Bab 22

7.9K 1.4K 172
                                    

Bitha bangun lebih pagi dari biasanya. Sama seperti kebiasaannya bangun pagi ketika ia masih tinggal di rumah Galen. Setelah olahraga kurang lebih tiga puluh menit, ia segera mandi dan bersiap-siap. Kemudian ia turun ke lantai bawah, menuju ruang makan. Di sana sudah ada anggota keluarganya yang lain.

"Tumben banget jam segini udah bangun? Kesambet apaan, Bit?" tanya Leo begitu Bitha duduk di hadapannya.

"Aku kan dari dulu emang rajin."

"Kamu mau ke mana jam segini udah rapi banget?" tanya Papi, mengangkat padangan dari iPad dan memperhatikan penampilan Bitha yang tidak seperti biasanya.

"Mau ketemu sama Mas Galen," jawab Bitha.

"Kamu sama Galen pacaran?" tanya Evan dan Leo nyaris bersamaan.

Bitha tersenyum lebar, lalu mengangguk kuat. "Iya dong! Aku sama Mas Galen emang pacaran. Doain kali ini bisa langgeng," ucapnya.

Respon Papi hanya manggut-manggut ketika mendengar anak perempuannya menjalin hubungan dengan laki-laki baru. "Oke. Kalo bisa yang ini jangan berulah lagi kayak sebelum-sebelumnya."

"Siap, Pi."

"Kamu beneran pacaran sama Galen?" tanya Evan memastikan.

"Iya, Kak."

"Galen kok bisa mau sama kamu yang super manja?"

Mendengar itu membuat Bitha menatap Leo dengan tajam. "Apa maksud Kakak bilang kayak gitu? Emang cewek kayak aku nggak pantas pacaran sama Mas Galen?"

Leo mengedikkan bahu cuek. "Galen yang kelihatan dewasa, bisa-bisanya jatuh cinta sama kamu yang super duper manja."

Bitha mengibaskan rambutnya ke belakang sembari mengangkat sedikit dagunya. "Aku cantik, pintar dan menarik. Udah sewajarnya Mas Galen jatuh cinta sama aku."

Leo hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar ucapan Bitha yang begitu percaya diri. "Btw, aku janjian sama Galen jam sepuluh. Ngapain kamu siap-siap dari jam segini?"

"Emang sengaja," jawab Bitha menatap Leo bertopang dagu sambil memasang senyum semanis mungkin. "Pagi ini Kak Leo ke hotel, kan?"

Leo mengerutkan kening, merasa bingung dengan pertanyaan Bitha. Meski begitu ia tetap mengangguk sebagai jawaban. "Ada pekerjaan yang harus aku selesaiin sebelum ketemu sama Galen."

"Perfect." Bitha menjentikkan jari dengan cengiran lebar. "Berarti aku ikut Kak Leo ke hotel buat ketemu sama Mas Galen."

"Ngapain kamu pagi-pagi nyamperin Galen?" tanya Mami yang dari tadi diam saja.

"Nemanin Mas Galen dong, Mi. Kasihan kalo Mas Galen sendirian di hotel," jawab Bitha.

"Galen itu laki-laki dewasa, bukan bocah," cibir Evan.

"Bitha kalo lagi bucin emang gini, Kak. Udah maklumin aja," ucap Leo menimpali dengan tampang geli.

"Kamu jangan bikin ulah, Bit," ucap Papi penuh peringatan.

Bitha berdecak. "Emang kapan aku pernah bikin ulah sih?"

"Setiap saat," jawab semuanya dengan kompak.

Bitha sontak cemberut. Kemudian ia cepat-cepat menghabiskan sarapannya sebelum pamit ke orang tuanya.

"Kamu beneran mau ikut aku ke hotel?" tanya Leo berdiri bersandar di pintu mobil.

Bitha mengangguk. "Aku cuma mau ketemu Mas Galen," ucapnya. "Janji nggak akan bikin masalah," tambahnya.

Leo menghela nalas panjang. Kemudian ia membukakan pintu mobil untuk Bitha. "Galen tau kalo kamu nyamperin dia ke hotel?" tanyanya begitu sudah duduk di balik kemudi.

Bitha for the BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang