebabnya dia tak pernah mengatakan apapun dan melakukan hal diluar batas seperti ini". Orm berucap dengan Mata Berkaca-kaca melihat sang kembaran yang menunduk.

Mendengar penjelasan sang adik, air mata Freen mengalir dengan deras, dia terharu akan perhatian snag adik walau yang dia lakukan salah tapi dia melakukannya untuknya dan memperjuangkan orang yang dia cintai.

Freen menunduk kemudian memeluk sang adik, seketika tangis keduanya pecah menggambarkan bagaimana rasa sayang mereka sebagai saudara yang berusaha saling melindungi sekalipun caranya salah.

"Dasar anak bodoh, kenapa tidak mengatakannya pada kakak agar kakak bisa membantumu, itu tugas kakak sebagai kakakmu untuk melindungi dan menyayangimu anak nakal". Freen menyoroti kepala sang adik dengan gemes.

" Maaf, aku hanya terlalu menyangi kakak dan mencintai Sonya, maafkan aku". Ucapnya dengan cemberut sambil menangis karena dia marahi sang kakak


Rumah Untuk Si KulkasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang