Extra Part 2

4.2K 304 17
                                    

Cerita sebelah jangan ditungguin up malem ini ya soalnya draft nya abis💆‍♀️ baru pulang dari aktivitas duniawi, ini dulu sebagai ganti nya 🙏🏻

Pernikahan Salena dan Lian kini memasuki bulan ketiga. Kehidupan rumah tangga mereka diwarnai kebahagiaan, meski sesekali ada perdebatan kecil yang justru mempererat hubungan mereka.

Pada suatu malam, adik melihat iklan di televisi, adik memang hanya diperbolehkan menonton di akhir pekan, dan ini malam minggu, adik melihat tentang set Lego terbaru dengan tema petualangan yang sangat menarik. Dengan penuh semangat, ia berlari menghampiri orang tua nya yang duduk di tak jauh darinya, untuk memberitahu tentang lego.

"Ayah! Aku lihat di TV tadi ada Lego petualangan terbaru. Aku mau yang itu, Ayah! Boleh, kan?" ujar Adik dengan mata berbinar.

"Tentu, sayang! Besok Ayah beli, ya," jawab Lian sambil tersenyum.

"Mas, tunggu dulu. Kamu serius mau belikan dia Lego itu? Kamu tahu harganya berapa?" tanya Salena dengan nada heran.

"Iya, emang agak mahal, tapi kan adik suka. Lagipula, ini bisa jadi hadiah kecil untuknya," balas Lian santai.

"Hadiah kecil? Mas, dia baru saja dapat mainan baru bulan lalu. Kita nggak bisa terus-terusan menuruti semua yang dia mau," kata Salena, suaranya mulai meninggi.

"Ibu, adik janji bakal rajin belajar kalau dibelikan Lego itu..." sela Adik, mencoba membujuk.

"Sayang, Ibu tahu adik mau Lego itu. Tapi kamu harus belajar untuk menunggu dan menghargai apa yang kamu punya sekarang. Kita nggak bisa selalu beli sesuatu setiap kali kamu minta," ujar Salena lembut, tetapi raut wajahnya tampak tegang.

"Sal, aku tetap akan belikan dia Lego itu. Aku nggak lihat apa masalahnya. Kita mampu, dan aku nggak mau adik kecewa," kata Lian tegas, menatap Salena dengan alis berkerut.

"Mas, ini bukan soal mampu atau gak. Ini soal mengajarkan dia menghargai usaha. Kalau kamu terus seperti ini, adik nggak akan belajar apa pun tentang kesabaran atau tanggung jawab," balas Salena, suaranya semakin tinggi.

"Kenapa kamu selalu berpikir terlalu jauh, Sal ? Anak kita ini cuma mau Lego. Apa salahnya bikin dia bahagia?" ujar Lian, nada bicaranya kini mulai terdengar kesal.

"Bahagia? Kamu pikir dengan menuruti semua permintaannya itu cara membahagiakan dia? Kamu hanya memanjakan dia, Lian! Dan itu bukan cinta," kata Salena dengan nada tajam.

"Aku nggak akan biarkan kamu membuat dia sedih hanya karena kamu terlalu keras. Kalau kamu nggak mau dukung, biar aku saja yang urus," jawab Lian sambil berdiri.

Lian mendekati adik, menggendongnya dengan penuh perlindungan. "Ayo, adik, kita pergi dari sini sebentar," katanya sebelum berjalan menuju kamar adik.

Salena tertegun, menatap punggung Lian yang menjauh. Hatinya terasa sesak melihat suaminya lebih memilih pergi daripada mencoba mendiskusikan masalah ini. Ia menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri, tetapi rasa kecewa jelas tergambar di wajahnya.

Di dalam kamar, Lian mendudukkan adik di tempat tidur dan memeluknya erat. "Ayah akan selalu ada buat kamu sayang Jangan sedih, ya," bisik Lian lembut, berusaha menenangkan putrinya yang terlihat bingung dan cemas.

 "Ayah akan selalu ada buat kamu sayang Jangan sedih, ya," bisik Lian lembut, berusaha menenangkan putrinya yang terlihat bingung dan cemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sal, MaafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang