3. Semakin Dekat

3.4K 201 4
                                        

Salena mengerjapkan mata nya, yang pertama di lihatnya langit-langit bercat putih, dia mulai melihat ke sekelilingnya, dia berada di kamar biasa yang digunakan setiap di panti. Namun netra nya melihat seorang lelaki yang sedang meneguk minuman botol di sudut ruangan.

 Namun netra nya melihat seorang lelaki yang sedang meneguk minuman botol di sudut ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lian akhirnya menyadari bahwa Salena sudah siuman

"Sal" Lian dengan sigap membantu Salena yang berusaha bangun

"Senderan dulu aja"Lian membantu menyusun bantal untuk menjadi sandaran Salena

dan membantunya minum.

"Lian thank you ya, lagi-lagi lu nolongin gue"

Sebelum Lian menjawab terdengar suara Nabila yang menginterupsi kebersamaan mereka

"Salena astagaa..... lu kenapa sih udah tau trauma ruangan gelap sama sempit, kenapa nekad masuk gudang..." cerocos Nabila

"Coba kalo misal Lian gak lewat gudang, gak bisa bayangin gue gimana nasib lu..."

"Sal jangan jangan ini.........."

"Nab..." Salena memotong ucapan Nabila sambil menggeleng pelan, sampai akhirnya Nabila mengatupkan bibir nya.

"Lu okee kan Sal ?" tanya Aro yang berdiri di pintu kamar

"Aman kok, maaf ya jadi bikin heboh pasti"

"Nanti gue anterin pulang Sal" ucapan Lian yang tiba-tiba membuat ketiga orang itu menatap Lian

"Lu kan bawa motor Li, masa nganterin Salena pake motor" ucap Aro

"Gue yang nyetir mobil Salena, motor gue lu yang urus"

Aro dan Nabila saling pandang dan tersenyum menggoda Lian dan Salena.

☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪

Salena dan Lian sudah berada di mobil, Salena yang masih merasakan pening di kepala nya hanya diam dan menyenderkan kepala nya pada kaca mobil, beberapa detik kemudian dia menyadari bahwa Lian tak kunjung menjalankan mobilnya. Sampai akhirnya dia menoleh, wajah Lian tepat di depan wajahnya.

"Ini kenapa Lian maju maju begini" tanya nya dalam hati

Srekkk

"Seatbelt nya dipake dulu" ucapnya sambil mengatur seatbelt gue. Setelah bunyi klik, tanda seatbelt terpasang rapih, dia baru menjauhkan badannya.

Namun detik selanjutnya Salena kembali menahan napas ketika Lian mengatur sandaran kursi untuk lebih mundur, otomatis badan gue setengah merebah.

"Dibawa tidur aja Salena, nanti gue bangunin pas sampe" ucap Lian sambil menyampirkan jaket hitamnya di badan gue.

"Salena... napas" ucap Lian kembali

Huh.... Salena menghembuskan nafas nya sambil menahan detak jantungnya supaya tidak terdengar oleh Lian.

Sal, MaafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang