The Call - 15

257 57 1
                                    

Hampir sehari berlalu sejak Bella, Alice serta Jasper meninggalkan Forks dan menuju Phoenix. Malam mulai menyelimuti dengan tenang, hanya suara angin malam yang sesekali terdengar dari luar rumah keluarga Cullen. Di ruang tamu, [Name] duduk di sofa bersama Carlisle. Suasana sepi dan hening, tetapi ada ketegangan tak kasat mata yang menggelayuti, mengingat situasi serius yang dihadapi keluarga Cullen sekarang.

[Name] menatap lurus ke depan, tampak sibuk dengan pikirannya sendiri. Carlisle duduk di sebelahnya sembari memperhatikan makhluk misterius ini yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka, meskipun berasal dari dunia yang sangat berbeda. Namun akhirnya ia memecah keheningan. "Kau tampak memikirkan sesuatu," ujarnya lembut.

[Name] menghela napas, lalu menatap Carlisle dengan ekspresi tenang. "Aku hanya tidak menyangka, segalanya akan jadi serumit ini hanya karena Bella berurusan dengan vampir."

Pria vampir itu hanya tersenyum tipis, mencoba menenangkan suasana yang terasa berat. "Aku mengerti. Edward sudah lama hidup dalam kesunyian. Sampai Bella datang. Dia mengubah segalanya, tidak hanya untuk Edward, tapi untuk seluruh keluarga kami."

[Name] mendengus pelan, tapi dengan senyum simpul di sudut bibirnya. "Cinta. Begitu banyak kekacauan yang dibawa olehnya." Ujarnya lalu melipat tangan di depan dada karena merasa geli memikirkan konsep cinta.

Carlisle tertawa kecil dan mengangguk. "Mungkin benar. Tapi, terkadang, cinta juga yang menyelamatkan kita dari kekosongan. Aku sudah hidup berabad-abad, namun aku bisa merasakan dengan sangat jelas. Bagi Edward, Bella adalah segalanya. Bahkan jika itu berarti risiko seperti ini."

Sebuah keheningan hangat menyelimuti mereka. Ada pengertian tanpa kata antara dua makhluk yang, meskipun berbeda asal dan tujuan, kini terhubung oleh kepedulian yang sama untuk satu manusia biasa.
"Dan bagaimana denganmu, [Name]?" Tanya Carlisle, suaranya lembut nyaris khawatir. "Aku melihat kau juga memiliki kedekatan dengan Bella. Kau melindunginya dengan sangat serius."

[Name] tersenyum kecil, memandang vampir yang sudah beberapa lama ini dia kenal dengan mata yang penuh arti. "Bella adalah orang yang baik, meskipun keras kepala. Dan mungkin, aku merasa ada sesuatu yang berbeda saat aku berada di sini. Di dunia kalian."

Carlisle memperhatikan ekspresi [Name] dengan cermat. Ada sesuatu yang menarik dari cara bicara [Name], sesuatu yang dalam dan penuh makna, meski sulit dimengerti. Percakapan mereka malam itu membawa mereka ke arah yang lebih dekat, tanpa kata-kata yang terlalu banyak, hanya rasa saling memahami yang perlahan tumbuh.

Namun tiba-tiba, tatapan [Name] berubah. Matanya sedikit membelalak, seolah merasakan sesuatu yang tak terduga.

"[Name]? Ada apa?" Carlisle bertanya dengan nada cemas.

[Name] menundukkan kepalanya, mendengar suara yang bergema dalam kepalanya, suara Bella yang memanggil namanya dengan panik. Panggilan yang jelas dan penuh rasa takut.
"Bella," gumamnya dengan nada serius. "Dia memanggilku," lanjutnya dengan ekspresi yang mulai tegang. Tanpa berpikir panjang, [Name] berdiri dan bersiap untuk pergi.

Carlisle mengerutkan kening, kebingungan. "Kau mau ke mana?"

[Name] menatap Carlisle dengan tatapan tegas. "Bella, dia dalam bahaya. Aku bisa merasakannya. Aku harus pergi ke tempat dia berada."

Rasa khawatir muncul di wajah Carlisle, namun tanpa ragu, dia juga bangkit berdiri. "Kalau begitu, aku ikut. Bella adalah tanggung jawab keluargaku juga. Dan.. aku tak ingin membiarkanmu pergi sendirian."

Sejenak, [Name] terdiam, sedikit terkejut atas tekad Carlisle. Meskipun ini bukan sesuatu yang dia rencanakan, namun itu akan dia pikirkan nanti. Untuk sekarang, menyelamatkan Bella adalah misi paling utama. Mereka berdua, masing-masing makhluk astral dengan kekuatan yang luar biasa, kini bersiap untuk menghadapi ancaman yang mungkin membahayakan Bella.

Tanpa banyak kata, mereka bergerak cepat menuju ke tempat di mana [Name] merasakan keberadaan Bella.

---

"BELLA!!"

Kedua mata [Name] terbelalak saat dia melihat apa yang terjadi di depannya. Di dalam sebuah ruang balet, di sana bella tergeletak dengan darah mengalir dari paha nya, dan dari kepalanya. Dan yang lebih darurat, sebuah luka gigitan di tangan kanannya.
Tanpa berpikir panjang, [Name] langsung melesat dan memegang badan wanita itu yang sekarang kejang-kejang karena racun vampir yang sudah mulai masuk ke tubuh nya. "Sialan!"

Di sekitarnya, Carlisle sedang menenangkan Edward, dan ada Emmett serta Jasper yang sekarang memegang James. Sementara Alice ada di samping nya, berusaha memanggil-manggil Bella. "Dia kehilangan banyak darah," Carlisle berucap setelah dia berada di samping [Name] bersama Edward.

"Alice! Ayo lakukan!" Emmett berteriak sambil menahan James, sementara Jasper sudah menyiapkan kayu-kayu dari lantai yang hancur.

"Diam!" Namun [Name] memberhentikan Alice dengan suara yang kencang, membuat semuanya yang disitu terdiam. Sialan, dia tidak bisa menahannya lagi, semua ini membuat nya marah. "James, kau lupa apa yang ku peringatkan ya..." Ia menggeram lalu hanya dalam sekejap mata, [Name] sudah berada di depan vampir yang sudah mencelakai Bella.

Matanya berubah menjadi hitam legam dan di bawah mata yang kelam itu, tampak urat-urat gelap menyerupai retakan seolah-olah kegelapan dalam dirinya mencoba keluar melalui kulitnya. Kuku merah nya seketika bertumbuh panjang, membentuk cakar tajam, seketika itu juga [Name] menusukkan itu ke perut James, yang membuatnya berteriak kencang. "Sudah kubilang bukan, kalau kau menyentuh Bella, aku akan pastikan kematian mu sangat menyakitkan."

Emmett, Jasper, dan Alice melihat dengan horor ketika [Name] mulai mengoyak tubuh vampir itu dengan kedua tangannya langsung. Sementara Carlisle dan Edward fokus untuk mencegah Bella berubah.
"Akan ku pastikan kau pergi ke neraka, James." [Name] lalu dengan mudahnya membawa James yang sudah lemas ke atas hanya untuk mematahkannya menjadi dua seperti batangan kayu sebelum dia melemparkan tubuh itu ke lantai sampai hancur dan menciptakan api dengan tangannya untuk membakarnya.

Saat sudah selesai, hanya keheningan yang ada, dengan suara napas Bella yang tersengal-sengal saat Edward mengeluarkan racun nya. [Name] tersadar, dan langsung kembali ke Bella, dengan sudah merubah penampilannya lagi. "Bella, Bella.., Edward! Cukup! Kau akan menghabisinya!"

---

Semua berjalan terasa sangat cepat. Hari sudah berganti, dan Bella berhasil terselamatkan. Dan juga sudah aman, tertidur dan dirawat di rumah sakit. Apalagi Edward sekarang bersamanya, bahkan dia menolak pergi barang sedikitpun dari ruangan tempat di mana Bella di rawat.

Ibu Bella, Reneé datang. [Name], ia sekarang berada di koridor rumah sakit, tepat di samping sebuah vending machine, menyandarkan tubuhnya ke dinding dengan kedua tangan dilipat di dada. Ia sedang larut dalam pikiran nya, namun masih tersadar saat Carlisle, yang sekarang memakai jubah putih dokter nya itu menuju ke tempatnya berdiri.

"Kau tidak apa-apa, [Name]?" Tanya Carlisle dengan raut wajah yang.. khawatir? "Aku.. masih tidak tau mau berkata apa." Lanjutnya.

[Name] mendengus pelan, tahu betul apa lagi vampir itu maksud. "Yah, mungkin setelah ini aku harus menjelaskan semuanya kepada anak-anak mu itu," ujarnya dengan nada santai. "Bahwa aku ini adalah seorang iblis, yang dikirim dari neraka untuk melindungi Bella. Wow, sungguh cerita yang menarik."

Carlisle terdiam, tidak biasanya dia seperti ini. Pria itu memang pendiam, tapi ia selalu tersenyum, setidaknya setiap kali di depan [Name]. "Bella, apa dia tau kalau kau itu.. iblis?" Tanyanya yang di jawab gelengan kepala oleh [Name].
"Lalu, bagaimana kau akan menjelaskan kepadanya?"

"Bagaimana? Ya tentu saja dengan terus terang. Atau mungkin dia bisa tau sendiri, kau juga tau berapa pintarnya manusia itu." Jawaban nya itu bahkan membuat dirinya sendiri terkekeh. "Tenang saja, aku sudah memikirkan kemungkinan itu dari lama. Kau sekarang pikirkan saja bagaimana menyembuhkan Bella dengan cepat."

Satu alis Carlisle terangkat, tanda dia bingung dengan perkataan [Name]. "Dengan cepat? Memangnya akan ada apa?"

"Oh, dasar kau pak tua. Kan beberapa hari lagi akan ada acara prom di sekolah."

Deal With the Devil [Twilight Saga x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang