15. Dhia

2.9K 284 16
                                    

Tencyuuuu terharu banget cerita ku bisa diterima dengan baik😭 Terima kasih semua yang udah berkenan baca cerita ini💙 Yang rajin vote yang rajin komen juga, mood ya Allah...

Lian terlihat terduduk di sebuah kursi taman belakang rumahnya sambil menyesap sebuah rokok, dia masih memikirkan mengenai rasa risau di hati nya... masih... masih sangat kuat rasanya...
"Apakah ada hal yang sedang terjadi ?" Batinnya

Tiba-tiba dari arah belakangnya seseorang menepuk pundaknya

Lian menoleh dan melihat seorang anak kecil yang menatapnya sambil tersenyum

"Loh kamu siapa ?" Tanya Lian dengan bingung

Ini sudah larut, apakah ada yang bertamu ke rumah dan membawa anak kecil ini ? Atau ada yang menginap ?

Anak perempuan dengan kulit putih bersih, pipi bulat, mata yang menyipit dan senyum di bibirnya yang seperti bulat sabit, terkadang terlihat seperti dirinya, tapi terkadang mirip seseorang yang Lian pun bingung siapa....

Lian membuang puntung rokok yang diapitnya, tidak baik sekali dia merokok di depan anak kecil.

"Ayah...." ucap anak perempuan itu

"Ayah ?" Tanya Lian bingung

Cup... anak perempuan itu mengecup pipi kanan Lian kemudian berbalik dan berlari pergi..

"Heii.... tunggu..." teriak Lian sambil mengejar anak perempuan itu

Tapi anak itu sudah tidak terlihat lagi... tiba tiba semua yang di sekitar nya berwarna hitamm ...

"HUH...."

Lian terlihat terduduk di ranjangnya dengan peluh yang memenuhi keningnya...

Mimpi macam apaa tadi ? Kenapa ada anak yang menyebutnya ayah ? Siapa anak itu ?
Lian mencoba mengingat ngingat kembali wajah anak itu.. namun dia melupakan wajah itu... hanya suara anak kecil itu yang terasa terekam jelas di telinga nya...

Ayah Ayah Ayah

"Ian..."
Lian tersentak kaget...

Terlihat mama nya berdiri diambang pintu, "Ian...kenapa Nak ? Mimpi buruk sayang ?"

"Hah ? gak kok ma..kenapa ma ? Tumben pagi pagi ke kamar Ian.."
"Kita sarapan bersama sayang, papa juga ada yang mau dibicarain sama kamu katanya."

"Ian mandi dulu ya ma..."

"Iya sayang mama tunggu di bawah ya"



Keluarga Adhyastha terlihat sedang sarapan bersama...

"Ian papa minta tolong gantikan papa untuk melakukan kesepakatan bisnis kita dengan salah satu kolega papa di London.."

"Loh Pa tumben biasanya kesepakatan bisnis di Eropa papa yang harus turun tangan.."

"Papa terlanjur ada appointment dengan dokter jantungnya Ian, memang papa ini sangat perfeksionis terkait bisnis nya di Eropa, tapi mama yang bujuk papa mu supaya tetap prioritasin kesehatannya dulu."ucap Nyonya Rani

Lian mengangguk mengerti, kalo itu alasannya tentu Lian akan bersedia, ini untuk kesehatan papa nya juga.

"Papa sudah minta Aro buat menemani kamu kok."

"Lian sama Aditya aja Pa, Aro kayanya harus selalu siaga, karena kehamilan Nabila udah semakin besar..."

"Justru Aro yang nawarin diri, terus Nabila juga katanya yang nyuruh Aro ikut sama kamu."Jawab Tuan Adhyastha

Sal, MaafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang