Kata orang-orang setiap momen pernikahan adalah sebuah impian. Berbeda dengan Kayara, dia lebih sibuk memikirkan untuk mencari tahu adik Mamanya. Bukan untuk meminta hal aneh-aneh, melainkan meminta menjadi wali pernikahannya. Apa salah?.
Dan makin hari kian bertambah saja cobaan demi cobaan calon pengantin.
Kemaren cobaannya Rasyid jatuh dari pohon mangga mpok Nina, tadi pagi cobaannya Rasyid di patuk ayam mpok Hindun.
Eh, itu termasuk cobaan apa nasib jelek Rasyid?
Ah tidak tahu, yang jelas Kayara pusing.
Konsep pernikahan sudah mereka bahas, dan itu lumayan menarik. Mereka berdua benar-benar memilih konsep pernikahan yang sederhana. Cukup mengundang keluarga dan tamu undangan yang di kenal dekat saja.
Dan Kayara menyetujuinya.
"Dok!!" Kayara menoleh tat kala suara Syarief yang begitu terdengar kencang. "Sibuk engga?"
"Ada masalah?" Kadang Syarief selalu takjub pada calon istrinya Rasyid ini, bukan jawab, melainkan langsung bertanya intinya.
"Anu Dok, itu bang Rasyid." Oke, drama di mulai. Mari Kayara siapkan tenaganya untuk menyeret Rasyid. Apa lagi yang di lakukan Rasyid, tidak ada habisnya membuat Kayara pusing.
"Kenapa? Kejedot pintu mpok Alpa?"
"Bukan Dok."
"Lalu?"
"Berantem sama RT kampung sebelah."
Rahang Kayara hampir saja jatuh kalau dirinya tidak sadar. Untung saja Kayara memiliki kesadaran yang cepat. Apa katanya, berantem? Tidak ada hal yang mengejutkan selain berantem? Bisa-bisanya Rasyid ya Allah.
Istighfar Kayara.
"Bawa saya ke sana, sekarang." Syarief mengangguk takut, dan sebenarnya ini ide Syarief sendiri mengadu pada Kayara. Mau bagaimana lagi? Rasyid jauh lebih takut pada Kayara daripada warga.
Kadang-kadang memang Rasyid ini.
Dan begitu Kayara sampai di tempat tujuan, benar saja dia melihat Rasyid tengah berdiri dengan gaya selangit nya.
Dejavu.
Kayara merasa dejavu kala melihat Rasyid berdiri di atas meja. Mana warga sedang ramai begini, pilihan apa lagi untuk menyeret Rasyid. Benar, memang tadi Rasyid mengatakan kalau dirinya ingin menghadiri perlombaan antar warga. Lalu kenapa tiba-tiba jadi bermusuhan?
Yang musuhan Rasyid dan RT kampung sebelah, justru warganya anteng-anteng saja.
"Tuh Bahru, coba kalau lo tadi dengerin saran gue. Kagak bakal begini anjir!?"
"Lo jangan seenak kepala main nyalahin gue, ini juga murni kesalahan lo."
"Mana ada? Gue selalu benar, ya." Kata Rasyid yang mengebu-gebu. "Gue selalu benar, yang salah lo."
"Heh RT lapuk, dengar ya. Salah ya salah, mana ada maunya benar"
"Terserah gue dong. Gue ini yang bilang, bukan lo. Mau apa lo? Iihh iri."
"Kagak ada sejarahnya gue iri sama RT lapuk."
"Sadar diri Bahru, lo juga belum nikah." Sesaat Rasyid terdiam. Sebentar, bukannya waktu itu dia mendengar kalau Bahru sudah menikah? Lalu kenapa mulutnya bilang sama saja dengan dirinya? Ya ampun Rasyid salah ngomong. "Maksud gue, daripada lo duda karatan."
Para warga ramai tertawa. Memang Rasyid ini, ada saja gebrakannya.
Kayara hampir saja menyemburkan tawanya. Sayangnya Kayara masih bisa menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYID
HumorDi tengah gempuran orang-orang yang banyak memilih menikah muda, Rasyid masih asik jadi RT. Masih senang main sama kucing yang di beri nama Jesica. Kenapa belum menikah? Baginya, belum waktunya untuk bertemu dengan orang yang tepat. Entah bagaima...