10

4.7K 320 46
                                    




Saat ini hari minggu dan Vano sedang termenung di dalam kamarnya ia sedang memikirkan bagaimana caranya membongkar kejahatan Clara.sebenarnya mudah saja jika vano ingin membongkar kejahatan Clara namun bukankah itu tidak seru jika melihat Clara langsung menderita, karena sekarang ia sudah tidak bisa meminta bantuan sistem nya jadi dia hanya mampu mengandalkan otaknya sendiri.

Kalau ada yang nanya kemana sistem jawabannya, ya author juga tidak tau.

Vano berjalan kearah lemarinya, vano membuka lemari baju itu dan mencari-cari sesuatu di sana hingga ia menemukan sebuah kotak hitam.

Vano mengeluarkan kotak itu dari sana dan membawanya ke atas ranjang nya.

Vano terlihat membuka kotak itu dan saat kotak itu terbuka terlihat ada sebuah belati di sana yang terukir dengan indah dan di gagang belati itu tertulis nama dev yang merupakan nama depan vano.

Perhatian vano teralihkan kearah sebuah handphone yang terlihat sudah lama tidak tersentuh namun juga tidak berdebu karena vano menyimpan nya dengan baik.

Vano mengambil handphone itu dan mencoba untuk menghidupkan nya dan ternyata handphone itu masih hidup.

Vano terlihat mengotak-atik handphone itu dan membuka aplikasi kontak dan memindai salah satu nomor yang ada di sana.

Tutt.. Panggilan tersebut langsung di angkat oleh orang yang ada di sebrang sana.

"Dev apa kau akhirnya menyerah he??" Ucap orang di sebrang sana dengan terkikik.

"Malam, markas" Ucap vano singkat lalu mematikan handphone nya tanpa menunggu jawaban dari orang yang di sebrang sana.

'Bermain-main sedikit pasti seru' batin vano yang saat ini berdiri di balkon kamarnya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.





Di sisi lain.

"Hahahaha sudah aku duga kelinci itu tidak akan bisa menghindar dari ku" Tawa orang itu terdengar menggelegar di ruang gelap itu sehingga mampu membuat semua bawahannya menunduk takut.

"Malam ini kumpulkan semua anggota di markas keponakan kesayangan ku akan datang kembali" Ucap orang itu kepada tangan kanannya yang langsung di turuti oleh orang itu.

"Baik mr." Jawab orang itu dengan menunduk hormat.




Malam harinya vano turun dari kamar nya dengan menggunakan pakaian serba hitam.

Seluruh keluarga xfiers yang sadang duduk dan bercanda di ruang tengah pun langsung mengalikan perhatian mereka saat mendengar suara langsung kaki yang berjalan menuruni tangga.

Semua langsung memandang vano dengan tatapan terkejut dan terpesona karena vano sekarang memakai celana jeans hitam, dan kaos putih yang di padukan dengan jaket kulit berwarna hitam sehingga membuatnya terlihat tampan namun juga imut secara bersamaan.

"Mau kemana lagi kamu vano!! Apa kau ingat membuat masalah lagi di luar" Ucap mahendra setelah sadar dari keterdiaman nya.

Vano yang sedang berjalan menuju pintu pun langsung menghentikan langkahnya dan berbalik menatap seluruh keluarganya yang menatapnya dengan pandangan menelisik.

"Sejak kapan anda perduli dengan saya tuan xfiers bukankah kau selalu mengabaikan saya jadi buat apa sekarang anda perduli dengan saya" Ucap vano menusuk dengan nada dingin dan tatapan datarnya hingga mampu membuat ayah dan ketiga abangnya terdiam.

Setelah vano mengucapkan kalimatnya ia kembali melangkah kan kaki nya meninggalkan semua orang yang sedang terdiam.

"Vano mau kemana apa ara boleh ikut" Pinta Clara.

antagonis licikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang