Semuanya tampak indah, apakah aku hanya sekedar berkunjung atau menetap di sini untuk selamanya? Sampai tubuhku hanya tersisa kerangka. Namun, kalaupun hanya berkunjung bukankah terlalu singkat, dunia bawah laut ini terlalu indah untuk ditinggalkan secepat itu.
Makhluk-makhluk kecil ini mengerumuni-ku, apakah mereka penasaran dengan perjalanan yang aku alami hingga bisa sampai pada rumah mereka?
Biarkan aku menceritakan kisahnya, secara singkat. Aku juga berharap kalau kalian bisa membawa suaraku kepermukaan atau menggunakan cara apapun agar Awan, Mawar, dan orang-orang mampu mendengarnya.
Jiwaku tak pernah sudi jika raganya akan kembali pada daratan itu, kehidupan dibawah ini sudah cukup baik. Bukankah mereka sendiri mengatakan kalau aku ini pantas mati, mereka ingin aku menghilang dari pandangan mereka untuk selamanya dan dengan cara mereka sendiri, mereka melakukannya.
Di sini aku bertemu dengan Bapak dari sahabatku, saat pertama kali menyentuh karang dia sudah ada; wajahnya biru dan bibir pucat-nya tersenyum tipis padaku.
"Selamat datang, perjalanan untuk sampai di sini pasti melelahkan," ujarnya.
"Kita tidak akan pernah kembali."
Perlahan aku mulai bersuara, meskipun rasanya tenggorokanku sakit seperti ada tali yang melingkarinya dan mengikatnya dengan kencang. Semakin banyak makhluk-makhluk kecil yang berdatangan dan mereka semua menciumku, mungkin merasa kasihan kepadaku.
Aku akan menceritakannya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lumpuh || Masa Revisi
Short Story[JANGAN DICOPY, HARGAI PENULISNYA] Bagi Karam, dirinya bagai manusia yang lahir kembali dengan keadaan cacat. Seumur hidup dihabiskan dengan duduk pada kursi roda, itu menyedihkan. Dalam mimpinya ketika tertidur, Karam selalu melihat dirinya mengena...