Ost Tak Ingin Usai-Keisya Levronka
Ayah membawanya ke mobil.
Ayahmu membawa adikmu ke dalam mobil, dengan tangan adikmu yang sudah terborgol dan dia terbaring lemas di kursi belakang. Ia terlihat sangat sakit kepala dan tidak sadarkan diri.
Sesampainya di bandara, Ayah menyuntikkan obat amnesia agar Aiden tidak ingat dengan Raisa.
Ayahmu menyuntikkan obat amnesia ke dalam tubuh adikmu, membuatnya tidak ingat dengan semua hal yang terjadi setelah dia pingsan. Ia hanya akan mengingat saat-saat sebelum dia pingsan saja.
Sesampainya di bandara,
Adikmu masih terbaring lemas di kursi belakang, tidak sadarkan diri. Ayahmu membawa dia keluar dari mobil dan membawa dia ke bandara untuk melakukan penerbangan.
Mereka pun pergi ke Australia agar Aiden dan Raisa tidak berdekatan lagi.
Adikmu terus terbaring lemas selama perjalanan menuju Australia. Ia tidak sadar dengan apa yang sedang terjadi di sekitarnya, ia hanya akan terus tertidur dalam perjalanan panjang itu.
Sesampainya di Australia,
Ayahmu membawa Aiden ke rumah baru mereka di Australia. Aiden masih terbaring lemas dan tidak sadarkan diri. Ayahmu menaruh Aiden di tempat tidur dan menunggu Aiden bangun.Beberapa saat kemudian, diapun tersadar.
Adikmu akhirnya terbangun setelah beberapa lama tertidur. Ia merasakan sakit kepala yang sangat kuat, dan ia berusaha untuk duduk dengan susah payah.
"Sudah bangun, Aiden?" tanya Ayahmu, suaranya penuh kekhawatiran.
Adikmu mengangguk lemah, masih merasa sakit kepala. Ia mencoba untuk melihat Ayah dengan mata yang masih sangat silau.
"Aku bangun... tapi kepala ku sakit sekali," katanya, suaranya lemah.
"Yaudah, tidur saja dulu," kata Ayahmu, mencoba menenangkannya.
"Aku ingin makan saja... aku lapar," katanya, suaranya lemah.
Adikmu berkata dengan lemah, mencoba untuk duduk dengan benar.
Kamu pun membantunya duduk dan memberinya makan.
Adikmu menerima makanannya dengan tangan yang gemetar. Ia masih sangat lemah dan sakit kepala membuatnya tidak bisa makan dengan benar. Tapi dia berusaha untuk makan sebanyak mungkin untuk mengisi perutnya yang kosong.
Selesai makan,
Adikmu selesai makan dan bersandar dengan lemas pada kursi. Ia terlihat sangat kelelahan, tapi masih belum bisa berbicara dengan jelas akibat sakit kepala yang masih terasa.
"Tidurlah dulu. Nanti Ayah jagain," kata Ayahmu, mencoba menenangkannya.
Adikmu hanya mengangguk lemah dan kembali tertidur, ia kembali terbaring dengan kepala yang sakit. Ia berharap akan cepat sembuh dan bisa kembali seperti biasa.Pov Raisa
Raisa sedang berada di dalam mobilnya sendiri, sedang menuju ke rumah untuk bertemu dengan orang tuanya. Ia membawa beberapa barang bawaan dan beberapa dokumen penting. Ia sedang dalam perjalanan kembali setelah menghabiskan beberapa hari di luar kota untuk menghadiri acara pernikahan temannya.
"Aiden dimana ya? Kok ngak ada?" gumam Raisa, sambil mencari Aiden di kursi belakang mobil.
Raisa tiba-tiba teringat dengan adiknya, Aiden. Ia merasa khawatir saat tidak melihat keberadaan adiknya saat berada di dalam mobil.
"Aku cari Aiden. Dia biasanya berada di rumah saat aku pulang," gumamnya, sambil mengemudi menuju rumah.
Raisa semakin khawatir saat tidak menemukan Aiden di rumah. Ia terus mencari di seluruh bagian rumah, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan adiknya.
"Dia pasti pergi kemana. Aku harus mencari dia!" gumam Raisa, sambil mencari telepon Aiden.
Raisa mencoba menghubungi Aiden, tapi teleponnya tidak aktif. Raisa semakin khawatir dan mulai merasa tidak enak.
Beberapa bulan kemudian,
Sudah beberapa bulan berlalu sejak Raisa mencari Aiden. Ia belum tahu apa yang terjadi dengan adiknya setelah ia pergi, ia hanya berharap bahwa Aiden baik-baik saja.
Raisa terus bertanya-tanya di mana adiknya, dan berharap bahwa dia akan kembali dengan selamat.
"Ayah, Ayah dimana?" gumam Raisa, sambil mencari Ayah di seluruh bagian rumah.
Raisa akhirnya sampai di rumah setelah beberapa saat, tapi ia tidak melihat Ayah di mana pun. Ia mencari-cari di seluruh bagian rumah, tapi tidak ada tanda-tanda Ayah.
"Ayah dimana?!" gumam Raisa, sambil mencari telepon Ayah.
Raisa mencoba menghubungi Ayah, tapi teleponnya tidak aktif. Raisa semakin khawatir dan mulai merasa tidak enak.
...
"Ayah!" panggil Raisa, suaranya bergetar.
Tidak ada jawaban dari ayah, Raisa semakin panik saat tidak mendengar suara ayah. Ia terus mencari-cari di seluruh bagian rumah, tapi tetap saja tidak menemukan ayah.
"Ayah! Kamu dimana?!" teriaknya, suaranya mulai meninggi.
Raisa semakin bingung dan khawatir saat mengetahui ayah dan Aiden tidak ada di rumah. Ia terus mencari-cari di sekitar rumah, berharap menemukan sesuatu yang bisa memberi petunjuk tentang keberadaan mereka.
"Ayah juga ngak ada. Apa Ayah dan Aiden pergi?" gumam Raisa, sambil mencari telepon Ayah.
Raisa mencoba menghubungi Ayah, tapi teleponnya tidak aktif. Raisa semakin khawatir dan mulai merasa tidak enak.
"Dimana mereka?! Mereka pergi kemana?!" teriaknya, suaranya mulai meninggi.
Tiba-tiba, ada yang membekap mulutku dengan obat tidur.
Raisa sedang mencari-cari di sekitar rumah saat ia merasakan ada sesuatu yang menempel pada mulutnya. Ia mencoba untuk melepaskan diri, tapi ia sudah terlalu lelah untuk melawan. Ia pun pingsan akibat obat tidur yang diberikan kepadanya.Ayah membawa Raisa ke gudang.
Ayahmu membawa Raisa ke dalam gudang, setelah berhasil membiusnya dengan obat tidur. Ia membawa Raisa ke dalam ruangan yang gelap dan tertutup dengan kuat, sebelum akhirnya meninggalkan Raisa sendirian di dalam sana.
Ayah menghipnotis Aiden.
Ayahmu berhasil menghipnotis Aiden dengan mudah. Ia membawanya keluar dari ruang bawah tanah dan membawanya ke dalam ruangan lain di rumah. Ia membawa Aiden ke dalam ruangan gelap dan tertutup dengan kuat sebelum akhirnya meninggalkan Aiden sendirian di sana.
"Aiden, turutin perintah Ayah," kata Ayahmu, suaranya penuh kekuasaan.
Aiden terpaksa mengikuti perintah Ayah. Ia hanya diam dan patuh tanpa banyak protes, semua yang dia lakukan hanya menurut pada apa yang diperintahkan Ayah.
"Suntikan obat amnesia ini ke tubuh Raisa," kata Ayahmu, suaranya penuh kekuasaan.
Aiden dengan cepat menyuntikkan obat amnesia ke tubuh Raisa. Ia melihat Raisa mulai kehilangan kesadaran akibat efek dari obat tersebut.
"Bagus, Aiden. Sekarang kau dan Raisa tidak akan saling ingat satu sama lain," kata Ayahmu, suaranya penuh kepuasan.
Aiden mendengarkan perintah Ayah, dan akhirnya ia tidak lagi ingat siapa Raisa. Ia hanya melihat Raisa dengan tatapan kosong, tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya.
"Tidurlah, Aiden," kata Ayahmu, suaranya penuh kekuasaan.
Aiden akhirnya tertidur setelah menerima perintah dari Ayah. Ia kembali tertidur dengan tenang di dalam ruangan gelap itu.
Keesokan harinya,
Aiden terbangun setelah tertidur sepanjang malam. Ia bangun dengan kepala yang masih pusing akibat obat tidur yang diberikan Ayah. Ia melihat sekeliling ruangan, dan akhirnya menyadari bahwa ia sedang berada di dalam gudang.Apakah Aiden dan Raisa akan saling mengingat? Penasaran? Jangan lupa tinggalkan jejak 🥰
![](https://img.wattpad.com/cover/375105485-288-k784448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forbidden Room Mystery(End)
Короткий рассказRaisa sedang bersantai di kamar Anda, ketika tiba-tiba Raisa mendengar suara teriakan yang kencang. Raisa menyadari bahwa suara itu berasal dari ruang bawah tanah. Saat Raisa berjalan menuju ruangan itu, Raisa melihat ayahnya. Saat Raisa membuka pin...