A Little Sneak Peek : Midnight Encounter

369 64 3
                                    

Malam di Forks terasa sunyi, hanya suara angin yang berdesir lembut di antara pepohonan hutan di belakang rumah Charlie. Di dalam rumah, Charlie dan Bella sudah tertidur, hanyut dalam keheningan malam dan mimpi. Namun, bagi [Name], malam baru saja dimulai.

Setelah memastikan bahwa seluruh rumah dalam keadaan aman dan tertutup, ia melangkah keluar, merasakan udara malam yang dingin menyentuh kulitnya. Ada sesuatu yang memanggilnya malam ini. Atau lebih tepatnya, seseorang. Seseorang yang tidak dapat dia abaikan meski keinginannya sendiri bercampur aduk dengan rasa enggan yang tak terucap.

Tanpa suara, [Name] melesat memasuki hutan, mengandalkan kecepatan dan instingnya untuk menavigasi jalan di tengah kegelapan. Dia hapal betul aroma khas yang memandu langkahnya, wangi yang tak mungkin salah dia kenali, aroma vampir yang satu ini. Meski dirinya enggan mengakuinya, aroma itu terasa.. berbeda. Mungkin itu yang membuatnya, malam ini, berada di sini.

Setelah beberapa menit bergerak dengan cepat, akhirnya ia berhenti. Di sana, di tengah hutan yang sunyi dan diterangi cahaya rembulan, berdiri sosok yang tampak sudah menunggu.

Carlisle.

Pria itu berdiri dengan tenang, sedikit tersenyum saat melihat kedatangan [Name], seolah tak terkejut sama sekali. Atau mungkin, dia juga sudah menunggu kedatangan nya. "Sepertinya aku tidak perlu mencari jauh-jauh untuk menemukanmu," ujar Carlisle dengan nada ramah namun penuh arti. Matanya memandang [Name] dengan ketertarikan yang samar.

[Name] hanya mendengus kecil, melipat tangannya di dada. "Kau terlalu mudah ditemukan dengan aroma vampir khasmu yang tidak biasa itu," katanya, suaranya dingin dan sedikit sarkastik.

Carlisle mengangguk pelan, menerima komentar itu tanpa tersinggung. "Dan kau menarik perhatian lebih banyak daripada yang mungkin kau sadari, [Name]. Aku penasaran, siapa sebenarnya dirimu?"

[Name] menatap Carlisle dengan mata tajam, bibirnya melengkung membentuk senyum tipis yang misterius. Ia tidak akan mengungkapkan semuanya begitu saja, tentu saja, tapi ia juga tidak menahan diri sepenuhnya. "Mungkin aku hanyalah seseorang biasa yang terjebak di kota kecil yang dipenuhi dengan puluhan makhluk tidak biasa. Atau mungkin aku lebih dari itu."

Carlisle tertawa kecil, langkahnya mendekat sedikit ke arah [Name]. "Aku sudah hidup cukup lama untuk bisa mengenali kekuatan saat aku melihatnya," katanya dengan nada rendah. "Dan dari apa yang kulihat, kekuatanmu jelas lebih istimewa dari kami semua."

[Name] hanya tersenyum, pandangannya penuh teka-teki. "Istimewa, ya? Mungkin aku memang bukan manusia biasa. Tapi kurasa itu bukan sesuatu yang perlu kau ketahui. Setidaknya untuk sekarang."

Carlisle mengamati [Name] dengan ekspresi penuh minat, matanya berkilat penuh rasa ingin tahu yang nyaris terlihat menyala di bawah cahaya bulan. "Kau menyimpan banyak rahasia, [Name]. Dan aku menduga, kau lebih kuat daripada yang kau biarkan orang-orang ketahui."

[Name] mengangguk sedikit, menahan diri untuk tidak menunjukkan terlalu banyak. "Kau cukup pintar untuk bisa merasakannya. Tapi biarkan aku memperingatkanmu," dia berkata dengan nada rendah dan sedikit menantang, "jangan menganggap enteng diriku, Carlisle."

Carlisle menatapnya dengan senyum yang penuh pengertian. "Aku tidak pernah menganggap enteng seseorang, terutama yang sepertimu." Pria itu terdiam sejenak, sebelum melanjutkan, "Namun, aku harus bertanya, kenapa kau begitu tertarik padaku? Atau mungkin, lebih tepatnya, apa yang membuatmu memilih untuk datang padaku malam ini?"

Pertanyaan itu membuat [Name] terdiam sejenak. Dirinya menyadari bahwa, meski rasa enggan memenuhi hatinya, ia tak bisa sepenuhnya menepis ketertarikannya pada Carlisle. Vampir ini berbeda, dia bukan hanya makhluk yang berjalan di kegelapan, tapi juga sosok yang.. anehnya, menenangkan. Tapi iblis itu lebih baik mati daripada mengakuinya.
"Aku hanya ingin memastikan.. bahwa vampir yang satu ini tidak akan membawa masalah bagi orang-orang yang kukenal," jawabnya, nadanya sedikit berbelit, mencoba untuk tetap mempertahankan sikap angkuhnya.

Carlisle hanya mengangguk dengan tenang, tapi senyuman di wajahnya menunjukkan bahwa ia tahu ada alasan lain di balik sikap [Name]. "Kau peduli pada orang-orang di sini, lebih dari yang ingin kau akui, bukan?" tanyanya dengan nada lembut.

[Name] mendengus pelan, lalu menoleh ke arah lain. "Mungkin. Tapi jangan berharap aku akan mengatakan apapun lebih dari itu."

Carlisle menatapnya dengan lembut. "Aku menghargai kejujuranmu. Dan terlepas dari apa yang kau pikirkan tentang vampir, aku menghormati kekuatan dan integritasmu. Dunia ini penuh dengan rahasia, namun aku merasa bahwa keberadaanmu di sini membawa keseimbangan tersendiri."

Kata-kata Carlisle menyentuh sisi lain di dalam diri [Name], sisi yang jarang, bahkan hampir tidak pernah ia izinkan muncul ke permukaan. Namun, ia tetap mempertahankan ekspresi dingin, meski ada sedikit kilatan kelembutan di matanya. "Kau cukup pintar untuk vampir. Mungkin itu sebabnya aku tidak sepenuhnya keberatan berada di sini," gumamnya, nyaris seperti sebuah pengakuan.

Carlisle mengangguk, senyum ramahnya kembali. "Aku senang mendengarnya. Mungkin kita bisa mengenal satu sama lain lebih jauh, di luar segala kecurigaan yang mungkin kita miliki."

[Name] hanya menatap Carlisle, lalu mengangguk kecil. "Kita lihat saja nanti, sejauh mana ini akan berlangsung."

Keduanya berdiri dalam keheningan, saling memandang tanpa berkata-kata lebih lanjut. Ada sesuatu di antara mereka-sesuatu yang tidak mereka ucapkan, tapi terasa nyata, sebuah ketertarikan yang perlahan menyatu di dalam keheningan malam Forks.

Dan untuk pertama kalinya, [Name] merasa bahwa keberadaan vampir mungkin tidak seburuk yang ia bayangkan.

Deal With the Devil [Twilight Saga x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang