23.

52 4 0
                                    

jangan lupa vote

selamat membaca

***

"kau tau apa kesalahan mu lios?"tanya riyader dengan nada dingin kepada anak sulungnya.

"ya, aku salah maka dari itu hukumlah aku"jawabnya pasrah jika dirinya tidak lupa menjemput dan pergi ke kantor terlebih dahulu mungkin zayn tidak akan di keroyok.

"darimana saja kau tadi?"tanya lagi riyader, menatap sang putra dengan raut kekecewaan.

"aku ada urusan kantor,tangan kanan ku mengabari ada pekerjaan di daerah sini.

bukan apa apa, selain mereka berkunjung, juga ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan oleh riyader, zellfin juga rayyan.

usia zellfin memang masih muda,namun ia sudah menjadi CEO muda semenjak keluar kuliah.

"kau memilih pekerjaan mu?"

"tentu tidak,aku berangkat dari sekitar 2 jam yang lalu sebelum menjemput"

"kau teledor"

"ya, maafkan aku"

"aku ingin papa hukum"sambung zelios kepada papanya, tentu sangat aneh di saat yang lain tidak mau terkena konsekuensi apapun manusia satu ini malah Memintanya sendiri,bukankah.... aneh?.

riyader mengangguk pelan, walau ini adalah anaknya, ia akan tetap menetapkan hukum, agar tidak di ulangi.

"nanti malam kau papa hukum"zelios mengangguk.

ceklek...

pintu terbuka dari luar mengalihkan perhatian zelios dan riyader.

"dokter teo sudah pulang"ucap pitriani yang datang dari balik pintu.

" bagaimana keadaan zayn?"tanya zelios pada sang mama yang masih di ambang pintu, raut pitrianu seketika berubah menjadi sedih,kemudian menampilkan senyum yang di paksakan.

"kau lihat sendiri ya?"jawabnya lalu pergi dari sana, bukan sebab marah atau kecewa namun sedih karena teringat kembali apa yang di alami zayn,beda dengan pengartian zelios seorang, ia menangkap bahwa sang mama telah kecewa padanya.

tentu menambah rasa bersalahnya.

"mari lihat"ajak riyader kepada sulungnya yang masih melihat ke ambang pintu dimana sang mama pergi.

zelios mengangguk dan mengikuti langkah sang papa beranjak dari sana.

.
.
.
.
.
.

setelah sampai di depan pintu zayn riyader langsung membukanya dan masuk ke dalam,yang ia lihat zayn sedang duduk di ranjang dengan diana yang sedang mengobati memar di muka zayn dengan salep yang mungkin itu dari dokter teo.

rayyan,zellfin,Brian dan zahran yang sudah pulang,sedang duduk di kursi melihat apa yang di lakukan diana,begitupun sella yang tadi di kamar ikut serta berkumpul.

sebenarnya dokter teo sedari dulu sudah menjadi kepercayaan keluarga bagasgara maka dari itu mereka menjadi langganan dokter teo.

tentu zayn tidak akan kenal dengan dokter teo begitu pula dokter teo kepada zayn,terakhir mereka bertemu adalah ketika zayn berusia 4 tahun,dalam kematian tuan besar bagasgara.

hingga kemarin keluarga bagasgara bertemu dengan teo di rumah sakit.

kenapa tidak pitriani yang merawat setiap keluarga yang sakit?, jawabannya karena pitriani tak tega, juga riyader yang tidak memperbolehkan.

"ma, dimana pitriani?"tanya riyader sembari berjalan ke arah sofa bersama zelios dan bergabung duduk.

diana menghentikan kegiatan nya dan menoleh ke samping dimana riyader yang bertanya duduk bersama yang lainnya.

"pitriani sedang mengambil air hangat"jawabnya lalu kembali dengan kegiatannya.

riyader mengangguk, sedangkan zelios merasa janggal,air hangat untuk apa?.

" tunggu, air hangat untuk apa?"tanya zelios menatap sang oma dengan raut heran.

"untuk Mengompres dada zayn juga perut nya memar"

"hey,mereka memukul dada juga perutmu?"tanya zelios kepada zayn, kemudian zayn mengangguk takut.

"apa itu tidak bahaya?, bagaimana kata dokter teo? a-"

"hey bertanyalah dengan perlahan, keponakan bungsu ku bahkan belum berucap apapun"sela rayyan melihat sulung kakanya yang bertanya dengan sangat terburu buru.

"ekhem... baiklah"zelios menormalkan expresinya dengan sedikit malu setelah mendapat teguran dari papinya.

"kau seperti bukan kau bang"sarkas zellfin kepada zelios dengan tangan bersedekap dada dan tatapan datarnya.

kenapa sang abang menjadi berubah? apakah boleh zellfin menyebut abang nya bunglon? ya tidak ada alasan lain, kakanya berubah sikap karena beda tempat.

diana dengan zayn yang duduk du ranjang tersenyum melihat zellfin dengan tatapan datarnya melihat sang abang, sedangkan yang di tatap datar malah mencoba Memelototinya dengan raut yang masih terlihat bersemu merah padam.

bukannya seram namun terlihat seperti em.... kepiting yang baru di rebus?

"kau yang seperti kakanya zellfin,dan zelios adiknya"ucap lantang diana.

"oma!!"teriak tak Terima dari zelios, membuat diana terkekeh.

" sudahlah, oma hanya bergurau"jawab diana dengan semakin terkekeh melihat raut zelios begitupun zayn yang tersenyum tipis.

"apa kata dokter teo oma?"tanya zelios dengan raut yang di rubah seketika, tidak perlu tes DNA sudah benar zelios adalah bunglon!

" aku tidak apa apa abang, tenang saja" sahut zayn dengan segera, membuat zelios menggeleng pelan.

"aku butuh jawaban yang benar" ucapnya.

"zayn tidak apa sayang, tenanglah,dokter teo bilang memar di dada dan di perut zayn di kompres saja, nanti segera membaik"suara pitriani Tina tiba terdengar dari ambang pintu seperti tadi.

sontak zelios menoleh kepada sang mama yang baru saja masuk dwngan sewadah air hangat beserta handuk kecil di dalamnya.

"benar"timpal zayn setuju dengan ucapan mama nya.

"mama tidak marah? atau kecewa?"tanya zelios masih memandang dang mama.

" atas dasar apa mama kecewa ataupun marah nak?"jawabnya lembut.

zelios menjadi tenang dengan ucapan yang keluar dari mulut pitriani, ia takut mengecewakan sang mama.

"berbaring sayang"lembut pitriani pada zayn pitriani sudah duduk dan tengah menyiapkan handuknya yang sudah tidak sebasah sebelumnya, tentu ada seseorang yang cemburu ataupun iri akan hal itu.

zayn menggeleng, membuat pitriani serta yang lain menjadi bingung sendiri.

"kenapa?"tanyanya, pitriani pada sang bungsu, yang pipinya mulai bersemu merah.

"malu"cicitnya pelan,membuat sebagian orang tertawa lepas.

***
jangan lupa vote and bantu follow, ramein ya biar author nya semngat

Zayn ZhafirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang