9. Alina Putri Adiwangsa

3.9K 215 23
                                    

Lian mulai mengerjapkan matanya, dia melirik ke samping, Salena yang masih tertidur dengan tenang dalam dekapannya, entah jam berapa tepatnya mereka selesai bermain. Muncul sedikit rasa penyesalan di hati Lian. Dia mengelus lembut kepala Salena, "Sal, maaf" ucapnya dalam hati.

Memori dengan Salena terbayang olehnya, percakapan keduanya ketika berada di pantai beberapa waktu lalu.

"Sal"

"Hmmm"

"Kalo nanti aku ternyata orang jahat gimana?"

"Gak mungkin"

"Kok gak mungkin ?"

"Kan aku yang rasain kalo kamu baik"

"Kalo ternyata aku jahat ?"

"Aku maafin"

"Aku jahat banget banget banget ?"

"Aku yakin pasti ada alasan kenapa kamu jahat ke aku"

"Jangan terlalu percaya sama aku sayang"

"Dalam suatu hubungan kan perlu ada saling percaya Lian"

Lian beranjak dari tidurnya dengan hati-hati, mencium kepala Salena dan membetulkan selimut untuk menutup tubuh Salena yang masih tak berbusana, lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lian beranjak dari tidurnya dengan hati-hati, mencium kepala Salena dan membetulkan selimut untuk menutup tubuh Salena yang masih tak berbusana, lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Waktu menunjukan pukul 09.00 WIB, Salena menggeliat di bawah selimut dan mulai membuka matanya. Melirik ke samping nya.... kosong....

Salena mulai bangun dari tidurnya berniat untuk membersihkan badannya.

"Awhssss.....sakit..." perihh sangat sangat perih, itu yang dia rasakan pada bagian bawah nya.

Salena melilitkan selimut dibadannya, mencoba turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi meskipun terseok-seok.

Salena menangis dibawah shower, menyesali semua yang telah terjadi tadi malam, kenapa dia teruskan, kenapa dia tidak mengontrol diri nya.

"Tuhan hikss.. maaf...Ayah....hikss... ibu maafin aku....hengshhh... gagal jaga diri....ngecewain kalian"

"Bang Gavin....bang Marvin maaf hikss....."

Salena terus menangis, dada nya terasa sesak sekali, dia bingung setelah ini akan seperti apa, kemungkinan negatif bermunculan di otaknya.

Salena keluar kamar dengan mata yang sembab, dia melihat ada sepiring nasi goreng di meja makan, bersama sebuah note.

"Aku ada meeting Sal, maaf gak bangunin kamu, kamu terlihat sangat lelah, jangan lupa sarapan ya"

Dari Lian rupanya, jujur Salena merasa seperti perempuan panggilan, ditinggal begitu saja setelah dipakai. Namun Salena segera menepis pikiran negatif nya, mungkin memang Lian perlu menghadiri meeting yang sangat penting. Salena memandang tak minat nasi goreng di depannya, dia hanya meminum segelas air lalu pergi meninggalkan apartemen Lian, menuju ke kampus nya.

Sal, MaafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang