Bismillah, hallo teman-teman👋
Apa kabar? Sehat selalu ya!
Terimakasih banyak-banyak buat kalian yang sudah mau baca cerita ini🙏 mohon maaf jika up nya lama, karena emang tujuannya di wp ini untuk pm saja, tapi tenang insyaAllah cerita akan diselesaikan di sini juga, namun dengan beberapa part pilihan. Part lengkapnya ada di GN ya🙏
Hayu yang mau baca keseruan kang Ahmad sama Jingga, mampir-mampir ke GN yuk. Disana udah up sampai 51 bab ya dan akan segera tamat🤸
.
.
.
.
Tok ... Tok ... Tok ...
Duar!Suara ketukan, ralat! Lebih tepatnya gedoran pintu sungguh memekikan telinga, membuat tidur nyenyakku terganggu kali ini.
Dilihatnya jam weker yang baru menunjukan pukul satu malam membuatku kendengus sebal, siapa sih malam-malam begini mengganggu istriahatku saja.
Aku menggeleng pelan saat melihat Jingga yang tertidur pulas di sebelahku, tanpa terganggu suara gedoran pintu yang cukup nyaring ini. Suara dengkuran halusnya entah membuat hatiku tergelitik, wajah polosnya begitu adem kulihat saat terpejam.
"Mad, bangun dulu sebentar. Ini emak!" teriaknya yang seketika membuyarkan pandanganku pada Jingga.
"Sebentar mak," pintaku setengah berteriak. Buru-buru kaki melangkah lebar kearah pintu, di pegangnya handle pintu dengan agak kesal. Ingin marah rasanya saat ku tau emak yang mengganggu waktu istirahat ini, tapi ada apa? Kok gak biasanya.
Ceklek!
"Apa sih mak, malam-malam gini teriak-teriak. Ganggu tidur ahmad aja" keluhku menatap wajah emak yang menyiratkan kepanikan disana.
Ck.
Emak berdecak, ia dengan lancangnya menarikku untuk menjauh dari kamar."Antar kami ke rumah sakit dulu sebentar Mad," pintanya membawaku menuruni tangga.
Aku yang tadinya setengah ngantuk kini berubah menjadi segar dan tentu saja panik melanda, "siapa yang sakit mak?" tanyaku.
"Teteh mu, dari tadi mual terus gaj berhenti. Mas mu lupa katanya gak bawa cairan infus, teteh mu butuh di infus" jawab emak saat kami sudah menuruni tangga.
Terlihat bapak yang tengah mondar-mandir dengan ponsel di tangannya, entah sedang menghubungi siapa. Sementara mas Abimanyu tengah memberikan pertolongan pertama pada teh Ayu yang sudah pucat sekali.
"Kamu masih kuat kan nak, jangan pingsan ya. Aduh ini teh kumaha atuh Mas, gak papa nunggu sebenyar si tetehnya?" tanya emak begitu panik kembali duduk disamping teh Ayu.
"Mad, tolong antar bapak buat pinjam mobil pak kades" pinta bapak menarik lenganku.
Aku yang masih bingung harus berbuat apa, menurut saat bapak menarikku keluar.
"Kunci motornya mad, cepat ambil. Aduh kamu mah kumaha sih, dimintain tolong malah bengong mulu" kesal bapak yang membuat ku tersadar. Sontak aku menggeleng, berlari kembali memasuki rumah untuk mengambil kunci motor.
"Ayo pak," ajakku saat sudah kembali keluar.
Bapak mengangguk, ia pun mengikutiku berjalan menuju halaman belakang untuk mengambil motor tersebut.
"Tunggu dulu pak," belum sempat aku menyalakan stater, mataku tertuju pada mobil avanza berwarna putih yang terparkir di halaman rumah.
"Apa ai kamu? Kita teh gak ada waktu, cepetan kasihan si teteh" geram bapak dengan menepuk pundakku keras.
"Bapak ngapain pinjam mobil pa kades, ini mobil mas Abi kan ada? Kok repot!" Kesalku.
"YA ALLAH AHMAD! BUKANNYA KAMU TAU MOBIL INI MOGOK, BELUM SEMPAT MAS MU PERBAIKI-" teriakknya sungguh memekikan telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Juragan Jingga
RomanceAhmad, seorang pria sederhana yang sudah berkali-kali mengalami kegagalan dalam tes CPNS merasa begitu prustasi dan terdesak. Dalam keputus asaannya ia mengucapkan sebuah nadzar sebagai tantangan untuk dirinya, jika saat ia masih saja tidak lulus d...