Beberapa hari setelah Bella tiba di Forks, rutinitas kehidupan rumah Charlie Swan mulai berubah. Kehadiran [Name] Michaelis, meskipun awalnya mengejutkan, ternyata membawa dampak positif. [Name] tak hanya membantu memasak dan membersihkan rumah, tapi juga menjadi sosok yang tanpa disadari mulai menjadi penopang bagi Charlie dan Bella.
Bagi Bella, [Name] bukan hanya sekedar 'tamu misterius', namun juga sudah mulai terasa seperti seorang kakak. Setiap pagi, ia menemukan meja makan penuh dengan sarapan yang lezat, sementara dapur selalu rapi setelahnya. Bahkan, [Name] sering kali menemaninya mengobrol, memberikan pandangan yang cerdas namun terkadang sarkastik tentang Forks, kota yang sering ia sebut 'terlalu tenang'.
Namun, ada satu hal yang membuat Charlie merasa semakin berhutang budi. [Name] hampir setiap hari membantu mengurus rumah, bahkan memasak untuk mereka tanpa diminta. Sampai suatu pagi, Charlie berusaha mencari cara untuk membalas kebaikannya. "[Name]," panggil nya dari ruang tamu. "Kau sudah banyak membantu kami di sini. Aku merasa perlu berterima kasih dengan cara yang lebih.. uh, nyata."
[Name], yang sedang memotong roti untuk sarapan mereka, menoleh dengan alis terangkat. "Tidak perlu merasa berhutang budi, Charlie. Aku memang terbiasa melakukan hal ini."
Charlie menggeleng, menggaruk kepalanya yang sudah beruban. "Tetap saja. Oh, aku punya ide. Apa kau ingin bersekolah? Maksudku, aku bisa mendaftarkanmu di sekolah yang sama dengan Bella."
Bella, yang baru saja turun dari tangga, hampir tersedak air liurnya sendiri mendengar perkataan ayahnya. "Sekolah? Dad, kau yakin itu ide yang bagus?" Tanyanya, berusaha menahan senyum. Memikirkan [Name] yang begitu misterius dan elegan duduk di ruang kelas Forks High School terdengar seperti sesuatu yang tidak biasa.
Namun, bukannya menolak, [Name] malah tersenyum tipis, menunjukkan ketertarikannya yang samar. "Sekolah? Kurasa itu bisa menjadi pengalaman menarik." Pandangannya mengarah pada Bella dengan ekspresi tenang. "Lagipula, menjaga keamanan ‘adik kecil’ tidak akan terlalu sulit."
Bella melongo. "Tunggu-tunggu, jadi kau mau?"
[Name] mengangkat bahu. "Kenapa tidak? Setidaknya ada sesuatu untuk mengisi waktu di tempat ini, bukan?"
Charlie tersenyum lega. "Baiklah, kalau begitu aku akan mengurus pendaftarannya. Bella, kau bisa menemani [Name] nanti di sekolah, ya?"
Bella mengangguk, masih tidak percaya. Dalam hati, ia merasa sedikit khawatir dengan bagaimana reaksi teman-temannya di sekolah nanti, namun ia juga merasa terhibur dengan membayangkan bagaimana [Name] yang elegan dan misterius ini berinteraksi dengan suasana sekolah menengah yang, menurutnya, mungkin akan sedikit membosankan bagi [Name].
---
Hari pertama sekolah tiba, setidaknya pertama untuk iblis itu. Bella dan [Name] tiba di depan gedung Forks High School, dengan pandangan aneh yang tertuju pada [Name] dari para siswa yang berlalu-lalang. Dengan penampilan rapi dan sikap tenangnya, ia memang terlihat agak mencolok di lingkungan sekolah yang biasanya penuh dengan siswa berpakaian kasual.
Bella, yang merasa sedikit canggung, berjalan di sampingnya. "Kau yakin ingin melakukan ini?" tanyanya pelan.
[Name] menatapnya dengan senyum tenang. "Tentu saja. Lagipula, aku penasaran dengan kehidupan sekolah di sini. Jangan khawatir, Bella. Aku akan menyesuaikan diri."
Sementara itu, para siswa di sekitar mereka berbisik-bisik, beberapa di antaranya terlihat heran dan penasaran. Lalu ada seorang siswa dengan rambut berantakan menghampiri mereka, wajahnya dipenuhi rasa ingin tahu. "Hei, Bella!" katanya sambil melirik [Name]. "Siapa ini? Teman barumu?"
Bella terkekeh, merasa sedikit bangga. "Ini.. uh, ini [Name] Michaelis. Dia tinggal di rumahku untuk sementara waktu."
Siswa itu menatap [Name] dengan takjub. "Oh, wow. [Name] kelihatan seperti model dari Eropa atau semacamnya."
[Name] tersenyum sopan, menanggapi dengan nada santai, "Sebenarnya, aku hanya orang biasa yang sedang berlibur di kota kecil ini."
"Orang biasa!?" Siswa itu hampir tersedak. "Dengan penampilan seperti ini? Kau bercanda, kan?"
Bella tertawa kecil di sebelahnya, merasa senang melihat teman-temannya mulai terhibur dengan kehadiran [Name]. Mereka melanjutkan perjalanan ke dalam gedung, dan Bella menunjukkan lokernya pada [Name]. "Kau bisa menggunakan loker ini," dia menjelaskan sambil membuka loker kosong di sebelahnya. "Semoga saja kau bisa betah di sini."
[Name] mengangguk sambil memasukkan buku-buku yang diberikan oleh pihak sekolah. "Terima kasih, Bella. Aku akan mencoba menikmati hari-hariku di sini, meski aku rasa ini akan menjadi pengalaman yang cukup berbeda."
Saat mereka berdua melangkah masuk ke ruang kelas, beberapa siswa langsung memperhatikan [Name]. Bisik-bisik kembali terdengar di sana-sini, membuat Bella merasa sedikit malu.
Di tengah-tengah jam pelajaran, seorang siswa berani mengajukan pertanyaan langsung pada [Name]. "Jadi, kau ini orang baru di Forks, ya? Kenapa pindah ke sini?" tanya siswa itu dengan nada penasaran.
[Name] menatapnya dengan pandangan tenang dan sedikit senyum misterius. "Kebetulan, mungkin. Aku hanya berada di sini karena takdir."
Siswa itu melongo, sementara Bella berusaha menahan tawa. Jawaban [Name] yang penuh misteri tampaknya membuat siswa-siswa lain semakin tertarik padanya. Bahkan guru di kelas itu sesekali meliriknya dengan bingung, mungkin tidak menyangka ada siswa baru dengan aura seaneh ini di Forks High School.
Di saat istirahat makan siang, Bella dan [Name] menuju kafetaria. Bella sudah terbiasa dengan suasana di sana, namun bagi [Name], tempat itu tampak seperti dunia yang benar-benar baru. Ia duduk dengan tenang, mengamati keramaian dengan ekspresi tenang, seperti sedang mengamati suatu fenomena aneh.
"Bagaimana, [Name]? Apa menurutmu sekolah ini menarik?" Tanya gadis itu sambil menahan tawa.[Name] menatapnya, sambil mengangkat bahunya. "Sangat.. sederhana, tapi menyenangkan dalam cara yang tidak terduga. Kau benar-benar harus berjuang untuk bertahan hidup di sini, ya?" Katanya setengah bercanda.
Bella mengangkat bahu juga lalu tertawa pelan. "Ya, begitulah. Ini bukan tempat yang seru, tapi mungkin akan menarik kalau kau ada di sini."
Mereka melanjutkan makan siang sambil berbincang-bincang, tak menyadari bahwa banyak mata di sekeliling mereka yang memperhatikan. Bagi siswa lain, kehadiran [Name] di Forks High School adalah sesuatu yang benar-benar tak terduga. Bahkan beberapa dari mereka mulai berbisik-bisik, menebak-nebak apakah [Name] adalah selebriti atau orang penting dari luar negeri.
Setelah hari sekolah selesai, Bella merasa kelelahan, namun ia tetap tersenyum melihat [Name] yang tampaknya tidak kelelahan sama sekali, malah tampak seperti sedang menikmati hari-harinya. Dengan wajah cerah, [Name] melambaikan tangan pada beberapa siswa yang masih berbisik-bisik tentang dirinya. "Bella, aku rasa aku akan menikmati sekolah ini. Tempat ini punya daya tarik tersendiri," katanya dengan senyum lebar yang membuat Bella tertawa.
"Baiklah, kakak ku yang misterius," jawab Bella sambil tersenyum. "Kalau begitu, selamat datang di Forks High School."
![](https://img.wattpad.com/cover/383734638-288-k726680.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Deal With the Devil [Twilight Saga x Reader]
FanfictionKetika [Name] Michaelis membuka mata, ia mendapati dirinya jauh dari istana kelam yang biasa ia sebut rumah-terlempar ke dunia aneh penuh manusia fana. Tak ada tanda-tanda kakaknya, Sebastian, atau pun kehidupan iblis yang penuh intrik. Sebaliknya...